Jangan Cegah Kebaikan
Bacaan Pertama: Bilangan 11:25-29
Kitab Bilangan mencatat kisah Roh kenabian yang diberikan kepada
orang-orang yang tidak memiliki status nabi. Roh kenabian itu hanya tinggal
sebentar sehingga orang-orang yang dihinggapi itu pun hanya sebentar saja
berprilaku seperti nabi. Yosua meminta Musa melarang Eldad dan Hadad untuk
tidak berprilaku seperti nabi. Musa justru menginginkan agar seluruh umat
dikaruniai Roh kenabian. Musa mengajak umat untuk terbuka pada karya Allah yang
bebas memberikan Roh-Nya kepada siapapun untuk karya keselamatan.
Bacaan Kedua: Yakobus 5:1-6
Harta benda diusahakan secara pribadi bahkan dengan kerja keras untuk
mengumpulkannya. Namun demikian, harta yang didapatkan harus bernilai sosial
sehingga harus bertindak adil terhadap para buruh upahan yang dipekerjakan.
Kejujuran dan keadilan dalam mencari harta dunia justru akan sampai pada
pemahaman bahwa rejeki berasal dari Tuhan sehingga harus dimanfaatkan demi
keselamatan dan cinta kasih.
Bacaan Injil: Markus 9:38-43.45.47-48
Injil ini mengisahkan Yohanes memberi laporan bahwa para murid mencegah
seseorang yang mengusir setan dalam nama Yesus. Para murid melarang tindakan
itu karena orang tersebut bukan termasuk pengikut Yesus. Nada kalimat dalam
laporan Yohanes itu bukan berkeluh kesah atas tindakan para murid, namun justru
memuat rasa bangga telah menjaga kelompok pengikut Yesus. Pemikiran Yohanes
sama dengan para murid yang lain bahwa untuk memakai nama Yesus haruslah
menjadi pengikut-Nya. Yohanes berbicara tentang hal ini dengan tujuan mengubah
tema pembicaraan Yesus karena sebelumnya Yesus menasihati mereka karena
bertengkar tentang yang terbesar di antara para murid (Mrk 9:33-37).
Para murid menginginkan para pengikut Kristus menjadi kelompok khusus dan
memiliki hak khusus pula bagi
anggotanya. Yesus sendiri pada perikop sebelumnya menyebutkan bahwa orang yang
mau mengikuti Yesus harus memikul salibnya dan mengikuti Yesus. Yesus sendiri
telah menjelaskan syarat-syarat mengikuti-Nya. Para murid pun kemudian merasa
berhak untuk memiliki kekhususan sebagai murid Kristus yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Pemikiran para murid ini karena mereka tidak mau terbuka menerima
orang lain yang bukan kelompok pengikut Yesus.
Yesus justru mengatakan “jangan kamu cegah dia”. Yesus mengijinkan
nama-Nya dipakai untuk berbuat kebaikan. Ketika seseorang dalam nama Yesus
menolong orang lain, maka pada waktu itu tidak mungkin orang tersebut mengupat
Yesus. Orang yang memakai nama Yesus untuk menolong orang berarti percaya bahwa
nama Yesus memiliki kuasa ilahi dan kekaguman ini tidak akan berganti dengan
tindakan melawan Yesus. Dalam kadar tertentu seseorang yang tidak menentang
para pengikut Yesus berarti ada di pihak mereka.
Yesus kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang sikap keterbukaan pada
orang lain, meskipun hal yang dibuat tampaknya kecil dan sederhana. Cinta kasih
dan pelayanan kepada Kristus bisa saja diberikan oleh orang yang bukan pengikut
Kristus, namun berbaik hati untuk sekedar memberi air minum kepada para murid Kristus.
Orang tersebut tetap akan mendapat berkat meskipun bukan bagian dari kelompok
pengikut Kristus.
Yesus kemudian berbicara tentang penyesatan terhadap seorang anak kecil.
Yesus mengulangi tema anak kecil ini yang sebelumnya mengambil seorang anak kecil
sambil mengajar para murid untuk menerima anak kecil seperti yang Ia lakukan.
Penyesatan terhadap anak kecil dimaksudkan terkait dengan sikap para murid yang
melarang orang lain memakai nama Yesus untuk berbuat baik. Orang yang bukan
pengikut Kristus belum memiliki pemahaman yang luas tentang segala sesuatu yang
diajarkan Yesus. Mereka harusnya dibimbing untuk memahami dan bukan justru
dihalangi untuk mengenak Yesus. Iman si pengusir setan yang memakai nama Yesus
belum berkembang dan harus dikembangkan lebih jauh. Kritikan yang tanjam
seringkali membuat seseorang putus asa dan menjauh dari usaha menuju kebenaran.
Kata “menyesatkan” berasal dari kata Skandalizo
(Yunani) yang berarti menaruh perangkap di jalan sehingga membuat orang
tersandung. Anak kecil akan mudah tersandung ketika berjalan karena kurang
waspada. Mereka gampang disesatkan dengan banyak hal yang mereka peroleh dari
perjumpaan dengan orang lain. Anak kecil juga bisa diartikan orang yang masih
kecil iman atau kerohaniannya belum berkembang. Iman dan kerohanian yang kecil
ini perlu dikembangkan, bukan justru disesatkan dengan dipersalahkan atau
ditakut-takuti.
Yesus kemudian beralih pada pembicaraan tentang penyesatan diri sendiri.
Dalam kiasan Yesus berbicara tentang tangan dan mata yang menyesatkan dan harus
dipotong dan dicungkil agar masuk surga. Bukan organ tubuh yang dimaksudkan
tentu saja dalam kiasan ini, karena pikiran dan kehendak manusialah yang
mengakibatkannya berdosa. Hal-hal yang membuat seseorang berdosa haruslah
segera disingkirkan, yakni pikiran dan kehendak yang gampang terlena dengan
godaan dosa.
Kita, sebagai murid Kristus, harus harus terbuka pada rahmat Allah yang
bekerja tanpa batas atau sekat kelompok. Allah dapat memakai siapapun demi
kebaikan manusia, maka orang yang telah mengenal cinta kasih Allah dalam diri
Kristus haruslah terbuka pada semua orang. Selain itu, agar kita
diikut-sertakan dalam dalam karya keselamatan Allah, maka kita harus menjadikan
diri kita tidak gampang jatuh dalam godaan dosa. (R.YKJ)