Membangun Komunikasi dengan Allah
dalam Keluarga
Bacaan Pertama: Kis. 1:15-17.20a.20c-26
Kepergian Yudas Iskariot karena pengkhianatannya menimbulkan jumlah rasul
tidak lengkap 12 orang. Maka para rasul memilih seseorang yang layak untuk
menggantikan kekosongan jumlah rasul itu. Matias akhirnya terpilih, bukan
sekedar untuk melengkapi jumlah namun untuk kegenapan para rasul agar dengan
jumlah yang utuh mereka dapat mewartakan Injil seperti yang diperintahkan Yesus
bagi mereka.
Bacaan Kedua: 1Yoh. 4:11-16
Yohanes menyatakan bahwa ada hubungan timbal-balik antara Allah dengan
umat-Nya. Allah telah mengutus Yesus ke dunia karena mengasihi manusia,
demikian juga ketika manusia percaya kepada Yesus maka Allah tingal dalam diri
orang tersebut dan tetap mengasihinya.
Bacaan Injil: Yoh. 17:11b-19
Bacaan Injil Yohanes ini memuat doa Yesus kepada Bapa bagi para murid-Nya.
Doa ini mencerminkan tugas Yesus sebagai pengantara antara Allah dengan
manusia. Kita percaya bahwa Yesus sebagai Allah Putera ada dalam persatuan utuh
dengan Bapa dan Roh Kudus. Namun demikian, Yesus tetap menjalin relasi dan
komunikasi dengan Bapa dan Roh-Nya. Yesus menujukkan pentingnya komunikasi
dengan Allah dalam ungkapan doa. Sekaligus Yesus memberikan teladan kepada para
murid agar tidak jemu-jemu berdoa.
Dalam doa Yesus ini, seolah kita mendengarkan permohonan Yesus kepada
Bapa. Bila kita cermati dengan mendalam, doa permohonan Yesus bukan terpusat
pada kebutuhan para murid, namun justru demi kekudusan dan kemuliaan Allah agar
tetap ada bersama para murid-Nya. Hal ini berarti, Yesus memohon agar para murid
tetap disatukan dalam kesucian dan kemuliaan Allah.
Yesus memohon supaya Bapa menjaga persatuan para murid-Nya, seperti Bapa
sendiri bersatu dengan Yesus. Iman terhadap Yesus telah menyatukan para murid
sehingga mereka mampu mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati. Penyertaan dan
perlindungan ilahi sangat dibutuhkan bagi para murid agar tidak mengendorkan
semangat iman mereka.
Yesus menyadari bahwa Ia hendak berlalu dari dunia dengan cara penderitaan
di salib. Hal ini bisa mengguncangkan iman para murid-Nya, dan memang demikian
adanya. Maka penting bagi Yesus agar para murid tetap memiliki iman yang teguh
tak tergoncangkan. Kebencian, penganiayaan, penderitaan akan menimpa para murid
karena iman mereka, namun mereka akan ada dalam perlindungan Allah sendiri.
Para murid dipanggil dari antara dunia ini, namun tidak dipisahkan dari
dunia. Hal ini menandaskan bahwa Yesus menghendaki para murid untuk tinggal di
tengah-tengah dunia dan mewartakan kabar keselamatan Allah. Tugas perutusan ini
mengandung konsekuensi kesetiaan iman dan beresiko terancam dari sisi dunia.
Para murid tidak perlu gentar karena mereka dilingkupi perlindungan Allah dan
dikuduskan oleh oleh Yesus yang telah mengorbankan diri bagi para murid.
Minggu ini disebut pula sebagai Minggu Komunikasi Sosial Sedunia. Tema
yang diangkat adalah “Komunikasi dalam Keluarga: Tempat Istimewa Menemukan
Keindahan Kasih”. Tema ini erat berhubungan dengan tema pada Hari Komsos 2014,
“Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati”. Paus mengajak kita sebagai anggota
keluarga untuk membangun komunikasi dalam keluarga agar menemukan keindahan
kasih. Kasih harus dikomunikasikan agar menjadi satu ide dalam kebersamaan
keluarga. Kasih yang indah juga harus dinyatakan dalam tindakan secara bersama
dalam keluarga. Komunikasi dalam keluarga penting diikuti dengan perjumpaan
langsung sehingga tampil pula ekspresi seluruh pribadi, serta mampu mewujudkan
tindakan saling mengasihi.
Dalam pesan Paus ini, ditampilkan teladan komunikasi antara Elisabeth dan
Maria. Dalam perjumpaan, mereka saling memuji kebahagiaan masing-masing dan merasakan
kebahagiaan dalam perjumpaan itu. Pada akhirnya, perjumpaan itu membawa mereka
pada pujian kepada Allah dalam magnificat Maria. Inilah teladan komunikasi bagi
kita dalam keluarga. Kita harus senantiasa menemukan kebahagiaan dalam diri
kita dan anggota keluarga, dan secara bersama dapat menjadikan kebahagiaan itu
sebagai pujian dan persembahan bagi Allah.
Saudara-saudari seiman, marilah pada Minggu Komunikasi Sosial ini
kita menumbuhkan semangat komunikasi dalam keluarga dan semakin mewujudkan cinta
kasih dalam keluarga. Yesus mengingikan kita untuk senantiasa bersatu dengan
Allah di dalam iman akan Yesus. Yesus menghendaki pula kita bersatu sebagai
anggota umat Allah, terlebih dalam keluarga yang dikehendaki menjadi tempat
kehadiran Allah. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar