Yesus: Pemenuhan Janji Mesianis
Bacaan Pertama: Nehemia 8:3-5a.6-7.9-11
Ketika usai masa pembuangan, bangsa pilihan kembali hidup di tanah
terjanji. Dalam keadaan pemulihan hidup bangsa pilihan itu, Sabda Allah
dibacakan untuk mengingatkan dan memperbaharui kembali perjanjian Allah
terhadap umat-Nya. Sabda Allah yang dijelaskan menjadi pewartaan keselamatan
Allah dan mengajak umat untuk memperbaharui kesetiaan dan pengabdian mereka
kepada Allah.
Bacaan Kedua: 1 Korintus 12:12-30
Paulus menjelaskan kesatuan antara seluruh jemaat dengan Kristus dalam
ungkapan persatuan anggota tubuh yang menyatu dengan kepalanya. Semua anggota
badan memiliki peran masing-masing, namun tetap dalam keutuhan sebagai satu tubuh.
Demikianlah, masing-masing anggota persekutuan umat harus ikut terlibat dalam
peranan masing-masing, namun tetap dalam persatuan dengan seluruh anggota dan
Kristus sebagai kepala. Tidak seharusnya seseorang menyombongkan diri dan
merendahkan yang lain, karena semuanya tetap ambil peran dalam kesatuan sebagai
tubuh Kristus.
Bacaan Injil: Lukas 1:1-4; 4:14-21
Bacaan dari Injil Lukas ini menjadi pengantar tampilnya Yesus dalam karya
keselamatan Allah bagi dunia. Keselamatan itu menjadi kelanjutan dan
kesempurnaan karya keselamatan yang dimulai Allah sejak zaman para nabi. Lukas
ingin menyajikan kesaksian iman yang dimilikinya atas Yesus agar semakin banyak
orang percaya pada Yesus sebagai pemenuhan janji Allah kepada para nabi.
Pada bab 1 ayat 1-4 terdapat pengantar dari Lukas atas tulisannya ini.
Gaya penulisan Lukas memakai gaya bahasa sejarahwan Yunani yang berciri keteraturan.
Lukas ingin menegaskan bahwa yang ditulisnya berasal dari sumber terpercaya,
yakni para saksi mata dan pelayan firman. Saksi mata adalah orang-orang yang
melihat dan kenal dekat dengan Yesus, mereka di antaranya adalah para rasul.
Sedangkan pelayan firman adalah para pemimpin umat yang percaya kepada Kristus
yang mengurusi segala sesuatu dalam peribadatan para pengikut Kristus.
Peristiwa-peristiwa yang didengar dan didapatkan Lukas diteliti dengan baik dan
akhirnya ia menuliskannya agar menjadi rangkaian tulisan yang terpercaya bagi
para pembacanya.
Bacaan liturgi kemudian melompat pada awal masa karya Yesus. Lukas
menekankan peranan Roh Kudus yang membawa Yesus ke padang gurun, kini Roh Kudus
itu membawa Yesus ke Galilea untuk mengawali karya keselamatan-Nya di dunia.
Sebelum menceritakan tentang Yesus yang membaca nas kitab nabi Yesaya, Lukas
sudah memberi catatan bahwa selama di Galilea Yesus mengajar di rumah-rumah
badat dan semua orang memuji Dia. Memuji Yesus bukan sekedar menyanjung Yesus,
namun bermakna kekaguman dan pujian iman seperti yang disampaikan manusia
kepada Allah.
Yesus mengawali karya dari Nazareth, daerah tempat asal-Nya dibesarkan. Di
sini terdapat rumah ibadat (sinagoga) yang menjadi tempat doa pada hari-hari
sabat biasa karena pada hari-hari raya besar orang berkumpul di Bait Allah,
Yerusalem. Dalam rumah ibadat itu, pemimpin ibadat memberi tugas kepada Yesus
untuk membaca Kitab Suci dan menjelaskannya. Bacaan yang diberikan kepada Yesus
dari Kitab Nabi Yesaya yang berisi tentang Roh Tuhan yang menaungi hamba Allah.
Bagian Kitab Suci yang dibaca Yesus berisi tentang janji mesianis. Yesus
menempatkan nas itu sebagai pemenuhan atas janji Allah dalam diri-Nya. Yesuslah
Hamba Allah yang dinaungi Roh Kudus untuk mewartakan kabar keselamatan Allah.
Roh Tuhan yang ada pada Yesus itu telah mengurapi Yesus. Pengurapan oleh
Roh Tuhan itu menjadi lambang pelayanan sebagai Hamba Allah layaknya para nabi.
Roh Kudus itulah yang menegaskan pelayanan Yesus sebagai Mesias. Pelayanan itu
meliputi: penyampaian kabar baik kepada yang miskin, pemberitaan pembebasan
kepada para tawanan, penglihatan kepada yang buta, dan pemberitaan tahun rahmat
Tuhan. Roh Kudus yang ada pada diri Yesus itu tertuju pada keselamatan Allah
yang bernilai rohani, meskipun terwujud dalam perhatian Yesus dari sisi jasmani.
Yesus adalah pemenuhan janji keselamatan Allah. Roh Kudus ada bersama
Yesus menjadi daya ilahi yang memberi keselamatan jiwa-raga, rohani-jasmani.
Roh Kudus yang tinggal dalam diri Yesus itu nantinya akan diberikan kepada para
rasul dan para rasul kemudian akan memberikan Roh Kudus itu kepada orang-orang
yang menerima pewartaan mereka tentang Yesus Kristus.
Kita sekarang ini menjadi murid-murid Kristus yang menerima Roh Kudus
dalam diri kita, lengkap dengan karunia-Nya. Karunia Roh Kudus itu harus
menuntun kita pada pelayanan sebagai abdi Allah yang menjadikan diri sebagai
saluran rahmat Allah bagi sesama. Roh Kudus memperkaya diri kita dalam
kebersamaan dengan seluruh umat beriman. Dengan demikian, kita hendaknya
mengarahkan diri dalam persatuan seluruh umat beriman sembari mengembangkan
karunia Roh Kudus dalam hidup kita yang menyatukan, melayani semua orang dan
mengajak orang untuk merasakan keselamatan jiwa raga yang bersumber dari Allah.
(R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar