Allah Kita adalah Esa dalam Tiga
Pribadi
Bacaan Pertama: Ul. 4:32-34.39-40
Allah bangsa pilihan meyakinkan Musa bahwa Dialah yang telah menciptakan
langit dan bumi. Allah yang berkuasa berusaha menyelamatkan umat pilihan-Nya
dengan memberikan berkat berlimpah di tanah terjanji. Bangsa pilihan dituntut
untuk setia pada perintah Allah demi keselamatan mereka.
Bacaan Kedua: Rm. 8:14-17
Allah yang berkuasa adalah Allah yang dipanggil Bapa karena dalam Putera
Tunggal-Nya, kita diangkat sebagai anak Allah. Allah pun masih berkenan
memberikan Roh Kudus-Nya yang menjadikan kita layak menjadi ahli waris Allah.
Bacaan Injil: Mat. 28: 16-20
Bacaan dari Injil Matius ini merupakan ringkasan kisah kebangkitan Yesus,
sekaligus menjadi penutup Injil Matius dan inti perutusan Yesus kepada para
murid-Nya. Kisah penampakan Yesus yang telah bangkit kepada kesebelas murid-Nya
ini merupakan penegasan atas penampakan yang terjadi sebelumnya. Kesebelas
murid mengikuti kata-kata yang disampaikan malaikat kepada para perempuan yang
mengunjungi makan Yesus bahwa Yesus akan mendahului murid-murid-Nya ke Galilea
(lih. Mat. 28:7). Galilea merupakan daerah asal dari sebagian besar para murid
Yesus. Galilea dipilih juga karena wilayah ini luas dan jauh dari pantauan pihak
kekaisaran Romawi serta pengelola Bait Allah.
Penampakan Yesus di daerah Galilea ini dikaitkan dengan cerita Paulus
dalam 1 Korintus 15:6 yang memuat “Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih
dari lima ratus saudara sekaligus;...” Jumlah yang banyak inilah yang
menjadikan Yesus memilih Galilea menjadi tempat penampakan-Nya. Dari orang
banyak itu, mereka menyembah Yesus yang menampakkan diri meskipun beberapa
orang ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu itu dipastikan bukan dari sebelas rasul
Yesus. Tindakan menyembah ini juga sebagai pengakuan sungguh-sungguh akan keilahian
Yesus.
Yesus menegaskan tindakan menyembah dari banyak orang itu dengan kalimat: “Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (ay.18). Yesus memang
berasal dari keilahian sehingga maut tidak berkuasa atas-Nya. Bahkan kepada
Yesus telah diberikan kuasa atas surga dan bumi yang berasal dari Bapa-Nya.
Kuasa yang demikian pula yang membuat Yesus memberikan perutusan kepada para
murid-Nya.
Inti perutusan para murid adalah mengajarkan perintah yang telah diterima
para murid dari Yesus sendiri.Perintah yang utama dari Yesus adalah ajaran
cinta kasih, kepada Allah dan sesama. Ajaran cinta kasih inilah yang harus
diwartakan kesegala bangsa. “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, suatu pernyataan bahwa mereka
yang mengaku diri sebagai murid Yesus dan menerima ajaran Yesus hendaknya
menerima upacara simbolik dengan pembaptisan. Baptisan itu harus lengkap dalam
Tritunggal Mahakudus, yakni Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
Allah kita adalah Esa, satu. Namun Allah yang demikian ini terdiri dari
tiga pribadi sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus. Satu yang tiga, dan tiga yang
satu. Kita tidak mempersekutukan Allah dengan menyebut Allah yang Esa ber-ada
dalam tiga pdiri atau tiga pribadi. Allah adalah Bapa, yang menjadikan
Sabda-Nya menjadi Manusia dalam Putera-Nya, serta memberikan Nafas (Ruah)
kepada kita dalam Roh Kudus. Kesatuan yang tak terbantahkan, tiga pribadi yang
dapat dimengerti dengan iman, namun
antara ketiga-Nya tak dapat dipisahkan.
Setiap mengawali doa, kita membuat tanda salib “Dalam nama Bapa, dan
Putera dan Roh Kudus”. Ini berarti kita berdoa selalu dalam kesatuan Tritunggal
Mahakudus agar hidup dan kerja kita senantiasa dilindungi Allah. Allah
Tritunggal bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diimani dalam hidup kita. (RYKJ)