Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 25 April 2015

Minggu Paskah IV, Tahun B (Minggu Panggilan)




Dipanggil menjadi Gembala

Bacaan Pertama: Kis 4:8-12
Petrus diajukan ke mahkamah agama Yahudi karena menyembuhkan seorang lumpuh. Dengan berani Petrus mengatakan bahwa kuasa penyembuhannya berasal dari Yesus yang telah disalibkan dan telah bangkit dari mati. Tidak ada keraguan dalam diri Petrus untuk membela iman dan mewartakan kebenaran iman dalam kebangkitan Yesus.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 3:1-2
Status anak-anak Allah diperoleh orang-orang beriman berkat kemurahan dan belas kasih Allah. Status ini pula yang memberi jaminan keselamatan kekal dalam diri Yesus Kristus.

Bacaan Injil: Yoh. 10:11-18

Minggu ini juga disebut Hari Minggu Panggilan. Bacaan Injil Minggu ini tentang Yesus sebagai Gembala yang baik. Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik. Yesus memberikan perbandingan tentang gembala yang sesungguhnya dengan gembala upahan. Gembala yang sesungguhnya adalah gembala sang pemilik domba yang berasal dari Bapa-Nya. Gembala sebagai pemilik domba pastilah akan menjaga domba-dombanya dengan baik. Gembala seperti ini akan bukan hanya mencari padang rumput yang hijau, namun juga melindungi domba-domba dari binatang buas dan pencuri. Bahkan gembala ini akan mempertaruhkan diri-Nya demi keutuhan kawanan dombanya.
Yesus sedikit memberikan perbedaan seorang gembala yang baik dengan seorang upahan. Seorang upahan ditugaskan menggembalakan kawanan domba, namun ia bukanlah pemilik domba-domba itu. Ia akan bertugas seturut bayaran dari tuan domba sehingga tidak akan berani mempertaruhkan dirinya bila ada serangan serigala.
Yesus memang sebagai gembala yang baik yang diserahi tugas penggembalaan kawanan domba, orang-orang beriman, oleh Bapa-Nya. Kita inilah kawanan domba penggembalaan Yesus. Kita akan digembalakan dan dijamin dalam kesejahteraan kita. Juga Yesus akan menjaga kita supaya tidak diserang serigala, segala ancaman kejahatan.
Sebagai gembala yang baik, Yesus mengenal umat-Nya dan umat penggembalaan-Nya juga mengenal-Nya. Yesus memberikan arahan dan petunjuk bagi umat, bahkan kita dipangil menurut nama kita masing-masing. Nama mencerminkan seluruh pribadi kita sebagai persona. Ketika kita dipanggil nama, berarti keutuhan pribadi kita yang dipanggil dan dikenal oleh Yesus.
Yesus diberikan oleh Bapa kepada dunia, bukan hanya kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Yesus mengatakan bahwa “kawanan domba-domba lain, yang bukan dari  kandang ini” juga harus dituntun-Nya. Hal ini menandakan bahwa rahmat penggembalaan Yesus juga melingkupi seluruh manusia. Pastilah ada benih-benih rahmat dan cinta kasih Allah dalam diri semua orang dan itu pula berkat dan rahmat Yesus yang disampaikan kepada semua orang.
Yesus sebagai gembala yang baik rela mengorbankan nyawa-Nya demi kawanan domba penggembalaan-Nya. Pengorbanan diri Yesus bukan sebagai mati konyol yang kehilangan nyawa sekaligus domba, namun justru akan menang atas maut dan tidak akan kehilangan domba-domba-Nya.
Minggu panggilan mengingatkan kita akan panggilan kita masing-masing. Kita dipanggil dalam bagian umat penggembalaan Yesus dalam cara hidup kita masing-masing. Ada aneka bentuk panggilan bagi kita. Panggilan sebagai imam, biarawan-biarawati, dan hidup dalam keluarga. Bagi Anda dalam keluarga, panggilan Allah mengikutsertakan dalam tugas penggembalaan Yesus untuk menguduskan, mengajar dan memimpin (imam, nabi dan raja) dalam keluarga dan masyarakat. Menguduskan berarti berdoa dan mengajak berdoa orang lain agar mengarahkan diri dan sesama pada kesucian. Mengajar berarti mendidik dan menasihati orang lain tanpa nada “menggurui” agar orang lain dapat memiliki pemahaman yang baik dan benar. Sedangkan memimpin berarti mengarahkan orang lain dengan rendah hati dan memberi teladan yang benar dalam prilaku hidup. Tugas inilah yang harus diemban agar menjadi terang dan garam dunia. (R.YKJ)

Sabtu, 18 April 2015

Minggu Paskah III, Tahun B



Kamu adalah Saksi

Bacaan Pertama: Kis. 3:13-15.17-19
Petrus berkhotbah bagi orang-orang Yahudi dengan berani. Penolakan Yesus, Sang Mesias oleh orang-orang Yahudi berdasarkan ketidaktahuan. Namun Mesias akhirnya bangkit kembali. Petrus mengajak orang-orang untuk sadar dan bertobat.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 2:1-5
Yesus yang telah menjadi manusia dan kembali pada Bapa merupakan pengantara damai antara manusia dengan Allah, dunia dengan surga. Mengenal Allah berarti beriman kepada-Nya dan konsekuensinya adalah melaksanakan hal-hal yang dikehendaki oleh Allah.

Bacaan Injil: Luk 24: 35-48

Dua murid yang pergi ke Emaus akhirnya kembali lagi ke Yerusalem untuk menceritakan peristiwa penampakan Yesus yang telah bangkit. Mereka menceritakan kelambanan mereka untuk mengenali Yesus yang bangkit. Mereka baru mengenali Yesus saat Yesus memecah-mecahkan roti samap seperti ketika perjamuan malam terakhir. Padahal sebelumnya Yesus telah membuka mereka tentang Kitab Suci.
Pada saat mereka sedang berbincang tentang peristiwa penampakan itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka. Reaksi manusiawi para murid pastilah terkejut, takut dan ragu-ragu terhadap Yesus yang menampakkan diri itu. Bahkan mereka menyangka melihat hantu. Reaksi para murid ini jauh berbeda dengan keadaan Yesus yang telah bangkit. Yesus pertama-tama justru menyampaikan salam: Damai sejahtera bagi kamu. Tidak ada situasi yang lebih nyaman daripada damai sejahtera. Demikian Yesus ingin agar para murid tidak lagi mengalami ketakutan, namun mengalami daya kebangkitan Kristus yang mendamaikan hati dan menyejahterakan jiwa.
Bukti otentik ditampilkan Yesus yang bangkit dengan menunjukkan bekas luka pada tangan dan kaki-Nya. Ia sendiri meminta para murid untuk meraba badan-Nya yang bangkit mulia. Yesus yang menampakkan diri bukanlah halusinasi atau ilusi belaka. Yesus hadir lengkap dengan badan yang bangkit. Namun pastilah badan itu lebih mulia sehingga para murid tidak langsung mengenali-Nya. Bukti penampakan Yesus yang bangkit itu masih diperkuat dengan meminta makanan dari para murid. Yesus yang memakan ikan goreng menjadi pembeda kedua antara penampakan-Nya dengan halusinasi atau hantu. Hantu jelaslah tidak berwujud secara fisik dan tidak membutuhkan makanan manusiawi.
Keheranan dan keraguan para murid terhapuskan dengan tindakan Yesus yang membuktikan penampakan itu adalah Yesus yang telah bangkit. Yesus kemudian membuka pikiran mereka tentang Kitab Suci. Tindakan ini berulang kembali sama seperti dalam penampakan perjalanan ke Emaus. Kitab Suci menjadi pembahasan penting dalam perjumpaan Yesus yang telah bangkit, di samping pemecahan roti.
Kebangkitan Yesus menuntut sikap yang baru dalam diri para murid-Nya. Mereka adalah saksi yang melihat karya, penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus. Yesus di hadirkan ke dunia demi keselamatan manusia, bahkan penderitaan dan wafat-Nya tidak ditanggapi dengan dendam dari para murid-Nya. Kebangkitan Yesus mendatangkan perutusan bagi para murid untuk mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa. Warta ini untuk segala bangsa dan mulai dari Yerusalem. Gerak pewartaan dari Yerusalem ke segala bangsa menjadi cerminan bahwa kerajaan Allah diperluas ke seluruh dunia, bukan hanya milik bangsa yang tinggal di Yerusalem. Kita kini yang beriman pada kebangkitan Yesus menjadi warga kerajaan Allah bukan berdasarkan suku dan asal kita, namun berdasarkan iman kita. (R.YKJ)

Sabtu, 11 April 2015

Minggu Paskah II, Tahun B



Damai Sejahtera bagi Kamu!

Bacaan Pertama: Kis. 4:32-35
Jemaat Perdana adalah orang yang percaya kepada kebangkitan Kristus yang dipimpin oleh para rasul. Mereka berkumpul dan sehati-sejiwa untuk meneruskan cinta kasih kristiani, saling memperhatikan dan bertanggungjawab terhadap kebutuhan sesama.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 5:1-6
Yohanes memberikan nasihat agar orang-orang yang percaya kepada Yesus melaksanakan cinta kasih yang telah diteladankan oleh-Nya. Iman akan Yesus yang telah dilahirkan Allah ke dunia ini akan menguatkan manusia untuk mengalahkan dunia. Iman akan Yesus sebagai Anak Domba Allah telah melahirkan kembali orang-orang beriman dengan air, darah dan Roh.

Bacaan Injil: Yoh. 20:19-31

Bacaan Injil ini menampilkan penampakan Yesus yang sudah bangkit kepada murid-murid-Nya. Situasi kematian Yesus membuat para murid takut terhadap para pemuka agama Yahudi dan orang banyak. Mereka menyembunyikan diri dari aktivitas masyarakat dan berkumpul dalam sebuah rumah yang terkunci rapat.
Meskipun rumah dalam keadaan terkunci, namun Yesus yang telah bangkit datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Kata-kata pertama yang disampaikan oleh Yesus yang telah bangkit itu adalah “Damai sejahtera bagi kamu”. Kata-kata ini diulang hingga tiga kali dalam kutipan Injil ini. Situasi para murid jelaslah kacau, takut dan tidak ada kedamaian sedikit pun. Pesan damai ditekankan oleh Yesus agar para murid tidak takut terhadap ancaman kematian dan juga tidak dendam terhadap orang-orang yang telah menyalibkan Yesus.
Yesus membuktikan bahwa Ia yang datang adalah Guru dan Tuhan yang telah disalibkan dan dimakamkan. Ia menunjukkan bekas luka pada tangan dan lambung-Nya. Sosok Yesus yang telah bangkit pastilah memiliki badan yang mulia, namun para murid dapat mengenali ciri-ciri Yesus, bahkan bekas luka peristiwa salib tetap menjadi ciri Yesus yang menebus dosa dengan kesengsaraan-Nya.
Damai sejahtera yang dikehendaki Yesus pada gilirannya mengandung tugas perutusan bagi para murid-Nya. Yesus dilahirkan ke dunia menjadi utusan Bapa agar menusia memiliki keselamatan. Setelah kesengsaraan, wafat dan kematian Yesus, Ia kemudian bangkit dan hendak pergi kepada Bapa. Tugas Yesus pada kedatangan-Nya sebagai manusia telah usai, meskipun Ia tetap meneguhkan orang-orang yang percaya pada-Nya. Kini giliran para muridlah yang menjadi utusan bagi kabar keselamatan yang telah dibawa oleh Yesus. Para murid telah mendengarkan ajaran Yesus, menyaksikan karya Yesus dan menjadi saksi kebangkitan-Nya, merekalah yang menjadi utusan untuk bersaksi tentang Yesus.
Yesus yang telah bangkit itu, kemudian menghembusi para murid untuk memberikan Roh Kudus pada mereka. Roh kudus adalah Roh cinta kasih yang harus ada pada diri para murid. Roh itu memberi kuasa untuk mengampuni dosa. Inilah simbol kuasa yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul-Nya dan kemudian para rasul digantikan oleh para uskup yang dibantu oleh para imam. Para rasul dan kaum tertahbis itu kemudian memiliki kuasa pengampunan dosa.
Kisah penampakan pada para murid ini tidak dihadiri oleh Thomas. Meskipun telah diceritakan kepadanya tentang penampakan Yesus yang sudah bangkit, namun Thomas tetap tidak percaya. Ia bahkan belum akan percaya bila belum mencucukkan sendiri jarinya kedalam bekas paku pada tangan Yesus dan mencucukkan tangannya pada bekas luka di lambung Yesus. Pernyataan Thomas ini mengandung pemahaman bahwa Yesus telah wafat dengan tubuh yang telah rusak. Bagi Thomas tidak ada kemungkinan untuk kebangkitan Yesus. Namun demikian, ketika delapan hari kemudian para murid berkumpul kembali Yesus menampakkan diri-Nya.
Sapaan Yesus dalam penampakan kedua kepada para murid ini setelah menyampaikan salam damai, Yesus langsung tertuju kepada Thomas. Yesus meminta Thomas untuk mencucukkan jari dan tangannya pada belas luka di tangan dan lambung-Nya. Thomas tidak berbuat seperti yang telah dikatakannya dan diminta oleh Yesus. Ia percaya pada kebangkitan Yesus dan berucap “Ya, Tuhanku dan Allahku”. Yesus mengingatkan Thomas dan kita semua bahwa kebangkitan Yesus sungguh terjadi. Yesus meminta bahwa orang-orang yang percaya pada kebangkitan Yesus akan berbahagia, bukan harus terlebih dahulu melihat Yesus yang telah bangkit. Banyak orang kemudian tidak menyaksikan penampakan Yesus yang telah bangkit, namun mereka percaya pada kesaksian para rasul yang menyaksikan penampakan itu.
Bagi kita saat ini, Thomas mewakili diri kita yang sering kurang percaya pada kebangkitan Yesus dan penyertaan-Nya dalam hidup kita. Kita seringkali enggan untuk menyertakan Yesus dalam perjuangan hidup, atau bahkan lari dari Yesus demi kehendak manusiawi kita. Yesus yang bangkit memberi harapan iman dan hidup damai bagi kita, mengingatkan pula bahwa kita harus mengampuni orang lain karena kita telah menerima Roh Kudus. Paskah yang didahului oleh salib bukanlah kesedihan mendalam, namun sukacita karena penebusan yang mendamaikan kita dengan Allah dan sesama. (R.YKJ)

Sabtu, 04 April 2015

Vigili Paskah



Karya Penyelamatan Allah

Bacaan Pertama: Kej. 1:1 – 2:2
Pada awal mula, Allah menciptakan dunia seisinya. Inilah karya penyelamatan Allah yang pertama. Semua yang diciptakan Allah adalah baik adanya dan manusia yang menjadi puncak ciptaan adalah sangat baik adanya. Allah menghendaki seluruh ciptaan tertuju pada Penciptanya.

Bacaan Kedua: Kej. 22:1-8
Abraham taat kepada kehendak Allah perjanjian ketika diminta mempersembahkan anak tunggalnya sebagai kurban bakaran. Ketaatan Abraham tentu bukan sesuatu yang mengenakkan. Ketika Abraham mampu berserah kepada kehendak Allah, justru berkat melimpah atasnya dan Ishak tidak jadi dikurbankan.

Bacaan Ketiga: Kel. 14:15 – 15:1
Pada peristiwa keluaran dari tanah Mesir, bangsa pilihan disertai oleh Allah yang berkenan memberikan keselamatan dari perbudakan bangsa Mesir. Ketaatan pada karya keselamatan Allah mendatangkan rahmat dan berkat atas bangsa pilihan untuk masuk kembali ke tanah kanaan.

Bacaan Keempat: Yes. 53:5-14
Lewat nabi Yesaya, diperlihatkan bahwa Allah penuh dengan belas kasih untuk menyelamatkan dan menebus umat-Nya. Allah tetap setia pada perjanjian terhadap umat pilihan-Nya, maka umat pun diminta untuk setia kepada Allah. Hubungan Allah dengan umat dilambangkan dengan hubungan suami dan isteri yang saling mencintai dengan kesetiaan.

Bacaan Kelima: Yes. 55:1-11
Allah adalah sumber rohani yang takkan kering. Kehausan dan kelaparan rohani umat haruslah dipuaskan dengan datang kepada Allah. Nubuat tentang sumber rohani ini akan tergenapi dalam diri Yesus Kristus, Putera Allah.

Bacaan Keenam: Bar. 3:9-15.32 – 4:4
Kebijaksanaan Allah diberikan kepada manusia dan manusia menaggapi tawaran kebijaksanaan Allah agar manusia memiliki kebijaksanaan itu. Kebijaksaan Allah terpenuhi dan berpuncak dalam diri Yesus Kristus yang diberikan kepada dunia ini.

Bacaan Ketujuh: Yeh. 36:16-17a.18-28
Peristiwa pembuangan ke tanah Babel menjadi peristiwa berat bangsa pilihan. Namun demikian, Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Umat harus bertobat atas keraguan penyelamatan Allah, mengganti hati yang membatu dengan hati yang baru. Dalam diri Kristus, kebangkitan-Nya menjadi hati yang baru yang memberi pengampunan dan pencurahan Roh Kudus.

Bacaan Epistola: Rm. 6:3-11
Paulus mengingatkan pada umat tentang baptisan yang mempersatukan manusia dengan Kristus. Manusia lama telah disatukan dengan kematian Kristus dalam pembaptisan. Berkat kematian dan kebangkitan Kristus, dosa tidak berkuasa lagi. Umat diminta untuk memetik buah wafat dan kebangkitan Kristus dengan bertobat dan menjadi manusia baru.

Bacaan Injil: Mrk. 16:1-8

Injil pada tahun ini disajikan dari Injil Markus. Dikisahkan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome pergi ke makam Yesus dengan membawa rempah-rempah. Kata-kata “sesudah matahari terbit” menjadi uangkapan bahwa para perempuan itu pergi pada pagi-pagi buta dan sampai di makam pada saat matahari telah terbit. Hari pertama dalam pekan berarti hari sesudah Sabat, sedangkan Yesus dimakamkan pada sore menjelang Sabat. Tiga hari telah lewat itu, para perempuan itu hendak mengunjungi makam Yesus untuk mengadakan ritual meminyaki jenazah Yesus yang tidak sempat dilaksanakan dengan baik sebelum Yesus dimakamkan.
Kubur pada masyarakat di zaman Yesus merupakan lubang-lubang goa yang ditutup dengan batu. Makam seperti ini memungkinkan untuk merawat jenazah yang sudah dimakamkan bila jenazah belum sempat dirawat ketika hendak dimakamkan. Para perempuan itu memperbincangkan kesulitan yang akan mereka hadapi berkenaan dengan membuka batu penutup makam. Tenaga tiga perempuan tentu tidak cukup untuk menggeser batu penutup makam. Setelah mereka dekat ke makam Yesus, mereka mendapati batu penutup makam telah terguling.
Tiga perempuan itu segera masuk ke dalam makam. Mereka tidak menemukan jenazah Yesus, namun melihat seorang pemuda berjubah putih yang duduk di sebelah kanan. Pagi-pagi buta sudah mendatangkan aura tersendiri, apalagi para perempuan itu melihat seorang oemuda dalam kubur Yesus yang telah kosong. Wajar bila mereka sangat ketakutan, namun pemuda tadi meminta mereka untuk tidak takut. Pemuda itu adalah malaikat Tuhan, yang menghendaki agar para perempuan itu tidak lari.
“Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu.” Kata-kata ini tertuju pada identitas Yesus yang dimengerti dengan mudah oleh para perempuan itu. Yesus orang nazaret merupakan potongan kata yang disematkan pada salib. Kata-kata itu sekaligus untuk menegur pembaca Injil Markus, yakni orang-orang Yahudi yang percaya kepada Kristus. Yesuslah yang telah disalibkan, telah dimakamkan, namun kini bangkit dengan mulia.
Pesan berikutnya dari Malaikan itu adalah untuk menyampaikan kepada para murid dan kepada Petrus sebagai ketua para murid Yesus. Yesus yang bangkit akan mendahului mereka ke Galilea seperti yang telah dikatakan oleh Yesus. Para murid diminta untuk tidak takut, namun mereka diminta untuk berkumpul di Galilea.
Para perempuan ini segera meninggalkan makam dengan takut dan gemetar. Mereka tidak lagi memperbincangkan peristiwa penampakan yang mereka alami. Mereka segera menuju tempat berkumpul para murid untuk menyampaikan pesan malaikat yang berasal dari Yesus yang telah bangkit.
Bukti otentik kebangkitan Yesus bukanlah kubur kosong. Bukti kuat kebangkitan Yesus adalah penampakan malaikat dan penampakan Yesus sendiri. Warta kebangkitan itu pertama-tama disampaikan kepada para perempuan. Seturut tradisi pada masa itu, seorang perempuan tidak boleh bersaksi di pengadilan. Namun justru para perempuan yang dipakai Allah untuk mewartakan kebangkitan Yesus. Hal yang tidak biasa ini justru mendatangkan rentetan penampakan Yesus kepada para murid-Nya. Dengan penampakan Yesus yang telah bangkit, maka para murid menjadi percaya pada kebangkitan-Nya.
Kebangkitan Kristus bukan suatu keraguan dalam iman kita. Ia yang bangkit hendak memberikan kebangkitan bagi kita yang percaya. Mari kita bangkitkan semangat hidup kita untuk terus membenahi diri agar kebangkitan Kristus tidak sia-sia. Selamat Paskah. (R.YKJ)