Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 04 Juli 2015

Minggu biasa XIV, Tahun B



Mendengar, Takjub dan Beriman

Bacaan Pertama: Yeh. 2:2-5
Nabi Yehezkiel menjadi utusan Allah yang harus menyampaikan Firman Tuhan. Firman itu harus disampaikan, entah didengarkan atau tidak. Tugas nabi menyampaikan Firman Allah, dan Firman itu yang selanjutnya akan bekerja untuk menyapa hati orang meskipun ditolak pada awalnya.

Bacaan Kedua: 2Kor. 12:7-10
Paulus mengungkapkan imannya yang mendalam terhadap tugas perutusannya. Seringkali ia merasa lemah ketika menghadapi siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan karena mewartakan Kristus. Namun demikian, Paulus merasa senang dan rela menjalani semua itu karena ia akan semakin sempurna dalam iman bila bertahan dalam berbagai penderitaan.

Bacaan Injil: Mrk. 6:1-6

Bacaan dari Injil Markus ini menceritakan secara singkat kisah Yesus yang kembali ke daerah asal-Nya, Nazareth. Yesus mengajar di rumah ibadat dan melakukan mukjizat-mukjizat. Pada mulanya orang-orang merasa takjub, namun kemudian mereka mempertanyakan kuasa dalam diri Yesus karena mereka mengenal Yesus dan keluarga-Nya. Yesus tidak melawan secara frontal terhadap penolakan ini. Ia terus mewarta di desa-desa di sekitar daerah asal-Nya.
Perjalanan Yesus yang dikisahkan dalam Injil Markus ini sesudah dibaptis Yohanes di sungai Yordan, Yesus berkeliling daerah Galilea dan memulai karya-Nya termasuk memanggil murid-murid-Nya. Dari Galilea, Yesus menyeberang sungai Yordan ke daerah orang-orang Gerasa. Daerah seberang sungai Yordan merupakan kekuasaan Herodes Antipas yang kemudian memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Dari daerah orang Gerasa ini, Yesus kembali ke daerah Galilea. Perjalanan inilah yang diawali dengan mengunjungi Nazareth sebagai daerah asal Yesus.
Di Nazareth, Yesus diminta mengajar di rumah ibadat atau sinagoga. Ada kebiasaan di rumah ibadat ketika ada seseorang yang belajar Taurat pulang kampung, maka orang itu diminta untuk menjelaskan makna Kitab Suci. Dalam konteks inilah maka Yesus bisa mengajar di rumah ibadat meskipun Yesus bukan keturunan imam yang berhak memimpin peribadatan di sinagoga.
Ketika mendengarkan pengajaran Yesus, orang banyak merasa takjub. Ketakjuban itu pastilah keterpesonaan karena pengajaran Yesus sungguh berbeda dari para pengajar yang lain. Yesus sendiri adalah Firman yang menjadi Manusia, maka pengajaran Yesus pastilah merupakan penyampaian Firman secara mendalam dari diri-Nya sendiri. Orang banyak semakin takjub karena melihat Yesus yang melakukan banyak mukjizat penyembuhan. Yesus yang mengajar penuh wibawa ilahi semakin sempurna dengan daya ilahi yang menyembuhkan.
Namun amat disayangkan bahwa rasa takjub itu terhenti, bahkan menjadi hilang sama sekali. Orang banyak mulai menelisik Asal-usul Yesus yang mereka kenal. Mereka berpikir bahwa Yesus tidak lebih dari orang-orang sekampung-Nya. Mereka mengenal keluarga Yesus dan pekerjaannya. Orang banyak terjebak pada asal-usul manusiawi Yesus. Mereka kecewa dan menolak Yesus. Orang-orang itu berpikir bahwa orang hebat harus berasal dari keluarga istimewa, paling tidak dari kalangan bangsawan. Padahal Yesus bukan saja seorang bangsawan, namun Ia berasal dari keilahian. Penolakan ini yang kemudian membuat mereka tidak mau mendengarkan pengajaran Yesus, meskipun pengajaran itu berdaya ilahi.
Orang pada umumnya mau mendengarkan seseorang dengan memandang “siapa” yang bicara. Bila yang bicara orang dari “pusat” yang diberitakan sebagai orang sukses dan hebat, maka banyak orang mendengarkan dengan tekun meskipun yang dikatakan orang tersebut biasa saja. Sebaliknya, bila yang bicara orang dekat-dekat saja, dari lingkungan sendiri yang kita kenal, maka kita tidak menaruh minat untuk mendengarkan meskipun yang dikatakannya sungguh berbobot.
Meskipun Yesus ditolak di Nazareth, Ia tetap mengajar dan berkeliling ke desa-desa lain. Firman Allah yang diwartakan tetaplah berdayaguna dan bekerja dengan kekuatan Roh Allah sendiri. Meskipun terkadang orang tidak mau mendengarkan warta Allah, namun Firman itu akan tetap berbisik dalam hati banyak orang, sehingga suatu saat orang akan sadar, takjub dan beriman. (RYKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar