Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 16 April 2016

Minggu Paskah IV, Tahun C (Hari Doa Panggilan Sedunia)



Panggilan dalam Tugas Penggembalaan

Bacaan Pertama: Kisah Rasul 13:P14.43-52
Paulus dan Barnabas mewartakan keselamatan Allah kepada bangsa-bangsa lain. Mereka dengan berani mengajar dan menasihati banyak orang meskipun ditentang oleh orang-orang Yahudi. Hasutan orang-orang Yahudi kepada para pembesar kemudian menimbulkan penganiayaan bagi Paulus dan Barnabas di Antiokhia. Ketika iman telah ditamankan, maka tetap tumbuh dan membawa sukacita di Antiokhia meskipun Paulus dan Barnabas harus meninggalkan mereka dan pergi ke Ikonium. Dua rasul ini menunjukkan tugas mereka untuk ambil bagian dalam penggembalaan Kristus.

Bacaan kedua: Wahyu 7:9.14b-17
Wahyu kepada Yohanes memperlihatkan keadaan banyak orang dari berbagai bangsa ketika menghadap takhta Anak Domba. Orang banyak itu telah menjalankan iman dengan setia bahkan telah membasuh jubah dalam darah Anak Domba yang berarti telah menderita dan mati dalam iman kepada Kristus. Mereka inilah yang diterima di hadapan takhta Anak Domba dalam kemuliaan abadi.

Bacaan Injil: Yohanes 10:27-30

Minggu Paskah keempat dijadikan sebagai Hari Doa Panggilan Sedunia. Pada Minggu ini, bacaan diarahkan pada Yesus sebagai Gembala yang Baik. Yesus memanggil pula para murid-Nya untuk ambil bagian dalam tugas penggembalaan itu. Kelak, bersama para gembala, seluruh orang beriman akan dikumpulkan di hadapan Yesus Kristus dalam kemuliaan kekal. Orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa dan menjadi hilang karena penggembalaan Kristus terus berlangsung dalam diri orang-orang terpanggil.
Injil Yohanes yang tersaji pada Minggu ini merupakan bagian dari penggungkapan identitas Yesus sebagai Gembala yang Baik (10:1-42). Yesus menjelaskan identitas diri-Nya sebagai Gembala dalam perumpamaan agar orang mengerti tugas Yesus dalam menjaga dan memlihara umat beriman. Yesus sebagai Gembala yang baik rela menyerahkan nyawanya demi domba-domba penggembalaan-Nya. Lebih khusus pada perikop yang disediakan untuk liturgi ini, Yesus menjelaskan tentang domba-domba penggembalaan-Nya.
Perumpamaan Yesus tentang gembala yang baik masih tidak dimengerti oleh orang-orang Yahudi. Di pelataran Bait Allah, mereka terus mendesak Yesus agar mengungkapkan diri-Nya yang sebenarnya terkait dengan diri Yesus sebagai Mesias. Yesus tidak mau berterus terang tentang status-Nya sebagai Mesias karena paham yang berbeda antara orang Yahudi dengan Mesias yang dijanjikan Allah. Mereka memahami Mesias sebagai pembebas duniawi, namun sebenarnya Mesias diutus untuk membawa pembebasan rohani.
Para murid Yesus, bukan hanya para rasul tapi semua orang yang percaya pada-Nya, mendengarkan perkataan Yesus dalam pengajaran-Nya. Orang-orang yang mengikuti Yesus inilah yang disebut sebagai domba penggembalaan Yesus dalam perumpamaan ini. Gembala yang baik dikenali oleh domba-domba-Nya dan sebaliknya, domba-domba juga mengenal suara Yesus sebagai Gembala. Yesus sebagai Gembala tidak membawa cemeti untuk menyakiti domba-Nya, namun justru berjalan paling depan dan diikuti domba-domba-Nya.
Yesus sebagai Gembala melampaui gembala duniawi. Yesus menjaga kawanan domba dengan kesungguhan, bahkan Ia memberikan hidup yang kekal. Domba gembalaan Yesus tidak akan binasa dan tidak akan direbut dari tangan-Nya. Yesus tidak menyamakan diri dengan gembala upahan yang menjaga domba untuk digunting bulunya, atau diambil dagingnya, atau dijual kepada orang lain. Yesus menjaga dan merawat domba-domba-Nya dengan kesunguhan hati, bahkan rela memberikan hidup-Nya demi keselamatan para domba.
Umat penggembalaan Yesus diberikan oleh Bapa kepada Yesus untuk diselamatkan. Pemberian ini mengungkapkann bahwa Yesus telah memiliki hak sebagai Sang Empunya domba-domba-Nya. Namun demikian, hak bukan dipakai untuk menguasai tapi untuk dijaga dengan baik. Bapa menyerahkan kawanan domba kepada Yesus karena Yesus adalah Putera Allah. Kawanan domba itu tidak akan diserahkan selain kepada Yesus, dan tidak akan bisa direbut oleh orang lain. Ungkapan ini menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah. Ditegaskan pula bahwa Bapa dan Yesus adalah satu.
Yesus adalah Gembala yang baik. Ia juga memanggil kita masing-masing untuk menjadi gembala bagi sesama kita. Kita perlu menggembalakan diri kita agar tetap ada dalam kawanan umat Kristus, menjaga pula anggota keluarga agar mereka memiliki keselamatan dan ikut serta dalam tugas perutusan menjadi terang bagi dunia di lingkungan hidup dan karya kita.
Pada Hari Doa Panggilan Sedunia kali ini, Paus menyampaikan pesan dengan judul “Gereja, Bunda Kaum Terpanggil”. Paus menekankan bahwa panggilan tumbuh dalam kebersamaan sebagai anggota Gereja. Seorang pribadi dalam Gereja merasa tersapa dan kemudian muncul panggilan dalam diri mereka.
Gereja bagaikan ibu yang melahirkan panggilan-panggilan baru. Gereja menjadi wadah persemaian bagi pangilan, sekaligus menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembangnya panggilan. Pada akhirnya, panggilan itu menghasilkan orang-orang yang terlibat bagi perkembangan Gereja. Panggilan bukan hanya dimaksudkan bagi imam dan biarawan-biarawati, namun juga panggilan kaum awam dengan iman yang mendalam. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar