Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 18 Juli 2015

Minggu Biasa XVI, Tahun B



Gembala yang Penuh Belas-Kasihan

Bacaan Pertama: Yer. 23:1-6
Analogi gembala dan domba sejak Perjanjian Lama telah dipakai untuk menggambarkan hubungan para pemimpin bangsa pilihan terhadap umat pilihan. Yeremia mengungkapkan bahwa Allah tidak membiarkan bangsa pilihan tanpa gembala. Allah menjanjikan seorang gembala yang akan mengumpulkan kembali bangsa pilihan dan membawa ke padang rumput yang seharusnya. Gembala yang dijanjikan Allah itu adalah Tunas Adil bagi Daud yang akan tergenapi dalam diri Yesus Kristus.

Bacaan Kedua: Ef. 2: 13-18
Paulus merefleksikan imannya yang mendalam atas salib Kristus. Karena penderitaan dan kematian Kristus di salib itulah yang membangkitkan damai sejahtera dan mempersatukan manusia dengan Allah.

Bacaan Injil: Mrk. 6: 30-34

Pada bacaan Injil Minggu ini, Markus menceritakan secara ringkas hasil perutusan Yesus kepada kedua belas murid-Nya untuk pergi berdua-dua. Tidak banyak yang ditulis oleh Markus tentang laporan para murid dan juga evaluasi yang disampaikan Yesus. Setelah para murid mengungkapkan apa yang mereka kerjakan dan ajarkan, Yesus mengajak mereka untuk pergi ke tempat yang sunyi agar mereka punya waktu untuk sendirian dan beristirahat.
Yesus ingin sejenak memisahkan dua belas murid-Nya dari banyak orang. Tempat yang sunyi mengisyaratkan bahwa hal-hal yang telah dikerjakan dan diajarkan para murid perlu diendapkan dalam keheningan batin. Waktu untuk sendirian dan beristirahat bukan berarti mereka sendiri-sendiri merenungkan perutusan mereka atau seenaknya beristirahat, namun dalam kebersamaan sebagai dua belas rasul mereka hendak mendalami bersama perutusan mereka.
Yesus dan para murid-Nya menyeberangi danau hendak mencari tempat yang sunyi, namun ketika mereka mendarat justru orang banyak telah menanti mereka di tepi danau. Perutusan para murid ternyata membawa kabar yang semakin luas tentang Yesus. Banyak orang semakin ingin menyaksikan mukjizat dan mendengarkan ajaran Yesus. Rencana Yesus untuk pergi ke suatu tempat ternyata dengan cepat tersebar, bahkan orang telah mendahului Yesus dan para murid untuk berkumpul di pantai tempat mereka hendak menepikan perahu mereka.
Meskipun Yesus ingin sendirian bersama para murid-Nya dan ingin memperhatikan kebugaran para murid agar memiliki waktu istirahat yang cukup, namun ternyata Yesus menunda hal ini karena melihat banyak orang yang telah berkumpul. Yesus berbalas kasihan terhadap orang banyak yang haus pengajaran-Nya. Yesus berinisiatif untuk mengajar banyak orang itu dan tidak meminta para murid-Nya untuk mengajar mereka.
Yesus adalah Gembala yang memimpin domba-domba untuk sampai pada keselamatan Allah. Sebagai gembala yang baik, Yesus tentulah mengurbankan kepentingan pribadi dan keompok dua belas murid demi orang banyak yang butuh penggembalaan-Nya. Rasa belas kasih ini yang juga mendasari Yesus untuk rela berkurban hingga kayu salib. Yesus adalah Putera Allah, namun Yesus sungguh menjadi Manusia yang merasakan kebutuhan manusiawi terutama kebutuhan rohani. Yesus berbelarasa terhadap banyak orang. Karena merasakan kebutuhan manusia, maka Yesus mau memperhatikan mereka.
Selalu ada waktu dan tempat dalam diri Yesus bagi domba-domba yang datang pada-Nya. Ketika kita haus dan lapar akan kebenaran, ketika kita mengharap rahmat Allah yang berlimpah, ketika kita merasa sengsara dan hampir putus asa, atau ketika kita merasa kesepian dalam perjuangan hidup, kita hanya perlu datang pada Yesus. Yesus pasti merasakan apa yang kita rasakan dan Ia akan berbelarasa terhadap kita. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar