Tuntunan Bintang Surgawi
Bacaan Pertama: Yesaya 60:1-6
Yesaya mengingatkan bangsa pilihan yang kembali ke tanah terjanji agar
mereka melihat terang keselamatan yang telah diberikan Allah kepada mereka.
Mereka harus mewartakan cahaya keselamatan kepada semua bangsa seperti digambarkan
bahwa semua bangsa datang ke Yerusalem untuk melihat terang Allah.
Bacaan Kedua: Efesus 3:2-2a.5-6
Paulus bersyukur atas tugas pewartaan Injil yang diemban oleh Paulus.
Paulus menyadari bahwa Kristus pertama-tama mewartakan Injil kepada para rasul
dan murid-murid-Nya. Merekalah yang kemudian mewartakan Injil kepada semua
bangsa.
Bacaan Injil: Matius 2:1-12
Bacaan Injil pada Hari Raya Penampakan Tuhan ini mengisahkan orang-orang
majus dari Timur yang mencari Yesus, raja yang baru dilahirkan. Orang-orang
majus (magoi) ini sering disebut
sebagai para sarjana. Mereka memang orang-orang terpelajar pada masa itu yang
memiliki pengetahuan bidang perbintangan, kedokteran dan pengetahuan alam.
Mereka berasal dari daerah Babilonia – Persia atau yang sekarang disebut daerah
Iran. Mereka adalah para pemuka keagamaan tradisional saat itu.
Dengan bekal ilmu perbintangan itulah, orang-orang majus dapat membaca
rasi bintang tertentu dengan kelahiran raja baru. Menurut penelitian, yang
dilihat oleh orang majus bukanlah komet, meteor, atau supernova. Orang-orang
majus melihat bintang itu terbit di timur dan kemudian berjalan ke tanah Yehuda
sesuai penafsiran mereka.
Sebagian ahli Kitab Suci berpendapat bahwa orang-orang majus itu melihat
konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terjadi berturut-turut dan membentuk
rasi bintang Pisces. Planet Jupiter oleh para ahli astronomi disebut “King of king” yang dibaca sebagai
penanda kelahiran raja baru. Sedangkan planet Saturnus dikaitkan dengan
pelindung bangsa Yahudi (protector of
Jews). Konjungsi inilah yang dipahami oleh orang majus dengan kelahiran
raja bagi bangsa Yahudi. Kehadiran konjungsi dan rasi bintang yang ditimbulkan
tentu saja tidak bisa dilihat oleh orang biasa karena membutuhkan pengetahuan
yang cukup dalam bidang perbintangan.
Konjungsi Jupiter-Saturnus ini terjadi beberapa kali pada tahun 7-6
sebelum Masehi. Konjungsi pertama terjadi setelah lewat tengah malam sehingga
rasi bintang yang terbentuk tampak di daerah timur sebelum matahari terbit.
Saat konjungsi pertama terjadi, orang-orang majus mulai menafsirkan fenomena
alam ini karena sangat jarang terjadi konjungsi kedua planet tersebut.
Konjungsi kedua terjadi sesudah matahari terbenam dan terlihat sepanjang malam.
Kemungkinan setelah konjungsi pertama, orang-orang majus mulai perjalanan
mereka ke daerah Yehuda hingga konjungsi kedua terjadi dan mereka sampai di
Yerusalem, sehingga mereka bertanya kepada Herodes. Pada konjungsi ketiga,
kedua planet tampat di sore hari pada titik terendah peredaran benda langit
sehingga tampak seperti berhenti di atas kota Betlehem.
Orang-orang majus dengan pengetahuan mereka, mampu membaca tanda-tanda
alam dan menghubungkannya dengan kelahiran raja baru yang akhirnya mereka
menemukan Yesus, Sang Raja. Ketika menemukan Yesus, mereka bersukacita, sujud
menyembah dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Tiga jenis persembahan
ini yang kemudian ditafsirkan bahwa jumlah orang majus adalah tiga orang. Bahkan
seturut tradisi mereka bernama Gaspar, Baltazar dan Melkior. Tentu nama-nama
ini sekedar penamaan untuk mereka. Mereka juga sering disebut tiga raja dari
timur karena persembahan yang mereka bawa menandakan bahwa mereka adalah para
pemimpin.
Persembahan emas yang mereka bawa mengungkapkan kemuliaan yang dimiliki
oleh Raja Kristus yang baru dilahirkan itu. Kemenyan/wewangian melambangkan keilahian,
tugas imamat yang hendak diemban oleh Yesus sebagai Imam Agung yang menguduskan
umat-Nya. Sedangkan mur adalah rempah-rempah seperti yang kelak akan
dicampurkan para serdadu dalam anggur yang diberikan oleh Yesus ketika
disalibkan. Mur ini melambangkan kesengsaraan dan kematian Yesus yang
menyelamatkan.
Kita hendaknya menaruh minat seperti orang-orang majus untuk datang kepada
Yesus yang telah lahir menjadi Manusia. Menemukan Yesus harus diikuti dengan
tindakan bersukacita, menyembah dan menyerahkan persembahan. Hidup kita telah
dirahmati Allah karena penebusan dalam diri Yesus Kristus, maka layaklah kita
menemukan Kristus dalam setiap peristiwa hidup kita. Ungkapan iman dalam sembah
sujud, persembahan dan kebaikan haruslah terwujud dalam hidup harian kita.
Dengan tulus kita harus mencari Kristus yang hadir dalam diri dan keluarga kita
untuk kemudian kita wartakan kepada sesama mulai dari dalam keluarga kita.
Tokoh antagonis dalam bacaan ini adalah Herodes. Ia pura-pura bersimpati
dengan informasi kelahiran raja baru, namun sebenarnya Herodes merasa tersaingi
dan berusaha menyingkirkan kehadiran Yesus dengan segala cara. Kristus adalah
penyelamat, bukan pesaing yang harus kita singkirkan. Ketika Kristus hadir
dalam diri sesama kita, maka sesama itu juga bukanlah pesaing bagi kita.
Kehadiran sesama yang dijiwai oleh Kristus pastilah dimaksudkan Allah untuk
menyelamatkan kita pula. Nasihat dan teguran dari sesama seringkali terdengar
keras di telinga kita. Namun demikian, kita harus menerimanya sebagai sapaan
Kristus yang hadir dalam diri sesama demi keselamatan kita dengan cara
memperbaiki diri terus-menerus. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar