Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 16 Mei 2015

Minggu Paskah VII, Tahun B (Minggu Komunikasi Sosial Sedunia)



Membangun Komunikasi dengan Allah dalam Keluarga

Bacaan Pertama: Kis. 1:15-17.20a.20c-26
Kepergian Yudas Iskariot karena pengkhianatannya menimbulkan jumlah rasul tidak lengkap 12 orang. Maka para rasul memilih seseorang yang layak untuk menggantikan kekosongan jumlah rasul itu. Matias akhirnya terpilih, bukan sekedar untuk melengkapi jumlah namun untuk kegenapan para rasul agar dengan jumlah yang utuh mereka dapat mewartakan Injil seperti yang diperintahkan Yesus bagi mereka.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 4:11-16
Yohanes menyatakan bahwa ada hubungan timbal-balik antara Allah dengan umat-Nya. Allah telah mengutus Yesus ke dunia karena mengasihi manusia, demikian juga ketika manusia percaya kepada Yesus maka Allah tingal dalam diri orang tersebut dan tetap mengasihinya.

Bacaan Injil: Yoh. 17:11b-19

Bacaan Injil Yohanes ini memuat doa Yesus kepada Bapa bagi para murid-Nya. Doa ini mencerminkan tugas Yesus sebagai pengantara antara Allah dengan manusia. Kita percaya bahwa Yesus sebagai Allah Putera ada dalam persatuan utuh dengan Bapa dan Roh Kudus. Namun demikian, Yesus tetap menjalin relasi dan komunikasi dengan Bapa dan Roh-Nya. Yesus menujukkan pentingnya komunikasi dengan Allah dalam ungkapan doa. Sekaligus Yesus memberikan teladan kepada para murid agar tidak jemu-jemu berdoa.
Dalam doa Yesus ini, seolah kita mendengarkan permohonan Yesus kepada Bapa. Bila kita cermati dengan mendalam, doa permohonan Yesus bukan terpusat pada kebutuhan para murid, namun justru demi kekudusan dan kemuliaan Allah agar tetap ada bersama para murid-Nya. Hal ini berarti, Yesus memohon agar para murid tetap disatukan dalam kesucian dan kemuliaan Allah.
Yesus memohon supaya Bapa menjaga persatuan para murid-Nya, seperti Bapa sendiri bersatu dengan Yesus. Iman terhadap Yesus telah menyatukan para murid sehingga mereka mampu mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati. Penyertaan dan perlindungan ilahi sangat dibutuhkan bagi para murid agar tidak mengendorkan semangat iman mereka.
Yesus menyadari bahwa Ia hendak berlalu dari dunia dengan cara penderitaan di salib. Hal ini bisa mengguncangkan iman para murid-Nya, dan memang demikian adanya. Maka penting bagi Yesus agar para murid tetap memiliki iman yang teguh tak tergoncangkan. Kebencian, penganiayaan, penderitaan akan menimpa para murid karena iman mereka, namun mereka akan ada dalam perlindungan Allah sendiri.
Para murid dipanggil dari antara dunia ini, namun tidak dipisahkan dari dunia. Hal ini menandaskan bahwa Yesus menghendaki para murid untuk tinggal di tengah-tengah dunia dan mewartakan kabar keselamatan Allah. Tugas perutusan ini mengandung konsekuensi kesetiaan iman dan beresiko terancam dari sisi dunia. Para murid tidak perlu gentar karena mereka dilingkupi perlindungan Allah dan dikuduskan oleh oleh Yesus yang telah mengorbankan diri bagi para murid.
Minggu ini disebut pula sebagai Minggu Komunikasi Sosial Sedunia. Tema yang diangkat adalah “Komunikasi dalam Keluarga: Tempat Istimewa Menemukan Keindahan Kasih”. Tema ini erat berhubungan dengan tema pada Hari Komsos 2014, “Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati”. Paus mengajak kita sebagai anggota keluarga untuk membangun komunikasi dalam keluarga agar menemukan keindahan kasih. Kasih harus dikomunikasikan agar menjadi satu ide dalam kebersamaan keluarga. Kasih yang indah juga harus dinyatakan dalam tindakan secara bersama dalam keluarga. Komunikasi dalam keluarga penting diikuti dengan perjumpaan langsung sehingga tampil pula ekspresi seluruh pribadi, serta mampu mewujudkan tindakan saling mengasihi.
Dalam pesan Paus ini, ditampilkan teladan komunikasi antara Elisabeth dan Maria. Dalam perjumpaan, mereka saling memuji kebahagiaan masing-masing dan merasakan kebahagiaan dalam perjumpaan itu. Pada akhirnya, perjumpaan itu membawa mereka pada pujian kepada Allah dalam magnificat Maria. Inilah teladan komunikasi bagi kita dalam keluarga. Kita harus senantiasa menemukan kebahagiaan dalam diri kita dan anggota keluarga, dan secara bersama dapat menjadikan kebahagiaan itu sebagai pujian dan persembahan bagi Allah.
Saudara-saudari seiman, marilah pada Minggu Komunikasi Sosial ini kita menumbuhkan semangat komunikasi dalam keluarga dan semakin mewujudkan cinta kasih dalam keluarga. Yesus mengingikan kita untuk senantiasa bersatu dengan Allah di dalam iman akan Yesus. Yesus menghendaki pula kita bersatu sebagai anggota umat Allah, terlebih dalam keluarga yang dikehendaki menjadi tempat kehadiran Allah. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar