Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 02 Mei 2015

Minggu Paskah V, Tahun B



Ranting yang Berbuah

Bacaan Pertama: Kis.9:26-31
Saulus bertobat dan dibaptis. Ia yang dahulu menganiaya murid-murid Kristus berubah menjadi murid Kristus. Paulus kembali ke Yerusalem dan bergabung dengan orang-orang yang percaya kepada Kristus, namun tidak ada yang  percaya bahwa Saulus telah bertobat. Barnabaslah yang kemudian menerima Paulus dan membawanya kepada para rasul. Barnabas menceritakan pertobatan Paulus dan pewartaan yang telah dilakukannya di Damsik. Pertobatan dan pewartaan Paulus di banyak tempat membawa perkembangan bagi jemaat.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 3:18:24
Yohanes memberi nasihat agar orang beriman dapat hidup dalam kebenaran. Perintah Allah, sekaligus kebenaran iman adalah kepercayaan terhadap Yesus sebagai Putera Allah dan saling mengasihi. Mengasihi bukan dengan perkataan, namun dengan perbuatan. Dengan mengasihi, maka Roh Kudus akan tinggal dan menyertai kita.

Bacaan Injil: Yoh. 15:1-8
Dalam pengajaran khusus kepada para murid-Nya, Yesus memberikan perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai pokok anggur dan Bapa sebagai pengusaha kebun anggur. Ada kesatuan antara Yesus dengan Bapa-Nya. Pohon anggur merupakan tanaman merambat dan bersulur yang harus dirawat dengan merantinginya. Ada ranting yang memang tidak akan mengeluarkan buah dan harus dipotong, sedangkan ranting yang bisa berbuah akan dipertahankan dan dirawat dengan baik.
Merawat pohon anggur menjadi kebiasaan yang dapat dilihat dan dilakukan oleh para murid pada waktu itu, sehingga Yesus tidak menjelaskan secara mendetail. Pokok anggur dirawat dengan memangkas daun dan ranting. Pada pangkasan pertama, bahkan tinggal sulur pokok yang disisakan sehingga tampak sebagai pohon mati tanpa ranting dan daun. Pada tahap berikutnya akan tumbuh ranting dan daun baru. Ranting-ranting kecil yang tidak akan berbuah kembali dipangkas dan tinggal ranting yang baiklah yang dibiarkan. Hal ini dimaksudkan agar getah pohon angur terbuang sehingga tidak mengaliri ranting yang berpotensi mengeluarkan buah.
Pohon anggur dalam perawatannya justru “disiksa” dengan memotong ranting dan daun-daunnya agar berbunga dan berbuah. Pemangkasan pertama akan terjadi ketika Yesus tampak hanya sendirian menanggung penderitaan salib. Ia sebagai pokok anggur yang mati tanpa ranting dan daun. Pemangkasan kedua adalah saat murid-murid Yesus membangun jemaat perdana yang mengalami pengejaran dan penganiayaan, baik oleh orang Yahudi maupun oleh kekaisaran Romawi. Ranting yang kecil dan tidak bisa berbuah pastilah akan gugur dan tidak bersatu dengan Yesus.
Yesus yang menempatkan diri-Nya sebagai pokok anggur juga memiliki ranting-ranting, yakni murid-murid yang percaya kepada-Nya. Murid-murid itu harus bersatu dengan Yesus agar menghasilkan buah. Sedangkan pokok anggur itu, Dia harus disiksa dan dipangkas dari daun hijau yang melambangkan kehidupan. Namun sesudah itu akan tumbuh bunga dan buah dari ranting-ranting pohon anggur itu. Sebaliknya, ranting yang dipotong akan dibuang dan dibakar karena tidak berguna lagi.
Para murid harus senantiasa menyatu dalam diri Yesus karena Ia sebagai pokok iman kepercayaan kepada Allah Bapa. Kepercayaan dan persatuan dengan Yesus mempermudah para murid untuk menerima sabda Yesus dan melaksanakannya. Para murid Yesus dikatakan berhasil dalam pemuridan mereka bila dapat menghasilkan buah. Buah itu pertama-tama bukan karya yang hebat dan gemilang secara duniawi, namun konsistensi diri dalam persatuan dengan Yesus dan menjadi pelaksana sabda Allah. Mari kita senantiasa menyadari kesatuan kita dengan Kristus terutama lewat Ekaristi yang kita rayakan, serta membuahkan diri sebagai murid Kristus dengan melaksanakan cinta kasih dalam hidup kita. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar