Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 02 April 2016

Minggu Paskah II, Tahun C



Pengampunan dan Damai karena Kristus Telah Bangkit
(Minggu Kerahiman Ilahi)

Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 5:12-16
Semangat para rasul pulih kembali dalam kepercayaan kepada Kristus sesudah kebangkitan Tuhan. Mereka mewartakan kebangkitan Tuhan dan ajaran cinta kasih-Nya, disertai dengan mukjizat dalam nama Yesus Kristus. Banyak orang sakit dibawa ke jalan mengharapkan kesembuhan, bahkan kesembuhan terjadi sekedar dengan bayangan tubuh Petrus yang mengenai orang-orang sakit itu. Orang-orang yang percaya kepada Kristus semakin bertambah banyak dan mereka ada dalam persatuan yang erat.

Bacaan Kedua: Wahyu 1:9-11a.12-13.17-19
Wahyu kepada Yohanes mengisahkan secara berbeda tentang Yesus yang telah bangkit. Anak Manusia itu adalah Yesus, Putera Allah yang sengsara dan wafat namun bangkit dalam kemuliaan sempurna. Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir (Alpha dan Omega). Kematian Yesus tidak mengakhiri kehidupan-Nya karena Ia telah menang atas maut dengan kebangkitan-Nya.

Bacaan Injil: Yohanes 20:19-31

Injil Yohanes mengisahkan keadaan para murid sesudah Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan. Mereka masih berada di Yerusalem sehingga mereka merasa takut bertemu dengan orang-orang Yahudi yang telah menyalibkan Guru mereka. Ketakutan ini dapat dimaklumi karena sangat mungkin orang-orang Yahudi belum puas dengan kematian Yesus dan mereka ingin melenyapkan semua pengikut Yesus. Situasi ketakutan ini memungkinkan Maria Magdalena menjadi orang pertama yang menyaksikan penampakan Yesus yang sudah bangkit (Yoh. 20:11-18). Maria Magdalena menjadi orang pertama yang berani pergi ke kubur Yesus namun menjumpai kubur telah kosong. Petrus dan Yohanes kemudian melihat kubur itu dan kemudian segera kembali ke rumah tempat para murid berkumpul. Sedangkan Maria Magdalena tetap ada di kubur hingga mendapatkan penampakan dua malaikat dan Yesus yang bangkit.
Sekembalinya Maria Magdalena dari kubur itulah, malam harinya Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya. Mereka telah mendapatkan cerita tentang penampakan Yesus dari Maria Magdalena, namun tetap saja mereka mengurung diri dengan mengunci pintu dan jendela. Pada saat malam, Yesus menampakkan diri kepada mereka. Tidak diceritakan bagaimana Yesus tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka. Namun demikian, Injil Yohanes telah memberikan gambaran bahwa Yesus yang bangkit memiliki tubuh yang istimewa, tubuh yang mulia. Dalam penampakan, Maria Magdalena tidak langsung mengenali Yesus yang telah bangkit karena Ia memiliki tubuh yang mulia itu.
Sapaan Yesus dalam penampakan kepada para murid-Nya adalah: “Damai sejahtera bagi kamu…”. Salam ini sebenarnya biasa disampaikan dalam perjumpaan harian. Namun, ketika diucapkan oleh Yesus yang telah bangkit, sapaan ini menjadi sangat istimewa bagi para murid. Situasi takut, putus asa dan kecewa berganti dengan situasi damai ketika berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit. Sapaan itu menjadi berkat bagi para murid dan lambang pengampunan Yesus bagi mereka. Keadaan diri para murid ketika penangkapan dan penyaliban Yesus adalah sikap murid-murid yang tidak setia kepada Guru mereka. Mereka telah berkhianat, menyangkal Yesus dan lari tercerai-berai. Namun demikian, berkat damailah yang mereka terima dari Yesus dalam penampakan itu dan bukan teguran atau hukuman.
Yesus kemudian menunjukkan bekas luka pada tangan dan lambung-Nya. Ciri fisik ini ditunjukkan Yesus agar para murid mengenali-Nya, bahwa Ia yang telah bangkit adalah Ia yang sengsara dan wafat di salib. Melihat ciri fisik ini, para murid kemudian bersukacita. Ketakutan dan kekecewaan berganti dengan kegembiraan karena kebangkitan Yesus dan juga pengampunan dan damai yang diberikan Yesus. Yesus kemudian mengulangi salam damai bagi para murid-Nya itu. Salam damai yang kedua ini berbobot pengutusan agar mereka juga menjadi duta damai bagi dunia. Damai yang mereka wartakan diteguhkan dengan pemberian Roh Kudus oleh Yesus dan kuasa mengampuni dosa orang lain. Para murid telah mendapatkan pengampunan Yesus sehingga mereka harus mengampuni dosa orang agar tercipta damai dalam hidup bersama.
Satu minggu berikutnya, Yesus menampakkan diri lagi di tengah-tengah para murid-nya. Penampakan kali ini cenderung khusus tertuju kepada Thomas yang tidak hadir ketika Yesus menampakkan diri sebelumnya. Thomas yang tidak percaya disapa Yesus secara khusus sesudah Ia menyampaikan salam damai bagi para murid-Nya. Sama seperti ungkapan Thomas yang hendak mencucukkan jari dan tangan pada bekas luka di tangan dan lambung Yesus, Yesus pun menunjukkan bekas luka pada tangan dan lambung-Nya. Thomas tak bisa bertindak seperti kata-katanya, selain berucap “Ya Tuhanku dan Allahku”.
Thomas mewakili banyak orang, mungkin termasuk kita, yang kadang kurang percaya pada kebangkitan Kristus dan kurang percaya pada daya ilahi yang ada pada-Nya. Ketika kita menjadi percaya kepada kebangkitan Tuhan, kita juga menjadi bagian dari orang yang dipuji oleh Yesus: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Kepercayaan kepada kebangkitan Kristus menjadi inti misteri paskah. Kesengsaraan dan kematian Kristus dimahkotai dengan kebangkitan-Nya. Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi pendamaian antara manusia dengan Allah, antara dunia dengan surga. Dosa dan maut tidak menguasai Putera Allah. Demikian juga kita yang menjadi anak-anak Allah, tidak akan dikuasai oleh dosa dan kematian kekal bila kita setia dalam iman kita akan Yesus Kristus. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar