Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Rabu, 13 Mei 2015

HR Kenaikan Tuhan, Tahun B



Naik ke Surga Bukan untuk Meninggalkan Dunia

Bacaan Pertama: Kis. 1:1-11
Kisah penderitaan dan wafat Kristus mendapatkan makna baru sesudah peristiwa kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga. Kenaikan Yesus bukan akhir dari karya keselamatan Allah, namun justru membangkitkan harapan baru dalam diri para murid. Roh Kudus yang diberikan kepada para murid membangkitkan semangat untuk bersaksi tentang kebangkitan Kristus.

Bacaan Kedua: Ef. 4:1-13
Paulus yang berada dalam penjara memberi nasihat kepada jemaat agar tidak terpecah belah. Mereka harus menyadari sebagai satu tubuh dalam Yesus Kristus dan satu Roh Allah yang menaungi mereka. Aneka karunia diberikan Allah menurut ukuran kesanggupan masing-masing orang sehingga membangun kesatuan sebagai bagian dari tubuh Kristus. Persatuan iman ini harus terwujud dalam hidup sehari-hari.

Bacaan Injil: Mrk. 16:15-20

Bagian penutup Injil Markus ini hendak meringkas kisah kebangkitan, penampakan dan kenaikan Yesus ke surga. Kebangkitan Yesus yang disertai dengan penampakan kepada para murid menumbuhkan iman yang lebih mendalam terhadap Yesus. Penampakan Yesus ibarat mengumpulkan kembali serpihan iman dalam diri para murid yang hancur akibat kepedihan menyaksikan kesengsaraan dan kematian Yesus di kayu salib.
Setelah keraguan pada kebangkitan Yesus berganti dengan kepercayaan, maka para murid mendapatkan tugas perutusan. Perutusan itu adalah pewartaan Injil kepada segala mahkluk. Injil dipahami sebagai kabar keselamatan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus yang lahir ke dunia, berkarya, sengsara, wafat dan bangkit mulia. Iman inilah yang harus diwartakan kepada semua manusia. Kepercayaan akan tumbuh dalam diri orang yang mau menerima warta Injil dan akan mendapatkan keselamatan.
Yesus tidak membiarkan para murid mewartakan injil tanpa kemantaban hati. Mereka harus mewarta dengan keyakinan bulat dan niat yang utuh karena Yesus tetap menyertai mereka. Yesus menegaskan tanda-tanda yang menyertai orang-orang yang percaya, baik para murid maupun orang-orang yang menerima warta para murid. Orang-orang yang percaya akan mengusir setan dalam nama Yesus. Setan adalah lambang kegelapan dosa. Maka bukan hanya secara harfiah bahwa murid Yesus bisa menyembuhkan orang yang kerasukan setan, namun mereka akan mampu mengusir kegelapan dosa dengan iman atas Yesus Kristus.
Demikian juga, para murid akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. Hal ini terbukti kemudian bahwa para murid akan mewartakan Injil bagi semua bangsa. Mereka harus berbicara dalam bahasa Ibrani yang mereka pakai di seputar Yerusalem. Demikian pula orang-orang yang mendapatkan warta para murid akan menyerap bahasa yang dibawa oleh para murid. Tafsiran lebih jauh lagi, warta Injil akan menjadikan orang-orang yang percaya akan “berbicara” dalam bahasa cinta kasih Allah seperti yang dilakukan oleh Yesus. “Berbicara” berarti berkomunikasi dan bertindak dalam pengertian cinta kasih seperti yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus.
Orang-orang yang percaya juga akan memegang ular dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan binasa. Ular dan racun maut melambangkan bahwa orang-orang yang percaya kepada Yesus akan mengalami tekanan dan ancaman, baik dari orang-orang yang membenci mereka maupun dari kuasa kegelapan. Namun bagi mereka yang berpegang teguh pada iman akan Kristus mendapatkan perlindungan dan pendampingan ilahi. Mereka tidak boleh takut karena Allah yang menjadi perisai bagi mereka.
Yesus sendiri menegaskan bahwa orang-orang yang percaya kepada-Nya akan mampu menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tangan atas orang-orang sakit itu. Mukjizat kesembuhan ini akhirnya memang terjadi dalam diri para rasul Yesus yang mampu menyembuhkan dalam nama Yesus. Ambil bagian dalam daya kesembuhan ilahi tentu membuat para murid bangga dan bahagia, namun mereka harus lebih bahagia karena iman mereka dapat terus tumbuh dan berkembang.
Kebangkitan dan kenaikan Yesus tidak memberikan harapan baru dalam diri para murid. Bahkan mereka memiliki semangat baru dalam mewartakan Injil karena Allah turut bekerja dengan memberikan Roh Kudus bagi mereka. Roh Kudus yang sama juga diberikan kepada kita saat ini, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kita semestinya mengadari akan tugas perutusan kita dalam hidup masing-masing dan menyadari penyertaan Roh Kudus dalam diri kita. Penyadaran akan hal ini akan membuat kita mampu merasakan penyertaan Allah dan mampu menyemangati hidup iman kita setiap hari. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar