Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 30 Mei 2015

HR Tritunggal Mahakudus, tahun B



Allah Kita adalah Esa dalam Tiga Pribadi

Bacaan Pertama: Ul. 4:32-34.39-40
Allah bangsa pilihan meyakinkan Musa bahwa Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi. Allah yang berkuasa berusaha menyelamatkan umat pilihan-Nya dengan memberikan berkat berlimpah di tanah terjanji. Bangsa pilihan dituntut untuk setia pada perintah Allah demi keselamatan mereka.

Bacaan Kedua: Rm. 8:14-17
Allah yang berkuasa adalah Allah yang dipanggil Bapa karena dalam Putera Tunggal-Nya, kita diangkat sebagai anak Allah. Allah pun masih berkenan memberikan Roh Kudus-Nya yang menjadikan kita layak menjadi ahli waris Allah.

Bacaan Injil: Mat. 28: 16-20

Bacaan dari Injil Matius ini merupakan ringkasan kisah kebangkitan Yesus, sekaligus menjadi penutup Injil Matius dan inti perutusan Yesus kepada para murid-Nya. Kisah penampakan Yesus yang telah bangkit kepada kesebelas murid-Nya ini merupakan penegasan atas penampakan yang terjadi sebelumnya. Kesebelas murid mengikuti kata-kata yang disampaikan malaikat kepada para perempuan yang mengunjungi makan Yesus bahwa Yesus akan mendahului murid-murid-Nya ke Galilea (lih. Mat. 28:7). Galilea merupakan daerah asal dari sebagian besar para murid Yesus. Galilea dipilih juga karena wilayah ini luas dan jauh dari pantauan pihak kekaisaran Romawi serta pengelola Bait Allah.
Penampakan Yesus di daerah Galilea ini dikaitkan dengan cerita Paulus dalam 1 Korintus 15:6 yang memuat “Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus;...” Jumlah yang banyak inilah yang menjadikan Yesus memilih Galilea menjadi tempat penampakan-Nya. Dari orang banyak itu, mereka menyembah Yesus yang menampakkan diri meskipun beberapa orang ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu itu dipastikan bukan dari sebelas rasul Yesus. Tindakan menyembah ini juga sebagai pengakuan sungguh-sungguh akan keilahian Yesus.
Yesus menegaskan tindakan menyembah dari banyak orang itu dengan kalimat: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (ay.18). Yesus memang berasal dari keilahian sehingga maut tidak berkuasa atas-Nya. Bahkan kepada Yesus telah diberikan kuasa atas surga dan bumi yang berasal dari Bapa-Nya. Kuasa yang demikian pula yang membuat Yesus memberikan perutusan kepada para murid-Nya.
Inti perutusan para murid adalah mengajarkan perintah yang telah diterima para murid dari Yesus sendiri.Perintah yang utama dari Yesus adalah ajaran cinta kasih, kepada Allah dan sesama. Ajaran cinta kasih inilah yang harus diwartakan kesegala bangsa. “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, suatu pernyataan bahwa mereka yang mengaku diri sebagai murid Yesus dan menerima ajaran Yesus hendaknya menerima upacara simbolik dengan pembaptisan. Baptisan itu harus lengkap dalam Tritunggal Mahakudus, yakni Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
Allah kita adalah Esa, satu. Namun Allah yang demikian ini terdiri dari tiga pribadi sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus. Satu yang tiga, dan tiga yang satu. Kita tidak mempersekutukan Allah dengan menyebut Allah yang Esa ber-ada dalam tiga pdiri atau tiga pribadi. Allah adalah Bapa, yang menjadikan Sabda-Nya menjadi Manusia dalam Putera-Nya, serta memberikan Nafas (Ruah) kepada kita dalam Roh Kudus. Kesatuan yang tak terbantahkan, tiga pribadi yang dapat dimengerti dengan iman,  namun antara ketiga-Nya tak dapat dipisahkan.
Setiap mengawali doa, kita membuat tanda salib “Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus”. Ini berarti kita berdoa selalu dalam kesatuan Tritunggal Mahakudus agar hidup dan kerja kita senantiasa dilindungi Allah. Allah Tritunggal bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diimani dalam hidup kita. (RYKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar