Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 23 Juli 2016

Minggu Biasa XVII, Tahun C



Tekun Beriman, Tekun Berdoa dan Tekun Berusaha

Bacaan Pertama: Kejadian 18:20-32
Terjadi tawar-menawar antara Abraham dengan Allah berkaitan dengan rencana Allah untuk menghukum kota Sodom dan Gomora. Abraham mohon agar Allah bertindak adil dengan tidak mengorbankan orang baik yang ditemukan di kota itu. Abraham menawar bila ia menemukan lima puluh orang baik, kiranya Allah mengampuni seluruh warga kota itu. Tawaran Abraham terus-menerus turun hingga sampai sepuluh orang baik. Allah ternyata berjanji tidak akan menghukum bila ditemukan sepuluh saja orang baik di tempat itu.

Bacaan Kedua: Kolose 2:12-14
Baptisan umat beriman menyatukan seseorang dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Baptisan menjadi lambang pematian diri terhadap cara hidup yang lama dan berganti dengan hidup baru dalam Kristus. Kematian Kristus menjadi tebusan bagi dosa, sekaligus pengampunan dosa karena iman akan kebangkitan Kristus.

Bacaan Injil: Lukas 11:1-13

Yesus diminta oleh para murid-Nya untuk mengajari doa khusus bagi para pengikut Yesus. Para guru pada waktu itu memiliki kebiasaan mengajarkan doa kepada para murid. Hal inilah yang kemudian diminta oleh para murid Yesus, apalagi mereka baru saja menyaksikan Yesus yang berdoa seorang diri. Doa yang diajarkan oleh Yesus sekaligus menjadi identitas para pengikut Yesus dan sangat berbeda dengan doa yang diajarkan para guru yang lain.
Doa yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya sering kita sebut sekarang dengan nama Doa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami, terdapat relasi yang sangat dekat dengan Allah yang disebut dengan Bapa. Dalam doa ini, pertama-tama bukan permohonan bagi diri sendiri tapi berkenaan dengan kehormatan Allah, yakni mohon kekudusan Allah dan Kerajaan Allah hadir ke dunia ini. Memohon kekudusan Allah berarti menguduskan Allah atau memuji Allah. Bisa semua orang menguduskan nama Allah, berarti juga semua orang menyembah dan berbakti kepada Allah. Kerajaan Allah juga dimohon hadir di dunia. Kerajaan Allah bertujuan penyelamatan manusia dengan segala sifat keallahan. Bila Allah meraja atas dunia, berarti Allah dihormati kekuasaan-Nya dan semua orang akan mencari keselamatan Allah.
Permohonan berikutnya barulah berkenaan dengan kebutuhan diri sendiri. “Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya”, terjemahan lurus dari bahasan Yunani adalah janganlah berhenti memberi kepada kami kebutuhan harian kami. Kebutuhan harian berarti kebutuhan pokok hidup agar seseorang dapat hidup dan kuat untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Permohonan kebutuhan harian secukupnya dan tidak berlimpah atau berlebihan.
Permohonan berikutnya adalah mohon Allah mengampuni dosa. Permohonan ini bersifat pengakuan dosa seseorang sehingga butuh rahmat pengampunan Allah. “Mengampuni yang bersalah kepada kami” adalah tindakan orang beriman karena telah merasakan pengampunan dari Allah. Ungkapan ini bukan bernada tuntutan kepada Allah, bukan karena kita mengampuni maka Allah wajib mengampuni kita. Justru kebalikannya, Allah telah mengampuni kita, maka kiata harus berbelaskasih kepada sesama. Permohonan terakhir adalah “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”. Pencobaan tidak selalu berupa godaan untuk berbuat dosa. Allah menghendaki ujian iman manusia dalam hidup agar semakin murni, namun Allah tidak menginginkan manusia jatuh dalam dosa. Pencobaan yang dimaksud adalah situasi situasi sulit yang memaksa seseorang untuk berbuat dosa.
Yesus kemudian menjelaskan inti doa yang diajarkannya dalam perumpamaan seseorang yang meminjam roti kepada sahabatnya pada malam hari. Karena ada relasi baik yang selama ini terjadi, maka permintaan seseorang itu akan dikabulkan sahabatnya meskipun ia harus repot bangun dan memberikan roti padanya. Sikap sahabat yang tidak malu-malu untuk meminta karena memang layak untuk meminta dan sangat dibutuhkan. Usaha yang giat akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Demikian juga permohonan kepada Allah disertai dengan usaha yang giat secara rohani dan manusiawi, sehingga ketika Allah mengabulkannya rahmat akan diterima dengan rasa syukur dan akan berkembang untuk keselamatan kekal.
Doa yang diajarkan Yesus tidak dimaksudkan sama persis kalimatnya ditiru para murid-Nya. Yesus menunjukkan hal prinsip dalam berdoa kepada Allah. Relasi kedekatan dengan Allah harus terbangun dalam hidup yang terkandung dalam ungkapan penyebutan Allah sebagai Bapa. Permohonan pertama-tama juga demi kehormatan dan kemuliaan Allah dalam hidup kita dan bagi dunia. Sesudah Allah sungguh kita muliakan dalam hidup, barulah kita memohon bagi kebutuhan diri sendiri. Hal ini berarti, permohonan untuk pribadi kita ajukan kepada Allah sesudah kita melaksanakan kewajiban sebagai orang yang beriman. Semakin tekun memohon dalam doa, berarti semakin tekun hidup sebagai orang beriman. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar