Pastor Kepala Paroki Maria Ratu Damai Teluk Betung Bandar Lampung, RD Apolonius Basuki saat mendampingi peserta. |
RATUDAMAI.BLOGSPOT.Com
– 124 peserta antusias mengikuti kegiatan yang diberi judul “Belajar Bersama
Tentang Pekan Suci” di Gedung Serba Guna Maria Ratu Damai, Teluk Betung, Bandar
Lampung pada Minggu, 27 Januari 2019.
Peserta terdiri dari utusan lingkungan stasi Telukbetung dan
Panjang berupa petugas-petugas liturgi, ketua lingkungan dan umat pemerhati
liturgi.
Pastor Kepala Paroki Maria Ratu Damai Teluk Betung Bandar
Lampung, RD Apolonius Basuki berpesan pada peserta untuk bersungguh-sungguh
dalam mengikuti acara.
“Bertanyalah dengan pertanyaan yang cerdas, jangan bodoh,
maksudnya fokus pada materi. Karena materi yang akan dibahas adalah inti sumber
iman kita yaitu sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Dari situlah mengalir
liturgi harian, pesta dan perayaan terutama liturgi hari Minggu,” katanya saat
membuka acara.
Romo Apol berharap seusai mengikuti acara ini, para peserta dapat
benar-benar menghayati perayaan liturgi.
“Saya menunggu buah-buahnya dalam perayaan liturgi dan
berharap liturgi sungguh-sungguh perayaan, bukan beban yang harus diatur begini
begitu tetapi sebuah kegembiraan. Liturgi adalah doa kita yang paling agung,” pungkasnya.
Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Tanjungkarang RD Petrus Tripomo (kiri) |
Sementara itu narasumber utama pada acara Belajar Bersama
Tentang Pekan Suci, RD Petrus Tripomo mengatakan kegiatan ini diadakan agar
umat dapat lebih memahami dan menghayati misteri penebusan yang setiap tahun
dirayakan.
Lulusan Institut Pontifical San Anselmo di Roma, Italia ini mengajak
peserta untuk belajar dari buku Perayaan Paskah dan Persiapannya atau Litterae Circulares De Festis Paschalibus
Praeparandis et Celebrandis.
“Kita akan belajar bersama melalui buku ini, yang mana
berisi tentang persiapan dan perayaan dari Masa Prapaskah sampai Masa Paskah,”
kata Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Tanjungkarang ini saat memulai pemaparan
materi.
Para peserta "Belajar Bersama Tentang Pekan Suci” |
Para peserta mengikuti pertemuan ini dengan antusias.
Pertanyaan-pertanyan seputar materi silih berganti dilontarkan. Keberagaman
kelompok umur menambah semarak pertemuan, bukan hanya kaum dewasa saja tetapi
kaum muda dan bahkan remaja dengan setia mengikuti sampai akhir kegiatan.
Banyak hal-hal yang dapat dipelajari dan dimengerti atau
bahkan baru tahu, misalnya: Pada Minggu Prapaskah I lagu pembuka dapat diganti
dengan Litani Para Kudus atau nantinya sebutan Masa Prapaskah akan menjadi Masa
empat puluh hari.
Salah satu peserta, St. Hadi Atmaja, berharap agar kegiatan
yang mempelajari seputar liturgi dapat dilanjutkan pada kemudian hari.
“Dengan belajar liturgi adalah cara kami untuk mengenal
Kristus secara lebih mendalam dan mengarahkan umat untuk menjadi orang katolik
yang militan,” kata Hadi yang juga merupakan Ketua Stasi Panjang ini.
Dari stasi Panjang menurut Hadi, mengutus banyak kaum muda,
dengan harapan dapat ber-litugi dengan baik sedini mungkin dan menerapkannya
dalam perayaan Ekaristi.
“Sehingga harapan besarnya dapat terwujud puncak dan sumber
hidup kaum muda,” tutup Hadi.***
Penulis : Ancilla Cucu Lukman Ali
Editor : Robert