Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Jumat, 20 Februari 2015

Minggu Prapaskah I, Tahun B



Bertobatlah!

Bacaan I:Kej. 9:8-15
Usai air bah surut, Allah memberikan nasihat dan janji keselamatan kepada bumi dan keturunan Nuh yang telah diselamatkan-Nya dari air bah. Allah akan menempatkan busur-Nya antara langit dan bumi. Busur itu sebagai penanda bahwa Allah tidak akan melenyapkan bumi dan segala isinya dengan cara air bah.

Bacaan II: 1Ptr. 3:18-22
Petrus menyadari bahwa kebangkitan Kristus membawa keselamatan bagi orang-orang benar. Petrus menarik jauh refleksi imannya, bahwa peristiwa air bah sebagai baptisan yang menyelamatkan seisi bahtera Nuh. Demikian juga baptisan saat ini menjadi penyucian bagi hati nurani yang baik agar mendapatkan keselamatan kekal.

Bacaan Injil: Mrk. 1:12-15

Markus memberikan gambaran yang ringkas sesudah peristiwa baptisan Yesus di sungai Yordan sebelum Ia mengawali karya-Nya. Markus tidak menceritakan secara mendetail kisah tentang pencobaan Yesus ketika berpuasa empat puluh hari di padang gurun. Namun demikian, ada kesejajaran dengan Injil yang lain bahwa Yesus mengawali karya-Nya dengan berpuasa di padang gurun.
Markus memberi catatan dengan makna kuat dengan menuliskan: “Roh memimpin Yesus ke padang gurun”. Bukan suatu kebetulan semata bahwa Yesus pergi ke padang gurun selama empat puluh hari untuk berpuasa. Roh Kuduslah yang memimpin Yesus ke padang gurun yang menandakan bahwa Yesus yang terlahir sebagai Manusia telah merendahkan diri-Nya agar bersolider terhadap manusia yang hendak diselamatkan-Nya. Meskipun tidak tertulis tentang berpuasa, namun padang gurun dan pencobaan dengan sendirinya menyimbolkan mati raga dengan berpuasa yang mendatangkan pencobaan untuk menguji kesetiaan Yesus untuk menjalankan kehendak Bapa-Nya.
Roh Allah yang memimpin Yesus juga menandakan bahwa pencobaan dikehendaki Allah untuk menyatakan bahwa Putera Allah menang atas pencobaan untuk siap melaksanakan tugas pewartaan kerajaan Allah. Pencobaan secara lengkap dapat di lihat dalam Injil yang lain (Mat. 4:1-14, Luk. 4:1-14). Pencobaan ini bukanlah sandiwara belaka, namun menjadi peristiwa menakutkan bagaikan di ujung jurang batas kemanusiaan dan keilahian dalam diri Yesus. Tujuan penghadiran Yesus ke dunia adalah demi penebusan dan keselamatan manusia. Tujuan inilah yang menjadi sasaran utama pencobaan. Tujuan mulia ini bisa diselewengkan oleh godaan dalam hal cara pencapaiannya.
Secara ringkas, Markus juga menyebut peralihan masa dari karya Yohanes Pembaptis ke masa karya Yesus. Penangkapan Yohanes Pembaptis dan kedatangan Yesus ke Galilea untuk memberitakan Injil Allah merupakan ungkapan bahwa masa persiapan untuk kedatangan Mesias telah usai dan berganti dengan waktu yang dinantikan bagi karya Sang Mesias. Kegenapan waktu yang dimaksudkan adalah janji penyelamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus. Penyelamatan ini membutuhkan tanggapan dari manusia untuk bertobat dan percaya kepada Injil agar layak menyambut kerajaan Allah.
Prapaskah menjadi masa berahmat bagi kita untuk menjalani masa retret agung. Kita memurnikan dan menyucikan diri dengan bermatiraga lewat jalan puasa, pantang dan amal kasih. Tindakan matiraga ini diiringi dengan penyadaran dan penyesalan akan kedosaan, niat membangun komitmen untuk berkembang dalam iman pada masa kini dan mendatang. Usaha dan niat pemurnian diri ini pastilah harus menghadapi banyak godaan kenikmatan duniawi. Sebagaimana Yesus sendiri yang berpuasa dan digoda setan, kita belajar dari Yesus agar tetap mampu untuk mengatasi godaan agar kita layak disebut sebagai warga kerajaan Allah. (R.YKJ)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar