Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 30 Oktober 2010

SIDANG AGUNG
GEREJA KATOLIK INDONESIA 2010
 “Ia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan”
(bdk. Yoh 10:10)
1-5 November 2010


 
PRESS RELEASE UNTUK DISIARKAN SEGERA
(Embedded, Jumat (29/10/2010 pukul 14.00)

Pada tahun 2010 ini, Gereja Katolik Indonesia akan kembali menggelar Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (“SAGKI”) sebagai pertemuan rutin yang lazim diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Sebagaimana halnya SAGKI 2000 dan SAGKI 2005 yang lalu, pada SAGKI 2010 ini Gereja Katolik Indonesia kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas bangsa Indonesia. Justru dalam konteks Indonesia yang beragam dan plural inilah, Gereja Katolik hendak menyadari dan menghidupi terus-menerus “Wajah Yesus” untuk kemudian terpanggil mewujudnyatakan panggilan perutusan Gereja untuk mewartakan Yesus, Sang Kabar Gembira Keselamatan dalam berbagai lingkup kehidupan. Sejalan dengan semangat SAGKI 2000 untuk mewujudkan dan memberdayakan Komunitas Basis untuk menuju Indonesia Baru dan SAGKI 2005 yang mengusung semangat “Bangkit dan Bergerak untuk membentuk Keadaban Publik Bangsa”, maka SAGKI 2010 menjadi kesempatan Gereja, baik klerus maupun umat untuk merayakan panggilannya sebagai Gereja Yang Diutus.

Metode Narasi, yakni ”saling menuturkan kisah” dan ”saling mendengarkan kisah” menjadi warna yang khas dalam perayaan iman SAGKI 2010. Inilah inspirasi dari Kongres Misi Asia I yang diselenggrakan di Chiang Mai, Thailand pada tahun 2006 lalu bagi SAGKI 2010. Metode Narasi diyakini sebagai bentuk pewartaan iman paling efektif dan ”khas” untuk orang Asia. Keyakinan ini ditandaskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Ecclesia in Asia pada tahun 1999.

Rapat Presidium KWI, Jumat, 29 Oktober 2010


Dalam suasana perayaan yang penuh dengan kekerabatan dan bukan merupakan bentuk refleksi akademis, SAGKI 2010 akan menjadi media yang tepat bagi 385 peserta yang terdiri dari para Uskup, Imam, Biarawan-Biarawati dan Umat yang berasal dari 37 Keuskupan di Indonesia untuk saling menarasikan kisah-kisah karya evangelisasi dan pastoralnya dalam konteks Indonesia. Beragam kisah ”Wajah Yesus”, baik dalam lingkup Gereja lokal, dalam keberagaman umat, dalam konteks sentra-sentra perkotaan, pelosok-pelosok pedesaan, maupun dalam situasi kelompok-kelompok sosial terstruktur maupun yang tercerai berai. Situasi kontekstual yang kompleks tersebut akan terangkum dalam 3 sub tema, yakni “Mencari Wajah Yesus dalam dialog dengan budaya” (hari pertama sesi narasi); “Mengenali Wajah Yesus dalam dialog dengan Agama dan Kepercayaan lain” (hari kedua sesi narasi) dan “Mengenali Wajah Yesus dalam  Pergumulan Hidup Kaum Marjinal dan Terabaikan” (hari ketiga sesi narasi). Sungguh, tiga realitas Wajah Yesus itu sungguh dominan dalam situasi berbangsa dan bernegara kita dewasa ini. Ketiga realitas tersebut menjadi cermin dari situasi kehidupan sosio-budaya, kehidupan sosio religius dan kehidupan sosio ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, wajah-wajah Yesus yang demikian jelas akan memperkaya cara beriman Gereja dan membangkitkan revitalisasi semangat misi Gereja Katolik Indonesia.

Selama sepekan ke depan, Gereja melalui SAGKI 2010 ini akan menjadikan kisah-kisah ”Wajah Yesus” yang disajikan dalam bentuk Narasi Publik maupun Narasi Kelompok, perayaan, doa-doa dan ibadat, Ekaristi, maupun Ekspresi Budaya sebagai sumber kekuatan dan bentara cinta serta damai Kristus di tengah-tengah berbagai prasangka sosial-politik, serangan teror, bencana alam dan bencana buatan manusia.  dan dengan keyakinan bahwa melalui Dia, rekonsiliasi itu akan terjadi dan damai yang dirindukan itu akan tercapai.

Harapannya, revitalisasi semangat perutusan para peserta SAGKI 2010 selanjutnya disebarluaskan dan ditularkan ke Keuskupan mereka masing-masing, baik melalui tuturan mereka tentang apa yang mereka alami selama mengikuti SAGKI 2010 maupun melalui dokumen tertulis dan tak tertulis tentang SAGKI 2010. Kekayaan yang dihasilkan SAGKI 2010 diharapkan dimiliki dan dihayati Gereja Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, antara lain, oleh komisi-komisi Gereja, baik di tingkat nasional (KWI) maupun di tingkat lokal (keuskupan-keuskupan).

Jumat, 29 Oktober 2010

Minggu, 31 Oktober 2010
Hari Minggu Biasa XXXI

PERJUMPAAN YANG MEMERDEKAKAN

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. --- Amsal 17:17

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dengan penuh kasih sayang Engkau memerintah segala sesuatu yang hidup dan tiada satu pun yang Kaubenci. Meski kami bukan apa-apa, namun Kaupanggil kepada-Mu. Tegakkanlah kami, bila kami bungkuk karena beban dosa, dan papahlah kami bila mau jatuh. Berilah kami kesempatan untuk memulihkan segala sesuatu yang menyebabkan orang lain rugi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan (11:22-12:2)

"Semua orang Kaukasihani, sebab Engkau mengasihi segala yang ada."

Tuhan, laksana sebutir debu di atas neraca, atau seperti embun pagi yang jatuh ke bumi, demikianlah seluruh jagat di hadapan-Mu. Tetapi, justru karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu, maka semua orang Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan supaya mereka bertobat. Sebab, Engkau mengasihi segala yang ada, dan tidak benci kepada barang apa pun yang telah Kaubuat. Sebab, andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan jika tidak Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara kalau tidak Kaupanggil? Engkau menyayangkan segala-galanya sebab semua itu milik-Mu, ya Penguasa penyayang hidup! Roh-Mu yang baka ada di dalam segala sesuatu. Dari sebab itu, orang-orang yang jatuh Kauhukum berdikit-dikit. Mereka Kautegur dengan mengingatkan dalam hal mana mereka sudah berdosa, supaya setelah menjauhi kejahatan itu mereka percaya kepada Dikau, ya Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836.
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14; R:1)
1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
4. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1:11 - 2:2)
"Semoga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu, dan kamu di dalam Dia."

Saudara-saudara, kami senantiasa berdoa untuk kamu supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik, dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu. Dengan demikian, nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu, dan kamu di dalam Dia, sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan kita Yesus Kristus. Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, Saudara-saudara, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. ==>Alleluya....

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Sekali peristiwa Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak, sebab ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika sampai di tempat itu, Yesus melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun! Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi, semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa!" Tetapi, Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separo dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini telah terjadi keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun Anak Abraham. Sebab, Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hidup adalah anugerah paling dasar dari Allah untuk kita masing-masing. Dan pengampunan adalah anugerah dari kerahiman Allah yang paling kita butuhkan terus menerus. Kalau dosa, kealpaan, dan kelupaan kita begitu banyak ibarat pasir di pantai. Kerahiman, pengampunan Allah itu ibarat samudera. Pengampunan dari Allah ini sering disebut sebagai pembenaran atau pendamaian. Paulus mengajarkan, “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasehati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Kor 5:19-20).

Kerahiman Allah yang menjelma dalam Kristus, nampak dalam reaksi hati-Nya, yang tergerak oleh belaskasihan terhadap si kusta, banyak orang sakit, orang banyak yang haus akan pengajaran-Nya. Hal yang sangat mengesankan ialah pengampunan yang diberikan oleh Yesus itu. Yesus MELUPAKAN kesalahan/dosa yang telah lampau dan MEMBANGKITKAN kerinduan/semangat untuk menanggapinya dengan cinta kasih. Orang menyebut bahwa kerahiman Yesus itu MEMERDEKAKAN. Peristiwa ini nampak dalam peristiwa PERJUMPAAN ZAKHEUS DENGAN YESUS (Luk 19:1-10).

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Ceritera tentang Zakheus adalah ceritera khas Injil Lukas. Dengan ceritera ini, Lukas bermaksud untuk meringkas secara dramatis beberapa tema kunci perihal MENJADI murid, sementara Yesus mendekati Yerusalem. Zakheus adalah seorang kaya dan kemungkinan besar sangat kaya sebagai “kepala wilayah” dari para pemungut cukai. Akibatnya, pemimpin Yahudi memandang dia sebagai “kepala para pendosa” yang bertanggung jawab atas segala kejahatan yang terkait dengan kegiatan semua pngumpul cukai di tengah masyarakat Yahudi. Dalam situasi ini, tindakan Yesus sungguh berbeda dari sikap para pemimpin Yahudi. Yesus mengambil inisiatif, Ia menyapa Zakheus.

YESUS ADALAH GEMBALA YANG MENCARI DOMBA YANG HILANG.

Walaupun mempunyai reputasi yang jelek, Zakheus adalah sosok pribadi yang menarik. Melalui perjumpaan yang singkat dengan Yesus, sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat Petrus muncul. Zakheus spontan dan mudah bertindak, melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa. Ada kejujuran dalam peristiwa ini. Meskipun ia memiliki kedudukan dan jabatan yang penting, hal ini tidak menghalangi dia untuk memanjat pohon dan tidak menghalangi dia untuk mengakukan kesalahannya secara public dan menunjukkan pertobatannya. Yesus mengambil prakarsa dalam pertobatan ini. Yesus mengatakan bahwa ia adalah anak Abraham, meskipun dia adalah pemungut cukai. Ia hendaknya jangan dikucilkan karena kagagalannya melainkan dibantu untuk menemukan jalannya kembali kepada komunitasnya. Kasih Yesus terhadapnya telah membangkitkan kemungkinan-kemungkinan baru untuk kasih dan pelayanan. Bagaimakah sikapku terhadap saudara-saudari yang berdosa, lemah, dan melakukan kesalahan?

Salam dan berkat

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ .

Kamis, 28 Oktober 2010

Jumat, 29 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXX

Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya -- Yesaya 32.17

Doa Renungan

Tuhan Yesus, kami terkadang melupakan banyak hal yang lebih penting karena terlalu terpaku pada peraturan-peraturan yang kaku. Bahkan kami pun tidak menyadari bahwa sebenarnya kami tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh peraturan itu. Bantulah kami hari ini agar semakin mengerti apa yang terbaik yang harus kami lakukan. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Salam, ucapan syukur dan permohonan merupakan bentuk normatif surat pada waktu itu. Namun ketika Santo Paulus menempatkan semua itu dalam pribadi Kristus, bobot dan maknanya menjadi lebih berkualitas. Di dalam Kristus, umat di Filipi diharapkan mampu memilih yang baik agar kesuciannya terpancar saat kedatangan Kristus. Itulah pujian sejati kepada Allah.

Baik pengalaman dipenjarakan maupun pengalaman dalam kegembiraan bersama umat menjadikan Paulus tegar dalam memperjuangkan nilai-nilai iman Kristiani.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:1-11)

"Allah telah memulai karya baik di antaramu; Dia akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus."

Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi beserta para penilik jemaat dan diakon. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allh, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian. Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kalian. Dan setiap kali aku berdoa untuk kalian semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuan kalian dalam Berita Injil dari hari pertama hingga sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Dia yang telah memulai karya baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus. Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian tentang kalian semua, sebab kalian ada dalam hatiku. Kalian semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan berita Injil. Sebab Allahlah saksikubetapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kalian. Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dengan demikian kalian dapat memilih yang baik, agar kalian suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Semoga kalian dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.5-6)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tujukan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku

Sabat adalah hari istirahat agar umat memiliki kesempatan khusus untuk memuji Allah. Pujian yang otentik terungkap dalam tindakan, bukan hanya kata-kata. Maka, melakukan perbuatan baik adalah hakikat Sabat, Apalagi jika perbuatan baik itu benar-benar dibutuhkan oleh orang yang menderita. Hari ini Yesus mengembalikan Sabat pada maksudnya yang terdalam.

Kebaikan Allah yang tak terbatas tidak mungkin dibatasi oleh kelemahan manusia. Orang sakit dan lemah selalu mendapat tempat di hati Allah. Penderitaan diubah-Nya menjadi jalan penyelamatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1-6)

"Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan Yesus. Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Tetapi mereka semua diam saja. Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Bagi Yesus, Sabat adalah hari istirahat sekaligus saat untuk berbuat. Sebagai hari istirahat, Sabat dimaksudkan untuk memuji Allah. Hari ini kita belajar dari Yesus, bahwa pujian sejati kepada Allah justru harus diwujudkan dalam perbuatan baik. Prinsipnya sederhana: Jika yang kita lakukan baik, itu akan menjadi ‘pujian hidup’ bagi Allah. Perbuatan baik melampaui nilai aturan, juga bagi hukum hari Sabat.

Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI)2010: Sebuah Hajatan Iman



Pada tanggal 1-5 November 2010, para wakil umat katolik dari ke-37 Keuskupan dan Keuskupan Agung di Indonesia akan menyelenggarakan temu iman di Wisma Kinasih-Caringin-Bogor, Jawa Barat. Peristiwa ini merupakan ritual lima tahunan yang lasim disebut SAGKI (Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia). Sekadar untuk mengingat bahwa SAGKI sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2000. Pada kesempatan itu, umat Katolik Indonesia merumuskan jati diri dan perutusannya sebagai gereja komunitas basis. Lima tahun berselang, melalui SAGKI tahun 2005, mereka menegaskan kembali panggilan dan perutusannya sebagai sebuah gerakan menuju keadaban publik baru. Untuk tahun 2010, Para Uskup Indonesia memilih tema 'Dia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan '(bdk. Yoh 10:10). Melalui tema ini, umat Katolik diajak untuk menyadari panggilannya sebagai 'Gereja yang diutus untuk mewartakan kabar gembira Yesus Kristus, sekaligus merayakan iman akan Yesus Kristus yang mereka alami setiap hari dalam hidup bermasyarakat di Indonesia.
Pribadi Yesus Kristus ( hidup dan karya-Nya) akan menjadi sentra perayaan SAGKI 2010. Dalam konteks ini, perayaan SAGKI 2010 juga dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari Kongres Misi Asia I yang diselenggarakan di Chiangmai- Thailand pada tahun 2006 silam. Pada kesempatan itu, utusan umat katolik dari negara-negara Asia berkumpul dan merayakan imannya secara bersama dalam sebuah komunitas bangsa-bangsa Asia melalui sharing dan perayaan, melalui pertunjukan seni dan pentas budaya. Walaupun demikian, kita tetap menyadari bahwa, SAGKI 2010 bukanlah duplikat (penggandaan) Kongres Misi I di Chiangmai-Thailand. Kongres misi di Tahiland tetap kita anggap sebagai Ilham, yang memberikan inspirasi bagi umat Katolik Indonesia untuk merayakan pengalaman imannya dan mengemban perutusannya sebagai Gereja Katolik di Indonesia.

Apa yang khas dari SAGKI 2010

Bebeda dengan SAGKI terdahulu yang diisi dengan diskusi-diskusi ilmiah dan analisis-analis intelektual, SAGKI tahun 2010 lebih merupakan sebuah perayaan dan kesempatan untuk berbagi (sharing). Para peserta SAGKI akan merayakan dan mensharingkan pengalaman imannya tentang pribadi Yesus Kristus dalam konteks Indonesia. Lewat perayaan iman ini kita akan melihat sejauhmana Kristus sudah diterima dan memengaruhi hidup orang Katolik Indonesia. Kekayaan yang diperoleh dari hajatan ini diharapkan dapat menggerakkan semangat ber-evangelisasi umat katolik Indonesia ( revitalisasi semangat bermisi). Suasana kekeluargaan dan penuh keakraban akan menjadi warna yang mendominasi proses menutur dan mendengarkan kisah-kisah pribadi yang orisinal dari setiap peserta. Dengan demikian gambaran tentang Wajah Yesus bukan didasarkan pada hasil riset para ahli atau ulasan para cendekiawan tetapi dari pengalaman dan kesaksian iman setiap orang Katolik.

Narasi (menuturkan dan mendengarkan kisah) akan dipergunakan sebagai metode dalam pengungkapan iman. Setiap peserta yang mewakili umat katolik keuskupan akan mendapat kesempatan untuk menuturkan kisah (sharing iman) selama hari-hari SAGKI dalam kelompok-kelompok (narasi kelompok). Sementara yang lain akan diberi kesempatan untuk bercerita di depan publik (narasi publik). Narasi-narasi itulah yang akan dirangkum, direfleksi dan didalami dalam terang Kitab Suci dan Ajaran Gereja yang pada akhirnya memberikan petunjuk (indikator) kepada kita untuk mengetahui sejauhmana kita mengalami Kristus dalam pergulatan hidup setiap hari. Keberhasilan narasi amat tergantung dari peran serta aktif para peserta sendiri . Olehkarena itu diharapkan agar para utusan akan datang dengan bekal yang memadai untuk bercerita baik isi cerita ( apa yang hendak dituturkan) maupun kemasan ceritanya (bagaimana menuturkan kisah itu). Tentu Panitia SAGKI 2010 akan mempersiapkan dan menentukan kriteria bercerita kepada semua peserta yang akan mengikuti perayaan SAGKI. Panduan itu akan menjadi pedoman bagi para peserta untuk menyampaikan kesaksian hidup mereka secara kreatif dan leluasa degan menimba inpirasi dari I Yoh 1:3 'Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami ceritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami..dan supaya sukacita kami (kita) menjadi sempurna.'

Mengapa Menuturkan dan Mendengarkan Kisah (Narasi)

Pada saat seseorang menutur kisah, ia sebenarya 'membongkar' struktur dirinya kepada orang lain yang mendengarkannya. Lewat tuturan kisah, seseorang mengungkapkan siapa dia, dimana dia berada, dengan siapa dia berelasi. Manusia sendiri teridiri dari struktur-stuktur kisah . Kisahnya tidak dapat berdiri sendiri. Ia selalu memiliki kaitannya dengan ligkungan di sekelilingnya yang dilihat, disentuh, dirasakan dan dihayati). Dengan menuturkan kisah, akan nampak bagaimana ia mengalami sesuatu termasuk pengalamannya dengan Pribadi Yesus yang mungkin sulit dipahami bila didefinisikan secara ilmiah. Yesus sendiri dalam karya pewartaan-Nya baik di hadapan khlayak ramai maupun secara perorangan, selalu menggunakan kisah dan narasi. Tatkala Ia menjelaskan 'siapakah sesama', Yesus tidak memberikan definisi. Yesus malah memulainya dengan menuturkan kisah yang akhirnya kita kenal dengan sebut Orang Samaria yang Baik Hati (bdk. Luk.10: 25-37). Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Ecclesia in Asia yang dipromulgasikan pada tahun 1999 menandaskan bahwa narasi-menuturkan kisah merupakan pedagogi yang paling cocok untuk bangsa-bangsa (EA no 20). Gereja Katolik Indonesia sebagai bagian dari Gereja di Asia dalam pertemuan lima tahunannya menganggap bahwa SAGKI tahun 2010 merupakan suatu moment yang tepat untuk menjadikan metode narasi sebagai sarana berbagi pengalaman iman .

Pribadi Yesus Kristus adalah Isi Narasi

Yang akan dikisahkan oleh para peserta SAGKI adalah pengalaman imannya tentang Pribadi Yesus dalam konteks kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Konteks masyarakat Indonesia memang sangat variatif dan kompleks. Namun di antara kompleksitasitu, para Uskup menjatuhkan pilihan pada tiga realitas yang dianggap sungguh dominan dan membutuhkan perhatian istimewa dari umat Katolik Indonesia. Ketiga realitas itu adalah kehidupan sosio-budaya, kehidupan sosio religius dan kehidupan sosio ekonomi

Ketiga kenyataan sosial tersebut akan direfleksikan dan disharingkan dalam tiga hari berturut-turut dibawa tiga tema yakni Mengenali Wajah Yesus dalam dialog dengan budaya lain (hari pertama sesi narasi); Mengenali Wajah Yesus dalam dialog dengan Agama dan Kepercayaan lain (hari kedua sesi narasi) dan Mengenali Wajah Yesus dalam Pergumulan Hidup Kaum Marjinal dan Terabaikan (hari ketiga sesi narasi ).

Pengenalan akan wajah Yesus itu juga akan nampak dalam seluruh rangkaian acara SAGKI2010, yakni dalam ekaristi yang bernuansa inkulturatif, dalam pentas budaya yang diadakan pada setiap akhir acara harian, melalui pendalaman dan pengendapan narasi dan tentunya dalam suasana spontanitas dan kekeluargaan yang tercipta selama SAGKI 2010.

Keterlibatan Semua Umat Katolik

Betapapun yang akan hadir dalam acara SAGKI di Bogor adalah para utusan dari Keuskupan, Perayaan ini merupakan peristiwa iman semua umat Katolik Indonesia. Setiap Keuskupan akan mengirim enam hingga sepuluh orang sebagai utusan Keuskupan pada acara SAGKI. Diharapkan para utusan keuskupan adalah mereka yang akan sungguh-sungguh mewakili semua elemen umat Katolik yang berada dalam Keuskupan seperti komposisi awam dan rohaniwan, laki-laki dan perempuan dan juga mewakili lembaga atau organisasi gerejawi. Dengan demikian, para utusan sungguh-sungguh merepresentasi kekayaan dan keragaman yang ada dalam keuskupannya. Umat katolik yang tidak hadir dalam perayaan SAGKI di Bogor tetap diminta partisipasinya lewat doa, perayaan ekaristi dan juga dukungan moral serta sumbangan dana untuk kelancaran kegiatan SAGKI 2010. Kiranya perayaan iman ini membangkitkan semangat perutusan dalam diri kita sebagai gereja yang hidup, dinamis dan selaras jaman.

Rm. Agus Alfons Duka, SVD Ketua Panitia SAGKI 2010

(HIDUP NO.32 8 Agustus 2010)

Kamis, 28 Oktober 2010
Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap --- 1Kor 13:8

Doa Renungan

Ya Tuhan, kami mengucap syukur kepada-Mu karena kami boleh Engkau angkat menjadi murid sekaligus anak-anak-Mu berkat kesaksian para rasul yang kami rayakan hari ini. Kami mohon, kiranya kami semakin mengimani Engkau dan mewartakan sabda-Mu sebagaimana para rasul yang telah Engkau pilih sendiri, karena Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Efesus (2:19-22)

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834.
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Di dunia ini ternyata Tuhan memilih berbagai macam orang untuk menjadi murid-murid-Nya. Apakah kita juga sungguh ingin menjadi murid Tuhan Yesus? Apakah kita sungguh percaya bahwa Yesus itu Anak Allah yang sejati? Apakah kita sungguh ingin mendengarkan Yesus dan melaksanakan apa yang diajarkan-Nya?

Alexandra adalah seorang yang tertarik sekali dengan pribadi Yesus. Ia percaya bahwa ada kuasa yang mengalir dari diri Yesus, meskipun sekarang ini kita tidak bisa melihatnya dengan mata jasmani. Ia yakin, dengan mata iman, kita masih bisa merasakan kehadiran dan kuasa Yesus. Alexandra juga yakin bahwa kita semua murid Yesus yang beraneka ragam punya kesamaan.

Kesamaan murid-murid Yesus adalah bahwa kita orang-orang yang terpesona pada Yesus dan percaya bahwa Yesus itu Anak Allah yang berkuasa untuk membuat kehidupan menjadi lebih indah dan berarti. Kita---murid-murid Yesus---juga adalah orang-orang yang percaya bahwa kita semua diutus untuk mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah di mana pun kita berada.

Tuhan Yesus, aku bersyukur Engkau memanggilku sebagai murid-murid-Mu. Ajarilah aku untuk sungguh hidup sebagai murid sejati, yang tekun mendengarkan dan melaksanakan sabda-Mu.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 26 Oktober 2010

Rabu, 27 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXX

Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya --- Galatia 3:12

Doa Renungan

Ya Tuhan, pada hari ini Engkau memerintahkan kami agar berusaha untuk masuk ke dalam kerajaan-Mu. Engkau mengingatkan kami agar senantiasa berusaha untukberbuat baik. Bantulah kami hari ini agar senantiasa melakukan hal-hal yang baik, sehingga kami layak masuk dalam kerajaan-Mu, karena Engkaulah Tuhan dan Raja kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Kewajiban masing-masing anggota keluarga ditempatkan dalam dasar yang kuat, yakni dalam hidup Kristus. Masing-masing anggota tidak saja ditunjukkan hak-haknya, tetapi juga kewajiban-kewajibannya. Nasihat praktis ini membuka cakrawala untuk menempatkan martabat manusia secara tepat, tanpa pandang bulu, di dalam misteri Yesus sebagai Kristus.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (6:1-9)

"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukankeperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3.Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Dinamika kehidupan Gereja baik yang masuk maupun yang keluar, menjadi bagian integral dari sejarah keselamatan. Prinsipnya, kesediaan untuk melewati pintu yang sempit, yaitu perjalanan ikut serta ke Yerusalem untuk menderita sengsara. Kebersamaan tanpa hati dan mendengarkan ajaran tanpa melaksanakannya tak cukup untuk memperoleh keselamatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)


"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, 'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar danmengeto-ngetok pintu sambil berkata, 'Tuan, bukakan pintu bagi kami.' Tetapi dia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.' Maka kalian akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.' Tetapi ia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari manakalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!' Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita mesti sungguh-sungguh menyadari bahwa perjuangan iman kita di tengah-tengah masyarakat negeri ini terasa seperti sedang melewati pintu yang sempit. Aneka kesulitan dalam menghayati iman Kristiani di negeri ini benar-benar nyata. Namun, itulah jalan menuju keselamatan. Jika keselamatan itu barang murahan, pasti mudah diperoleh. Keselamatan yang dijanjikan Yesus Kristus bukanlah barang murahan.

Senin, 25 Oktober 2010

Selasa, 26 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXX

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus -- Filipi 4.7

Doa Renungan

Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-33)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya." Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Theresia sungguh percaya bahwa Kerajaan Allah itu tumbuh dan berkembang. Ia seorang yang optimis dan gembira. Ia memulai hari dengan bersyukur kepada Tuhan dan bertanya kebaikan apa yang bisa dilakukannya hari ini. Di tempat kerja, ia berusaha memberi warna dengan bekerja sebaik-baiknya. Ia senang bekerja sama dengan orang-orang. Ia yakin, kalau keadilan dan kasih ditegakkan, Kerajaan Allah itu akan hadir dan berkembang.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita percaya bahwa Kerajaan Allah itu sungguh ada dan berkembang di dunia? Apakah kita ikut serta menjadi saksi bahwa Kerajaan Allah itu tumbuh seperti biji sesawi menjadi pohon besar yang menaungi banyak orang? Apa yang kita lakukan agar Kerajaan Allah semakin dialami manusia? Apakah kita telah membawa kegembiraan dan harapan bagi sesama? Apakah kita berusaha saling mengasihi dan mengampuni? Apakah kita selalu berlaku adil? Apakah kita berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya? Apakah kita telah membangun keluarga kita menjadi keluarga yang bahagia, rukun, dan damai? Jangan sampai justru kita yang merusak kehadiran Kerajaan Allah dengan sikap yang jauh dari kasih, adil, dan damai. Jangan sampai justru kita yang menabur benih-benih yang bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah, misalnya kebencian, ketidakadilan, dan perpecahan.

Ya Allah, aku bersyukur akan hadir dan berkembangnya Kerajaan-Mu, yaitu Kerajaan kasih, keadilan, dan damai. Izinkanlah aku ikut serta menjadi pelaku bertumbuhnya Kerajaan-Mu di dunia ini. Amin.
Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 24 Oktober 2010

Senin, 25 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXX

Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama. Semakin dalam kesedihan maka sang jiwa makin mampu menampung kebahagiaan ---

Doa Renungan

Ya Tuhan Yesus, hari ini Engkau memberi pengajaran kepada kami agar tidak selalu munafik dan mau membantu sesama kami yang sedang berkesusahan. Ini disebabkan karena kami terkadang tidak menyadari kemunafikan hati kami. Bimbinglah kami agar lebih mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Status sebagai anak-anak Allah terungkap dalam kata-kata, sikap dan tindak-tanduk. Sikap ramah, penuh kasih sayang dan saling mengampuni adalah cetusan nyata dari hidup para anak Allah. Modelnya adalah Kristus sebagai Putra Allah, yang telah lebih dulu mengasihi kita sampai tuntas. Status sebagai anak Allah menuntut pola hidup sebagai anak-anak terang.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."

Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1.Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3.Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Kebutaan orang yang legalistis (terpaku pada hukum) adalah kelumpuhannya menggunakan pikiran yang jernih. Fakta yang ada di depan mata kerapkali tidak dilihatnya sebagai satu kesempatan untuk berbuat baik, tetapi malah mendorongnya untuk kembali kepada huruf-huruf hukum. Ini justru menjadi kebutaan yang sangat parah. Itulah kemunafikan nyata!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Penyembuhan merupakan peristiwa penting yang menyertai pewartaan kabar gembira. Namun yang dilakukan Yesus hari ini berbenturan dengan tatanan hukum Sabat. Bagi Yesus, penderitaan adalah percikan cahaya untuk melihat hukum secara tajam. Hukum Sabat harus mengabdi cinta kasih, tempat bergantung seluruh hukum. Sanggupkah kita, di tengah begitu banyak aturan, melihat nilai cinta kasih yang mesti ditonjolkan?

Sabtu, 23 Oktober 2010

Selamat Bertugas Di Tempat Yang Baru

Pada tanggal 2 Oktober 2010 menjadi moment penting dalam sejarah Paroki Ratu Damai Teluk Betung yakni adanya misa pelantikan pastor kepala paroki dari RD. L. Totok Subiyanto kepada RD. Yohanes Thedens Tana sebagai kepala pastor paroki yang baru. Misa pelantikan dipimpin langsung oleh Mgr. A. Henrisoesanta dan dihadiri oleh umat paroki Ratu Damai di gereja paroki dengan suasana hikmat, khusuk dan sederhana. Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Bapak Uskup ketika dalam khotbah yakni: 1) Pastor hendaknya menonjol dalam hal iman dan doa sehingga menjadi contoh bagi umat; 2) Pastor hendaknya kreatif dalam menemukan dan mengembangkan cara dan bentuk-bentuk kegiatan yang menghidupkan dan menyuburkan iman; 3) Senantiasa mengarahkan umat beriman katolik kepada Yesus, HIDUP dan HARAPAN; 4) Mampu memahami masalah-masalah umat, mampu menanggapi pertanyaan umat, dan memperhatikan sungguh-sungguh nasehat mereka; 5) Ikut merasakan kegembiraan dan kesedihan mereka; 6) Bersama umat beriman membangun Umat Allah yang beriman mendalam, bersemangat misioner, bersatu dan bermasyarakat, berziarah, bermuzafir bersama umat yang lain menuju Allah; 7) Mendorong umat Katolik untuk rajin beribadat dengan baik, saling membantu, bersahabat dengan pemeluk-pemeluk agama lain, sehingga umat Katolik sungguh menjadi Sakramen Keselamatan; 8) Pastor hendaknya memelihara bangunan gedung, tanah, fasilitas dan sarana gereja serta alat-alat yang disediakan untuk melayani Kristus; 9) Mewujudkan kebijakan pastoral keuskupan bersama umat paroki dalam kerjasama dengan paroki-paroki lain dan unit pastoral lain.
Demikianlah pesan yang disampaikan Bapa Uskup ketika acara misa pelantikan dan serah terima pastor paroki Ratu Damai Teluk Betung. Bapa Uskup juga memberikan selamat bertugas kepada RD. Totok di tempat yang baru dan secara khusus beliau mengemban tugas di Komisi Pendidikan KWI dan di Keuskupan Tanjungkarang. Selamat bertugas di tempat yang baru para pastor, semoga Tuhan senantiasa memberkati tugas, karya dan pelayanan demi kemuliaan Tuhan.
                                                                                                                     By. Diakon Markus Sumantri

Jumat, 22 Oktober 2010

Minggu, 24 Oktober 2010
Hari Minggu Biasa XXX

Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan --- Luk 18:14b

Antifon Pembuka
Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu.
Pengantar

Salah satu hal yang sering kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak biasa, kaku, ialah berdoa. Kalau sedang tertimpa malapetaka atau mengalami kesulitan, mungkin masih dapat. Tetapi bila segalanya berjalan lancar, kerap kali lalu lupa, karena sedang tidak memerlukan pertolongan. Kata-kata Injil dan bacaan pertama hari ini kiranya akan menantang dan menyadarkan kita. Doa adalah keagungan manusia yang mengakui dirinya kecil dan lemah.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia dan mahakuasa, Engkau memperhatikan semua orang; mereka yang kesepian dan lemah selalu Kaubantu; para perantau dan pendosa tak Kaulupakan. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengakui bahwa kami ini orang-orang berdosa. Lindungilah kami terhadap kesombongan yang mau menguasai hati kami, sehingga kami berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama DIkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (35:12-14.16-18)

"Doa orang miskin menembusi awan."

Tuhan adalah hakim yang tidak memihak. Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816.
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Saudara terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan. Hakim yang adil, pada harinya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi, Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian, aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, allelya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)

"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: 'Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.' Tetapi, pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, 'Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.' Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab, barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni


Kristus mengasihi kita dan mengurbankan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan harum mewangi bagi Allah.


Renungan

DOANYA...KOK MANDUL, BAGAIMANA BISA KABUL YA?

Rekan-rekan yang baik!

Apa maksud perumpamaan mengenai orang Farisi dan pemungut cukai dalam Luk 18:9-14 ini? Disebutkan pada awal bahwa Yesus menyampaikan perumpamaan itu kepada beberapa orang yang "menganggap diri benar" serta "memandang rendah semua orang lain". Terasa adanya imbauan agar orang berani meninjau kembali gambaran tentang diri sendiri dan tentang sesama yang mewarnai hubungan dengan Tuhan dan , khususnya di sini, menentukan cara berdoa.

ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI

Kedua tokoh dalam perumpamaan itu diceritakan sama-sama naik menuju ke Bait Allah "untuk berdoa", untuk menghadap Yang Mahakuasa dan membuka diri kepada-Nya, bercerita kepada-Nya, menyampaikan beban batin kepada-Nya. Satu hal sudah dapat kita peroleh dari kisah perumpamaan ini. Dia yang diam di tempat tinggi itu dapat didatangi. Dia ada di sana dan siap mendengarkan. Giliran bagi yang datang: apa yang dibawakan kepada-Nya itu sepadan dengan perhatian-Nya?
Marilah kita amati gerak-gerik orang Farisi itu. Ia memasuki Bait Allah dengan kepercayaan diri yang tebal dan penuh perhitungan. Dikatakan dalam ayat 11, ia "berdiri dan berdoa dalam hatinya". Dalam bahasa aslinya, maksudnya, ia "berhenti" di jalan masuk ke Bait Allah sambil merencanakan apa yang akan dikatakannya dalam doanya nanti. (Dalam teks Yunaninya "proseukheto" adalah imperfekt konatif, yakni bentuk untuk mengatakan perbuatan yang baru dirancang, belum sungguh dilakukan.) Disusunnya pokok-pokok yang nanti didoakannya. Kata-kata yang disebut dalam ayat 11-12 sebetulnya belum sungguh diucapkannya sebagai doa. Baru "sketsa"-nya dalam pikirannya walau sudah jelas ke mana arahnya. Ia bermaksud mengucap terima kasih kepada Yang Mahakuasa karena ia tidak bernasib sama dengan kaum pendosa. Ia merasa mendapat perlakuan istimewa dari-Nya sehingga tidak perlu menjadi perampok, penjahat, orang yang tak punya loyalitas, apalagi - boleh jadi sambil mengingat orang yang tadi dilihatnya - tidak seperti pemungut cukai yang mengkhianati bangsa sendiri dengan memeras bagi penguasa asing. Dalam doanya nanti ia juga bermaksud mengingatkan Tuhan bahwa ia berpuasa dua kali seminggu dan mengamalkan bagiNya sepersepuluh dari semua penghasilannya. Ia merasa telah memenuhi semua kewajibannya. Semua beres. Dan doa yang akan disampaikan nanti pasti akan menjadi doa yang meyakinkan Tuhan pula! Begitu pikirnya.

Bagaimana dengan si pemungut cukai? Ia "berdiri jauh-jauh". Ia juga berhenti, tapi berjauhan dari tempat orang Farisi tadi. Ia merasa tak pantas berada dekat dengan orang saleh itu. Apalagi mendekat ke Tuhan sendiri. Apakah ia juga mau merencanakan sebuah doa? Sulit, ia bahkan tidak berani memandang ke atas. Gagasan menghadap Yang Mahakuasa membuatnya gentar. Tidak seperti orang Farisi yang penuh kepercayaan diri itu. Meskipun merasa butuh menghadap ke Bait Allah, pemungut cukai itu tidak menemukan apa yang bisa disampaikannya nanti di sana. Ia tak punya apa-apa kecuali perasaan sebagai pendosa. Ia berulang kali menepuk dada dan minta dikasihani - ia yang pendosa itu.

Menurut sang Guru, pemungut cukai tadi pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Tuhan tetapi orang Farisi itu tidak. Mengapa? Kiranya pemungut cukai tadi telah benar-benar berseru kepada Tuhan dan Ia menjawab. Dalam seruannya ia menyediakan dirinya sebagai penerima belaskasihNya. Tidak demikian dengan orang Farisi tadi. Kemasan doa yang disiapkannya itu sarat dengan "aku..., aku..., aku....". Dirinya sendirilah yang menjadi pokok doanya. Tuhan semakin tidak mendapat tempat. Doanya mandul karena terlalu penuh dengan dirinya sendiri. Doa pemungut cukai itu kabul karena membiarkan diri dipenuhi belaskasih dari atas. Pokok doanya ialah Tuhan sendiri. Pembaca boleh ingat akan doa yang diajarkan Yesus sendiri. Doa Bapa Kami dalam bahasa mana saja berpokok pada Bapa. Orang yang berdoa tidak pernah menjadi pokok kalimat di mana pun dalam doa itu.

CATATAN LUKAS

Lukas memberi catatan ringkas yang besar artinya pada awal petikan ini. Dikatakannya bahwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini "kepada beberapa orang yang menganggap diri benar dan merendahkan semua orang lain". Kiranya di kalangan umat pengarang Injil itu ada sekelompok orang yang yakin bahwa dengan menjalani serangkai tindakan kesalehan, mereka boleh merasa aman dan dekat kepada Tuhan. Tentu saja mereka ini bukan sekadar berpura-pura. Namun lambat laut timbul anggapan di antara mereka bahwa orang-orang lain jauh dari perkenan Tuhan. Orang-orang itu dianggap patut dijauhi. Mereka semakin tidak diterima sebagai sesama. Pendapat ini menjadi cara mengadili orang lain, menjadi cara memojokkan orang yang tidak disukai. Menjadi cara menjatuhkan hukuman sosial. Sulitnya kerap kali yang dicap demikian juga sudah pasrah menerimanya. Mereka merasa diri patut disingkiri. Syukurlah di dalam umat itu masih ada orang-orang yang mampu dan berani memikirkan apa hal ini boleh dibiarkan terus. Apa kehidupan itu ya harus seperti itu? Apa Yang Mahakuasa juga memperlakukan orang demikian? Mereka mencoba menerapkan bagaimana sikap Yesus Guru mereka dulu dalam menghadapi keadaan ini. Di situ terlihat ingatan akan Yesus dan ajarannya bukan hanya kenangan belaka melainkan Roh yang hidup dan mendewasakan batin. Inilah suara hati yang makin bersatu dengan Roh Kristus yang hidup dalam batin orang, juga pada zaman ini.

Pada akhir perumpamaan itu Lukas juga masih menyertakan perkataan Yesus, "...siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri akan ditinggikan" (ayat 14). Kata-kata ini sudah pernah muncul dalam Luk 14:11. Di sana diterapkan kepada keinginan orang untuk mendapatkan kehormatan di mata orang. Sekarang dalam perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai ini, kata-kata tadi diterapkan kepada orang yang mau meninggikan diri di hadapan Tuhan. Orang yang mencari kebesaran diri di mata orang banyak dan di hadirat Tuhan akan mengalami kekecewaan karena kenyataannya nanti jauh berbeda. Penghargaan yang mereka rasakan itu semu, tak bertahan lama karena mereka akan digeser kalau ada orang lebih penting datang, atau keliru sama sekali karena Tuhan tidak terkesan oleh omongan mengenai persembahan persepuluhan, mengenai puasa dua kali seminggu, apalagi oleh kecongkakan batin yang merendahkan orang lain.

MEMBAWAKAN KABAR GEMBIRA

Disarankan dalam ulasan mengenai orang yang berebut tempat terhormat di mata orang banyak (Luk 14:1.7-14) bahwa para murid diminta ikut mengusahakan tempat terhormat bagi sebanyak mungkin orang sehingga tidak hanya satu orang saja yang bakal mendapatkannya. Perumpamaan itu tidak dimaksud untuk mencela keinginan mendapatkan tempat yang terhormat. Yang mau diajarkan ialah agar para murid tak tinggal diam melihat orang berebut tempat paling terpandang. Semestinyalah mereka mencarikan tempat terhormat bagi tiap orang karena bagi tiap orang ada tempat yang terhormat. Bagaimana dengan perumpamaan orang Farisi yang mau mendapatkan kehormatan di mata Tuhan dengan merendahkan orang lain? Orang Farisi ini hanya melihat satu jalan saja mendapatkan perkenan dari atas. Ia sebetulnya membatasi kemerdekaan Tuhan. Para murid dan orang banyak sudah tahu sikap itu bukan sikap yang terpuji. Walaupun demikian perumpamaan ini bukanlah perumpamaan untuk mencela belaka, atau perumpamaan untuk mengukur doa mana yang betul doa mana yang kurang baik. Lalu? Yesus hendak mengajak berpikir bagaimana orang dapat sungguh mendapat perkenan Tuhan dan menjadi tinggi di dalam pandangan-Nya, bukan besar di mata sendiri atau di muka manusia.

Digambarkan dalam perumpamaan ini doa yang kabul dan doa yang mandul, doa yang tidak bisa didoakan dengan sungguh. Apa yang mesti dilakukan murid? Tentunya mereka diharapkan membantu orang-orang agar doa bisa sungguh didoakan. Inventarisasi kebaikan diri sendiri bukan bahan doa yang pantas disampaikan ke hadapan Tuhan. Masakan doa penuh dengan aku begini, aku begitu, aku bersih, tak seperti kaum penjahat itu! Jadi, doa pemungut cukai itu doa yang lebih baik? Marilah kita cermat membaca dan menafsirkannya. Tidak disebutkan demikian. Yang dikatakan, orang seperti pemungut cukai itu tadi pulang ke rumah dibenarkan. Rasa-rasanya pemungut cukai itu pun masih butuh belajar berdoa. Mengakui diri pendosa satu hal, menjalankan hal yang mengatasi keterbatasan ini masih bisa dikembangkan. Dan para murid diminta juga membantu orang-orang yang seperti itu. Murid-murid diutus memberi tahu mereka bahwa sikap mereka meminta belaskasih Tuhan itulah yang membuat hidup mereka berharga. Ini Kabar Gembira buat mereka. Bila orang-orang ini dapat mengalami Kabar Gembira lebih jauh, mereka pasti akan lebih berani mendekat kepada Dia yang Maharahim itu. Banyak orang di masa kini dapat merasa apa itu hidup dalam kedosaan, apa itu takut pada Tuhan, tetapi kurang melihat bahwa Ia juga Tuhan yang penuh kerahiman. Dan murid-murid boleh merasa ikut bahagia diajak mengajarkan kerahiman-Nya seperti Yesus sendiri pernah mengajarkannya kepada orang banyak.

Salam hangat
A. Gianto
Sabtu, 23 Oktober 2010
Pw St. Yohanes dr Kapestrano

Barangsiapa dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri ---

Doa Renungan

Ya Tuhan, kerap kali kami tidak dapat menyadari segala kekurangan yang ada di dalam diri kami, sehingga kami juga sering menilai orang lebih jelek daripada kami. Bimbinglah kami hari ini, ya Tuhan, untuk melihat segala kekurangan kami terlebih dahulu dan mencoba bercermin dari kekurangan itu. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
Untuk membangun hidup dalam kasih, orang beriman perlu menyadari karisma dan peran yang diterima dari Roh yang sama. Saling menolong untuk mengembangkan kehidupan menjadi perutusan nyata dalam iman.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:7-16)

"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."

Saudara-saudara, kepada kita masing-masing elah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata, "Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." Bukankah "Ia telah naik" berarti Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih,kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Daripada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Pohon yang berbuah menjamin masa depan, sedangkan pohon yang mandul akan kehilangan kesempatan. Namun bukan buah banyak yang dituntut, melainkan buah yang bermutu. Tanpa buah yang bermutu, hidup manusia akan mengalami kehancuran. maka, kesempatan dan rahmat harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)

"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ibu Alex hidupnya menderita. Orang menganggap bahwa Ibu Alex menderita karena hidupnya jauh dari Tuhan. Usahanya kurang berhasil. Orang mengira karena ia jarang ke gereja. Apakah betul bahwa Tuhan menghukum mereka yang hidupnya jauh dari-Nya? Apakah benar bahwa Tuhan memberi rezeki melimpah kepada mereka yang rajin berdoa dan beribadah kepada-Nya? Apakah mungkin orang saleh dan dekat dengan Tuhan, ternyata hidupnya susah dan jauh dari kesan diberkati? Kata Yesus, mereka yang lebih menderita daripada kita, bukan berarti lebih berdosa daripada kita. Ada orang saleh dan baik yang hidupnya susah dan berat, padahal ia merasa sangat akrab dan dekat dengan Yesus secara pribadi. Sebaliknya, ada juga orang yang tampaknya berhasil dalam kehidupan, namun sama sekali ia tidak mengenal dan dekat Tuhan.

Apakah yang menentukan bahwa kita berhasil atau gagal? Apakah keberhasilan atau kegagalan akan memengaruhi relasi kita dengan Tuhan? Tentu, namun semoga pengaruhnya positif. Semoga apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita—entah sukses entah gagal, entah sakit entah sembuh—tetap membuat kita dekat dan tidak pernah meninggalkan Tuhan.

Ketika ada penderitaan, ya Tuhan, berilah aku kekuatan dan kesabaran. Ketika ada problem berat, janganlah biarkan aku takut untuk mencari-Mu dan mendapatkan pertolongan. Jangan biarkan aku putus asa, ya Tuhan. Amin.
Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian