Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 02 Januari 2016

H.R. Penampakan Tuhan - Hari Anak Misioner Sedunia



Tuntunan Bintang Surgawi

Bacaan Pertama: Yesaya 60:1-6
Yesaya mengingatkan bangsa pilihan yang kembali ke tanah terjanji agar mereka melihat terang keselamatan yang telah diberikan Allah kepada mereka. Mereka harus mewartakan cahaya keselamatan kepada semua bangsa seperti digambarkan bahwa semua bangsa datang ke Yerusalem untuk melihat terang Allah.

Bacaan Kedua: Efesus 3:2-2a.5-6
Paulus bersyukur atas tugas pewartaan Injil yang diemban oleh Paulus. Paulus menyadari bahwa Kristus pertama-tama mewartakan Injil kepada para rasul dan murid-murid-Nya. Merekalah yang kemudian mewartakan Injil kepada semua bangsa.

Bacaan Injil: Matius 2:1-12

Bacaan Injil pada Hari Raya Penampakan Tuhan ini mengisahkan orang-orang majus dari Timur yang mencari Yesus, raja yang baru dilahirkan. Orang-orang majus (magoi) ini sering disebut sebagai para sarjana. Mereka memang orang-orang terpelajar pada masa itu yang memiliki pengetahuan bidang perbintangan, kedokteran dan pengetahuan alam. Mereka berasal dari daerah Babilonia – Persia atau yang sekarang disebut daerah Iran. Mereka adalah para pemuka keagamaan tradisional saat itu.
Dengan bekal ilmu perbintangan itulah, orang-orang majus dapat membaca rasi bintang tertentu dengan kelahiran raja baru. Menurut penelitian, yang dilihat oleh orang majus bukanlah komet, meteor, atau supernova. Orang-orang majus melihat bintang itu terbit di timur dan kemudian berjalan ke tanah Yehuda sesuai penafsiran mereka.
Sebagian ahli Kitab Suci berpendapat bahwa orang-orang majus itu melihat konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terjadi berturut-turut dan membentuk rasi bintang Pisces. Planet Jupiter oleh para ahli astronomi disebut “King of king” yang dibaca sebagai penanda kelahiran raja baru. Sedangkan planet Saturnus dikaitkan dengan pelindung bangsa Yahudi (protector of Jews). Konjungsi inilah yang dipahami oleh orang majus dengan kelahiran raja bagi bangsa Yahudi. Kehadiran konjungsi dan rasi bintang yang ditimbulkan tentu saja tidak bisa dilihat oleh orang biasa karena membutuhkan pengetahuan yang cukup dalam bidang perbintangan.
Konjungsi Jupiter-Saturnus ini terjadi beberapa kali pada tahun 7-6 sebelum Masehi. Konjungsi pertama terjadi setelah lewat tengah malam sehingga rasi bintang yang terbentuk tampak di daerah timur sebelum matahari terbit. Saat konjungsi pertama terjadi, orang-orang majus mulai menafsirkan fenomena alam ini karena sangat jarang terjadi konjungsi kedua planet tersebut. Konjungsi kedua terjadi sesudah matahari terbenam dan terlihat sepanjang malam. Kemungkinan setelah konjungsi pertama, orang-orang majus mulai perjalanan mereka ke daerah Yehuda hingga konjungsi kedua terjadi dan mereka sampai di Yerusalem, sehingga mereka bertanya kepada Herodes. Pada konjungsi ketiga, kedua planet tampat di sore hari pada titik terendah peredaran benda langit sehingga tampak seperti berhenti di atas kota Betlehem.
Orang-orang majus dengan pengetahuan mereka, mampu membaca tanda-tanda alam dan menghubungkannya dengan kelahiran raja baru yang akhirnya mereka menemukan Yesus, Sang Raja. Ketika menemukan Yesus, mereka bersukacita, sujud menyembah dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Tiga jenis persembahan ini yang kemudian ditafsirkan bahwa jumlah orang majus adalah tiga orang. Bahkan seturut tradisi mereka bernama Gaspar, Baltazar dan Melkior. Tentu nama-nama ini sekedar penamaan untuk mereka. Mereka juga sering disebut tiga raja dari timur karena persembahan yang mereka bawa menandakan bahwa mereka adalah para pemimpin.
Persembahan emas yang mereka bawa mengungkapkan kemuliaan yang dimiliki oleh Raja Kristus yang baru dilahirkan itu. Kemenyan/wewangian melambangkan keilahian, tugas imamat yang hendak diemban oleh Yesus sebagai Imam Agung yang menguduskan umat-Nya. Sedangkan mur adalah rempah-rempah seperti yang kelak akan dicampurkan para serdadu dalam anggur yang diberikan oleh Yesus ketika disalibkan. Mur ini melambangkan kesengsaraan dan kematian Yesus yang menyelamatkan.
Kita hendaknya menaruh minat seperti orang-orang majus untuk datang kepada Yesus yang telah lahir menjadi Manusia. Menemukan Yesus harus diikuti dengan tindakan bersukacita, menyembah dan menyerahkan persembahan. Hidup kita telah dirahmati Allah karena penebusan dalam diri Yesus Kristus, maka layaklah kita menemukan Kristus dalam setiap peristiwa hidup kita. Ungkapan iman dalam sembah sujud, persembahan dan kebaikan haruslah terwujud dalam hidup harian kita. Dengan tulus kita harus mencari Kristus yang hadir dalam diri dan keluarga kita untuk kemudian kita wartakan kepada sesama mulai dari dalam keluarga kita.
Tokoh antagonis dalam bacaan ini adalah Herodes. Ia pura-pura bersimpati dengan informasi kelahiran raja baru, namun sebenarnya Herodes merasa tersaingi dan berusaha menyingkirkan kehadiran Yesus dengan segala cara. Kristus adalah penyelamat, bukan pesaing yang harus kita singkirkan. Ketika Kristus hadir dalam diri sesama kita, maka sesama itu juga bukanlah pesaing bagi kita. Kehadiran sesama yang dijiwai oleh Kristus pastilah dimaksudkan Allah untuk menyelamatkan kita pula. Nasihat dan teguran dari sesama seringkali terdengar keras di telinga kita. Namun demikian, kita harus menerimanya sebagai sapaan Kristus yang hadir dalam diri sesama demi keselamatan kita dengan cara memperbaiki diri terus-menerus. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar