Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 09 Mei 2015

Minggu Paskah VI, Tahun B



Saling Mengasihi

Bacaan Pertama: Kis. 10: 25-26.34-35.44-48
Kornelius, seorang perwira kekaisaran Romawi percaya pada kebangkitan Kristus dan menerima pengajaran Petrus yang penuh Roh Kudus. Kehadiran Roh Kudus terbuka bagi semua orang, bukan hanya bagi orang-orang Yahudi.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 4:7-10
Allah adalah kasih, bahkan mengasihi manusia dengan mengutus Putera Tunggal-Nya. Allah terlebih dahulu mengasihi kita agar kita selamat dengan saling mengasihi.

Injil: Yoh. 15:9-17

Setelah berbicara tentang pokok anggur, penginjil Yohanes menempatkan pengajaran Yesus tentang perintah untuk saling mengasihi. Prinsip persatuan ranting dan pokok anggur dapat dipahami para murid. Namun demikian, persatuan itu tidak mampu menjelaskan bagian penting ajaran Yesus untuk saling mengasihi. Sama seperti prinsip ranting anggur yang harus menyatu dengan pokok anggur, tindakan mengasihi sebagai buah persatuan dengan Kristus.
Tinggal di dalam kasih Yesus dijelaskan dengan kesepadanan menuruti perintah Yesus, sama seperti Yesus yang menuruti perintah Bapa-Nya dan tinggal di dalam kasih-Nya. Ayat 10 ini merupakan penjelasan dari ayat 7 tentang “firmanku tinggal di dalam kamu”. Menuruti perintah Yesus sama seperti mentaati firman-Nya. Taat bukan sekadar melaksanakan deretan aturan dan hukum, namun totalitas pengabdian diri seperti Yesus yang taat pada kehendak Bapa yang melambangkan kasih Yesus kepada Bapa.
Pola ketaatan dan kasih Yesus pada Bapa menjadi model yang harus dicontoh bagi para murid untuk mentaati perintah Yesus dan tinggal di dalam kasih-Nya. Ketaatan pada aturan seringkali menjadi beban yang memberatkan. Namun Yesus menegaskan bahwa taat pada perintah Yesus untuk saling mengasihi bukanlah hal yang memberatkan, namun tujuannya agar para murid memiliki kebahagiaan yang penuh. Untuk menegaskan hal ini, Yesus menjelaskan hubungan ketaatan dan kasih-Nya pada Bapa. Yesus mengungkapkan tentang kasih dengan memberikan nyawa bagi sahabat-sahabat-Nya. Belum terjadi peristiwa salib ketika Yesus memberikan pengajaran-Nya ini, maka hal ini justru menjelaskan bahwa Yesus taat dengan sebulat hati pada kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dengan mengurbankan diri-Nya.
Saling mengasihi tidak harus dilihat dari sisi perintah yang menjadi beban. Yesus menjelaskan bahwa Ia mengasihi para murid yang disebutkan sebagai sahabat, bukan sebagai hamba. Hubungan antarsahabat akan lebih hidup, berdaya, dan rela untuk memberi serta berkurban. Hubungan sabahat berdasar pada saling percaya dan saling memahami. Kriteria sahabat bagi Yesus adalah mereka yang melaksanakan perintah untuk saling mengasihi. Kriteria ini bukan demi kesenangan Yesus, namun demi kebahagiaan para murid yang menjadi sahabat Yesus dengan saling mengasihi. Yesus membandingkan hubungan antara sahabat dengan hubungan antara majikan dan hamba. Hubungan tuan dan hamba didasarkan pada perintah berdasarkan upah. Seorang hamba akan memilih terbebas dari tuannya apabila ada pihilan hidup yang lebih sejahtera.
Yesus sebagai perwujudan kasih Bapa menjadi kasih yang nyata bagi manusia. Yesus inilah yang memilih para murid untuk mengikuti-Nya secara dekat, bukan para murid yang memilih Yesus sebagai guru mereka. Pilihan dan panggilan Yesus ini berdaya guna agar para murid pergi, menghasilkan buah, hasil buah yang tetap, agar yang mereka minta kepada Bapa dikabulkan dan agar mereka saling mengasihi. Buah yang harus dihasilkan dari perutusan hidup para murid Yesus adalah kebijaksanaan rohani yang berasal dari Roh Kudus, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri dll.
Kita telah dipanggil dan dipilih menjadi murid Yesus. Kita disebut sahabat oleh Yesus karena kita telah terlebih dahulu dikasihi-Nya. Apakah kita sudah menjadikan Yesus sebagai sahabat kita dengan mengasihi-Nya dan mengasihi sesama? Apakah hidup iman kita juga telah menghasilkan buah dari kekayaan rohani yang telah kita dapatkan dari kebangkitan Kristus? Mari, sahabat-sahabat Yesus, kita pergi untuk menghasilkan buah berlimpah. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar