Pengampunan dan Damai karena
Kristus Telah Bangkit
(Minggu Kerahiman Ilahi)
Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 5:12-16
Semangat para rasul pulih kembali dalam kepercayaan kepada Kristus sesudah
kebangkitan Tuhan. Mereka mewartakan kebangkitan Tuhan dan ajaran cinta
kasih-Nya, disertai dengan mukjizat dalam nama Yesus Kristus. Banyak orang
sakit dibawa ke jalan mengharapkan kesembuhan, bahkan kesembuhan terjadi
sekedar dengan bayangan tubuh Petrus yang mengenai orang-orang sakit itu.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus semakin bertambah banyak dan mereka ada
dalam persatuan yang erat.
Bacaan Kedua: Wahyu 1:9-11a.12-13.17-19
Wahyu kepada Yohanes mengisahkan secara berbeda tentang Yesus yang telah
bangkit. Anak Manusia itu adalah Yesus, Putera Allah yang sengsara dan wafat
namun bangkit dalam kemuliaan sempurna. Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir
(Alpha dan Omega). Kematian Yesus tidak mengakhiri kehidupan-Nya karena Ia
telah menang atas maut dengan kebangkitan-Nya.
Bacaan Injil: Yohanes 20:19-31
Injil Yohanes mengisahkan keadaan para murid sesudah Yesus disalibkan,
wafat dan dimakamkan. Mereka masih berada di Yerusalem sehingga mereka merasa
takut bertemu dengan orang-orang Yahudi yang telah menyalibkan Guru mereka.
Ketakutan ini dapat dimaklumi karena sangat mungkin orang-orang Yahudi belum
puas dengan kematian Yesus dan mereka ingin melenyapkan semua pengikut Yesus.
Situasi ketakutan ini memungkinkan Maria Magdalena menjadi orang pertama yang
menyaksikan penampakan Yesus yang sudah bangkit (Yoh. 20:11-18). Maria Magdalena
menjadi orang pertama yang berani pergi ke kubur Yesus namun menjumpai kubur
telah kosong. Petrus dan Yohanes kemudian melihat kubur itu dan kemudian segera
kembali ke rumah tempat para murid berkumpul. Sedangkan Maria Magdalena tetap
ada di kubur hingga mendapatkan penampakan dua malaikat dan Yesus yang bangkit.
Sekembalinya Maria Magdalena dari kubur itulah, malam harinya Yesus yang
telah bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya. Mereka telah mendapatkan
cerita tentang penampakan Yesus dari Maria Magdalena, namun tetap saja mereka
mengurung diri dengan mengunci pintu dan jendela. Pada saat malam, Yesus
menampakkan diri kepada mereka. Tidak diceritakan bagaimana Yesus tiba-tiba
hadir di tengah-tengah mereka. Namun demikian, Injil Yohanes telah memberikan
gambaran bahwa Yesus yang bangkit memiliki tubuh yang istimewa, tubuh yang
mulia. Dalam penampakan, Maria Magdalena tidak langsung mengenali Yesus yang
telah bangkit karena Ia memiliki tubuh yang mulia itu.
Sapaan Yesus dalam penampakan kepada para murid-Nya adalah: “Damai
sejahtera bagi kamu…”. Salam ini sebenarnya biasa disampaikan dalam perjumpaan
harian. Namun, ketika diucapkan oleh Yesus yang telah bangkit, sapaan ini
menjadi sangat istimewa bagi para murid. Situasi takut, putus asa dan kecewa
berganti dengan situasi damai ketika berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit.
Sapaan itu menjadi berkat bagi para murid dan lambang pengampunan Yesus bagi
mereka. Keadaan diri para murid ketika penangkapan dan penyaliban Yesus adalah
sikap murid-murid yang tidak setia kepada Guru mereka. Mereka telah berkhianat,
menyangkal Yesus dan lari tercerai-berai. Namun demikian, berkat damailah yang
mereka terima dari Yesus dalam penampakan itu dan bukan teguran atau hukuman.
Yesus kemudian menunjukkan bekas luka pada tangan dan lambung-Nya. Ciri
fisik ini ditunjukkan Yesus agar para murid mengenali-Nya, bahwa Ia yang telah
bangkit adalah Ia yang sengsara dan wafat di salib. Melihat ciri fisik ini,
para murid kemudian bersukacita. Ketakutan dan kekecewaan berganti dengan
kegembiraan karena kebangkitan Yesus dan juga pengampunan dan damai yang
diberikan Yesus. Yesus kemudian mengulangi salam damai bagi para murid-Nya itu.
Salam damai yang kedua ini berbobot pengutusan agar mereka juga menjadi duta
damai bagi dunia. Damai yang mereka wartakan diteguhkan dengan pemberian Roh
Kudus oleh Yesus dan kuasa mengampuni dosa orang lain. Para murid telah
mendapatkan pengampunan Yesus sehingga mereka harus mengampuni dosa orang agar
tercipta damai dalam hidup bersama.
Satu minggu berikutnya, Yesus menampakkan diri lagi di tengah-tengah para
murid-nya. Penampakan kali ini cenderung khusus tertuju kepada Thomas yang
tidak hadir ketika Yesus menampakkan diri sebelumnya. Thomas yang tidak percaya
disapa Yesus secara khusus sesudah Ia menyampaikan salam damai bagi para
murid-Nya. Sama seperti ungkapan Thomas yang hendak mencucukkan jari dan tangan
pada bekas luka di tangan dan lambung Yesus, Yesus pun menunjukkan bekas luka
pada tangan dan lambung-Nya. Thomas tak bisa bertindak seperti kata-katanya, selain
berucap “Ya Tuhanku dan Allahku”.
Thomas mewakili banyak orang, mungkin termasuk kita, yang kadang kurang
percaya pada kebangkitan Kristus dan kurang percaya pada daya ilahi yang ada
pada-Nya. Ketika kita menjadi percaya kepada kebangkitan Tuhan, kita juga menjadi
bagian dari orang yang dipuji oleh Yesus: “Berbahagialah mereka yang tidak
melihat namun percaya”. Kepercayaan kepada kebangkitan Kristus menjadi inti
misteri paskah. Kesengsaraan dan kematian Kristus dimahkotai dengan
kebangkitan-Nya. Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi pendamaian antara
manusia dengan Allah, antara dunia dengan surga. Dosa dan maut tidak menguasai
Putera Allah. Demikian juga kita yang menjadi anak-anak Allah, tidak akan
dikuasai oleh dosa dan kematian kekal bila kita setia dalam iman kita akan
Yesus Kristus. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar