Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 08 Desember 2018

Nutrisi Bagi Jiwa : Sabtu, 8 Desember 2018


Bunda Maria. Credit: berjalan-bersama-mu.blogspot.com
Lukas 1:26-38
H.R.Santa Perawan dikandung Tanpa Noda

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Pesan dan makna Firman Tuhan bagi peziarahan jiwa hari ini :

Viat Bunda Maria :" Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu" adalah buah pergumulan rohani yang  panjang.

Viat Maria adalah juga menjadi viat kita.

Viat ini menjadi dasar bangunan rohani bagi kita dalam menapaki dan menjalani hari-hari hidup yang banyak pernik dan warna serta syarat  misteri dengan  penuh sukacita dan harapan besar.

Tanggapan- jawaban kita atas tawaran kasih Tuhan berimplikasi pada kesetiaan, komitmen dan keterarahan hidup hanya padaNya.
Pada FirmanNya, pada kehendakNya, pada jalan -jalan yang ditunjukkanNya, pada apa yang Tuhan mau.

Dengan viat sebagaimana yang dimiliki Maria, kita diajak untuk selalu  membaca peristiwa dan pengalaman dalam perspektif iman. Dan Tuhan mempunyai rencana besar dalam setiap pribadi yang memberikan tanggapan atas tawarann kasihNya dan Dia menyediakan rahmat yang kita butuhkan.

Yang dituntut dari kita adalah sikap mau membuka hati untuk mendengarkan FirmanNya dan melaksanakannya, memberikan diri secara total sebagai instrumen kasihNya, dan merendahkan hati di hadapanNya, seperti Maria dan juga PutraNya terkasih, Yesus Kristus.

Semua adalah demi kemuliaan Tuhan dan pelayanan kepada sesama.
                 
Buah keheningan dalam diam konstan.
Romo Roy

Jumat, 07 Desember 2018

Nutrisi bagi Jiwa Jumat 7 Des 2018

Romo Roy. Foto : IG @phillipussuroyo

Mateus 9 : 27-31
Dua Orang Buta disembuhkan Yesus

Sekali peristiwa ada dua orang buta mengikuti Yesus sambil berseru-seru, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah datanglah kedua orang itu kepadanya. Yesus berkata kepada mereka, "Percayakah kalian bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya."Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Terjadilah padamu menurut imanmu." Lalu meleklah mata mereka.Lalu dengan tegas Yesus berpesan mereka , "Jagalah jangan seorangpun mengetahui hal ini."  Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Yesus ke seluruh daerah itu.

Pesan dan makna Firman Tuhan bagi pezirahan batin kita hari ini:

1. Hidup ini adalah sebuah pencarian panjang untuk menemukan, mengalami dan merasakan kasih setia Tuhan dalam hidup. Terlebih dikala saat sulit menghapiri hidup kita.
Bila kita sungguh percaya, terus berjuang dengan kasih dan harapan besar, maka kita akan diperkenankan melihat kemuliaan Tuhan, mengalami dan merasakan bahwa kasih, kuasa dan mukjijat Tuhan itu nyata. "Terjadilah padamu, menurut imannmu."

2. Semakin banyak tantangan, kesulitan dan masalah dalam kehidupan semakin keras kita berseru minta tolong pada Tuhan. "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."
Seperti yang terjadi dalam diri dua orang buta.

3. Seperti dua orang buta, kita diajak untuk fokus pada Yesus bahwa dalam diriNya ada kekuatan dan kuasa Ilahi yang menyembuhkan dan membebaskan. Bukan fokus pada diri dan pada masalah yang sedang menimpa.
Fokus pada Yesus membuat kita mampu menghadapi masalah dan keluar dari masalah. Sedangkan fokus pada masalah dan diri sendiri membuat masalah menjadi berat dan menimbulkan masalah baru.

4. Seperti disposisi hati dalam diri kedua orang buta, kita diajak untuk selalu membuka hati dan membiarkan Tuhan bekerja dengan caraNya dan bukan dengan cara kita.Supaya rahmatNya bekerja secara leluasa dalam diri kita.

Selamat memasuki hari baru dengan penuh iman, harapan yang besar dan kasih tulus.
Semua adalah demi kemuliaan Tuhan dan pelayanan kepada sesama.
Berkah dalem.***

Buah keheningan. Dalam diam konstan.
Oleh : Romo Roy

Senin, 03 Desember 2018

Puluhan Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung bekunjung ke Gereja Katolik Maria Ratu Damai Teluk Betung


Para mahasiswa dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Raden Intan Lampung di dalam Gereja Maria Ratu Damai Teluk Betung, Bandar Lampung, Sabtu, 01 Desember 2018. Foto : Romo Roy
Ratudamaiblogspot.com – Beragam cara untuk merawat persaudaraan sejati antara sesama walau latar belakang agama berbeda. Salah satu contoh yang dilakukan 30 Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung pada Sabtu, 01 Desember 2018. Mereka berkunjung ke Gereja Maria Ratu Damai Teluk Betung Bandar Lampung untuk mengikuti Seminar Lintas Agama “Merawat Persaudaraan Sejati.”

Rombongan dipimpin Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Raden Intan Lampung, Dr Sudarman MAg ini disambut hangat Romo Kepala Paroki Maria Ratu Damai Teluk Betung RD. Apolonius Basuki dan Ketua Komis Kerawam dan HAK Kesukupan Tanjungkarang RD. Philipus Suroyo.

Turut menyambut kedatangan para mahasiswa diantaranya; Orang Muda Katolik (OMK) paroki setempat, WKRI, PMKRI, Pemuda Katolik dan sejumlah anggota Komisi Kerawam dan HAK Kesukupan Tanjungkarang. Selain itu, Suster-suster perwakilan dari Biara Fransiskanes dari St. Georgius Martir (FSGM), Biara Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus (HK) dan Biara Carolus Borromeus (CB). Keakraban begitu kental terasa dari pagi sampai siang berlangsungnya seminar tersebut.

Usai acara, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Raden Intan Lampung, Dr Sudarman Mag, mengutarakan maksud dan tujuannya kunjungan ke Gereja Maria Ratu Damai Teluk Betung Bandar Lampung. 

“Kami dari Prodi Studi Agama-agama UIN Raden Intan Lampung, sengaja berkunjung ke Paroki Ratu Damai di Teluk Betung ini, membawa 30 mahasiswa dalam rangka anjangsana untuk sama-sama belajar tentang kehidupan, kearifan, kebijaksanaan, hidup bersama secara damai,” kata Dr Sudarman.

Ketua Komisi Kerawam dan HAK Keuskupan Tanjungkarang RD Philipus Suroyo yang juga Pstor rekan di Paroki Ratu Damai Teluk Betung, bersama mahasiswa UIN Raden Intan Lampung di Goa Maria.
Menurutnya dengan kunjungan ini diharapkan terpupuk persaudaraan sejati yang selama ini telah terjalin dengan baik, mengacu pada kerukunan antar umat beragama di Bumi Lampung.

“Tentu tujuan utama yang akan kami inginkan bahwa timbul persaudaraan sejati, diantara kita umat manusia apapun agamanya,” terang Dr. Sudarman.
Sudarman membeberkan tidak hanya komunitas Katolik saja yang dikunjungi, melainkan komunitas agama lainnya di Lampung.

“Kalau hari ini kami berkunjung ke komunitas Katolik, kami juga berkunjung ke komunitas-komunitas lain, Hindu, Budha, Kristen dan lain-lain. Tujuannya supaya sesama rakyat dan Bangsa Indonesia, merajut kebersamaan, meyerukan perdamaian dan sama-sama hidup rukun, harmonis di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.

Romo Kepala Paroki Maria Ratu Damai Teluk Betung RD Apolonius Basuki merasa bangga dan bersyukur di tengah situasi derasnya radikalisme, namun kunungan mahasiswa IAN ke Gereja Katolik sebagai “angin sejuk.”

“Saya bangga dan bahagia, ternyata di tengah derasnya arus radikalisme, kita masih bisa berjumpa, berbicara dan bekerja sama, sharing iman dan kehidupan, semoga perjumpaan seperti kemarin bisa dilanjutkan terus,” kata Romo Apol sumringah.

Sementata itu, Ketua Komisi Kerawam dan HAK Keuskupan Tanjungkarang RD Philipus Suroyo memiliki harapan besar terkait kunjungan dan seminar Seminar Lintas Agama Merawat Persaudaraan Sejati.

“Dengan digelarnya seminar ini supaya dapat terbangun sebuh persepsi, gagasan yang sama bahwa di luar agama entah agama apapun itu ada kebenaran, keselataman serta nilai-nilai kebaikan. Dengan demikian kita bisa duduk berdampingan dengan rukun, “ kata Romo Roy.

Para peserta mengikuti Seminar Lintas Agama “Merawat Persaudaraan Sejati," di Aula GSG Paroki Ratu Damai Teluk Betung, Bandar Lampung, Sabtu, 01 Desember 2018.
Romo Roy juga berharap pada seluruh peserta seminar baik mahasiswa UIN Raden Intan Lampung dan dari lingkungan gereja untuk menjadi duta kerukunan. “Semoga mereka menjadi duta damai dan kerukunan dan menjadi duta persaudaraan,” pungkasnya.

Salah satu perwakilan mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, Nurlela Sari menyatakan kesannya usai mengunjungi Gereja Katolik Maria Ratu Damai dan menerukan toleransi antar umat beragama.

“Setelah mengikuti acara ini kita saya pribadi merasa rasa toleransi lebih terpupuk lagi kepada umat lain. Terimakasih pada pihak kampus dan pihak gereja yang sudah memberikan kesempatan pada kami untuk belajar, terutama belajar merawat persaudaraan sejati,” kata mahasiwa Fakultas Ushuluddin Studi Agama-agama semester V ini.***

Penulis : Robertus Bejo