Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Rabu, 10 Februari 2016

Rabu Abu



Menandai Tobat dengan Doa, Puasa dan Amal Kasih

Bacaan Pertama: Nubuat Yoel 2:12-18
Yoel termasuk dalam golongan 12 nabi kecil karena tulisan kitabnya yang singkat. Dalam bacaan ini, Yoel mengajak umat untuk bertobat agar terluput dari hukuman Allah. Allah yang maha pengasih akan memperhitungkan pertobatan umat yang diungkapkan dengan berpuasa dan ratap tangis di hadapan Allah. Yoel menegaskan agar umat mengoyakkan hati mereka yang cemar akibat dosa dan berbalik kembali kepada Allah.

Bacaan Kedua: 2 Korintus 5:20 – 6:2
Paulus memberi nasihat agar jemaat mau memberikan diri didamaikan dengan Allah. Dosa merupakan pemberontakan manusia terhadap kasih Allah. Dosa itu menjadi penyebab Yesus Kristus menderita dan wafat di kayu salib. Pengurbanan Kristus ini menjadi cinta terbesar Allah bagi keselamatan manusia. Maka, harusnya jemaat tidak menyia-nyiakan kasih Allah dan mau diperdamaikan dengan Allah dalam diri Kristus.

Bacaan Injil: Matius 6:1-6.16-18

Bacaan Matius ini adalah bagian dari khotbah Yesus di bukit. Secara lengkap bagian ini mulai dari ayat 1-18, namun untuk bacaan liturgi diambil lebih ringkas dengan melompati ayat 7-15 (tentang doa Bapa Kami). Secara liturgi, bacaan Injil ini ingin menekankan ajaran Yesus tentang sikap memberi sedekah, berdoa dan berpuasa.
Yesus mulai pengajaran-Nya dengan kewaspadaan agar melaksanakan kewajiban agama berdasarkan motivasi yang tulus dalam beriman. Yesus tidak melarang para murid-Nya, namun meluruskan sikap para murid dalam melaksanakan tugas dan kewajiban keagamaan. Yesus melihat bahwa para pemuka agama saat itu justru melakukan kewajiban keagamaan dengan tujuan agar dilihat dan dipuji banyak orang. Sikap pamer dan munafik ini justru tidak akan mendapatkan berkat dari Allah karena secara manusiawi telah mendapatkan upah berupa pujian dari orang lain.
Kewajiban keagamaan yang pertama disebut Yesus adalah pemberian sedekah. Pemberian sedekah adalah perbuatan belas kasih terhadap orang-orang miskin dengan memberikan sumbangan aneka kebutuhan pokok. Perbuatan ini tentu baik karena dapat membantu sesama yang berkekurangan. Namun demikian, perbuatan amal kasih bukan untuk memuliakan diri si pemberi. Ternyata ada kebiasaan saat itu bila orang kaya hendak memberi sedekah, mereka telah merencanakan dan mengumumkannya terlebih dahulu. Tempat pemberian bantuan juga dipilih di tempat yang ramai orang agar dilihat semakin banyak orang.
Yesus mengatakan bahwa sedekah hendaknya diberikan dengan tersembunyi. Perbuatan amal kasih kepada orang lain tidak perlu diketahui banyak orang demi menonjolkan diri agar dipuji, namun diberikan dengan ketulusan hati bahkan meskipun hanya diketahui oleh orang yang menerimanya. Kebaikan harusnya dilakukan tanpa pamrih di dunia ini, tanpa mengharap balasan dan pujian dari orang lain.
Kewajiban agama kedua yang disebut Yesus adalah doa. Yesus mengatakan jangan berdoa seperti orang munafik yang berdoa dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan. Orang Yahudi memiliki kewajiban berdoa pada jam-jam tertentu, namun mereka justru sengaja berdoa dengan cara yang mencolok di tempat umum agar dilihat dan dipuji bahwa mereka adalah orang yang saleh. Yesus menekankan doa yang tulus dari hati sebagai bentuk komunikasi dengan Allah.
Kewajiban ketiga yang disebut Yesus adalah berpuasa. Kewajiban berpuasa pada saat itu justru dipakai oleh sebagian orang untuk menunjukkan diri sebagai orang yang taat beragama. Orang munafik berpuasa dengan mengubah mukanya menjadi muram, lesu dan tak bertenaga agar dilihat orang bahwa ia sedang berpuasa. Yesus justru mengajari para murid agar ketika berpuasa tidak terlihat orang lain bahwa mereka sedang berpuasa. Puasa adalah mati raga dengan maksut melakukan silih atas dosa agar hati murni kembali. Tujuan pemurnian hati dari puasa tidak tercapai kalau justru mencari penghormatan dan pujian dari orang lain.
 Rabu Abu menjadi tanda kita memasuki masa Prapaskah dengan berpantang dan berpuasa. Pada masa ini, para katekumen dipersiapkan secara lebih khusus untuk menerima baptisan pada Paskah nanti, dan seluruh umat dipersiapkan untuk merayakan kebangkitan Kristus. Pantang dan puasa adalah cara agar kita semakin tekun dalam doa dan merasakan penderitaan Kristus demi penebusan dosa kita. Masa ini menjadi masa pertobatan karena kita diajak menyadari kesalahan dan dosa kita dan mendekatkan diri pada Allah. Semoga kita semakin tekun berdoa, berpuasa dan berpantang, serta beramal kasih dengan ketulusan hati. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar