Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 17 Januari 2015

Renungan Minggu biasa II/B



Minggu biasa II, tahun B

Bacaan I: 1Sam. 3:3b-10.19
Berisi tentang panggilan Samuel yang dikira Eli yang memanggilnya. “Bersabdalah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan”, menjadi tanggapan Samuel atas panggilan Allah.

Bacaan II: 1Kor. 6: 13c15a.17-20
Berisi tentang nasihat Paulus bahwa orang yang percaya kepada Yesus diangkat menjadi tubuh mistik Kristus dan harus menghormati tubuhnya sebagai bait Roh Kudus. Dengan demikian, orang harus memperlakukan tubuh untuk memuliakan Allah, bukan justru menodai tubuh dengan perbuatan dosa.

Bacaan Injil: Yoh. 1:35-42
Kutipan Injil ini berisi tentang panggilan Yesus kepada murid-murid-Nya yang pertama. Kisah yang tersaji dalam Injil Yohanes ini memiliki perbedaan dengan kisah panggilan Yesus dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas). Perbedaan setting tempat (Betania dan Galilea/Genesaret) tidak menjadi persoalan karena di kedua tempat ini pastilah pernah dikunjungi Yesus ketika memanggil murid-murid-Nya. Kedua tempat itu juga masih berada di sekitar danau Galilea. Seturut maksud penulisan Injil Yohanes, Yesus, Sang Mesias adalah Sosok utama untuk menyelamatkan manusia. Mesias yang berasal dari Bapa harus lebih utama dari segala nabi dan guru, termasuk juga Yohanes Pembaptis.
“Lihatlah Anak domba Allah!” (ay.36) merupakan pengulangan dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus yang dibaptisnya di sungai Yordan (ay.29). Pengulangan kesaksian ini menghendaki efek bagi murid-murid Yohanes Pembaptis. Efek dari kesaksian itu adalah murid-murid Yohanes mengikuti Yesus. Yohanes Pembaptis mendorong kedua muridnya (Andreas dan Simon) untuk menjadi pengikut dan murid Yesus, Sang Mesias. Dalam hal ini, penginjil ingin agar label murid Yohanes Pembaptis digantikan dengan label murid Yesus. Memang demikian hendaknya, kerena Yohanes Pembaptis bertugas mempersiapkan bagi kedatangan Yesus, Sang Mesias. Karya Yesus sekaligus mengakhiri karya pewartaan Yohanes Pembaptis.
Tindakan aktif murid-murid Yohanes yang mengikuti Yesus menjadi pembeda pula dengan kisah dalam Injil Sinoptik. Dalam Injil Sinoptik, Yesuslah yang lebih aktif menjumpai dan memanggil murid-murid-Nya yang pertama di danau Genesaret. Dalam hal ini, Injil Yohanes hendak menekankan bahwa warta yang diterima dari Yohanes Pembaptis telah membuka hati murid-murid Yohanes Pembaptis untuk mengenal dan mengikuti Yesus.
“Apakah yang kamu cari?” (ay.39) menjadi pertanyaan Yesus kepada murid Yohanes ketika Ia mengetahui telah diikuti. Pertanyaan ini pastilah diucapkan dengan nada lembut sehingga mereka tidak mampu menjawab dengan tepat pertanyaan Yesus. Pertanyaan Yesus sebagai Putera Allah yang baru saja ditunjukkan oleh Yohanes pembaptis tentulah terkait soal pencarian tujuan hakiki hidup manusia. Maka, jawabannya tentu adalah keselamatan kekal. Namun justru jawaban murid Yohanes tersembunyi dalam pertanyaan: “Rabi, dimanakah Engkau tinggal?” Pertanyaan balik yang tidak sambung ini berlatar pemahaman bahwa seorang rabi (guru) memiliki tempat tinggal yang sekaligus bisa menjadi tempat belajar bagi murid-murid rabi tersebut.
Yesus mengajak dua murid Yohanes dengan kata-kata: “marilah dan kamu akan melihatnya” (ay.39). Ajakan ini diikuti dengan reaksi “mereka pun datang, melihat… dan… tinggal bersama-sama dengan Dia”. Kata kerja datang, melihat dan tinggal menjadi inspirasi bagi kita sebagai pengikut Yesus. Datang terlebih dahulu kepada Kristus, supaya kita bisa melihat dari dekat yang berarti mengenalnya untuk kemudian tinggal dan bersatu bersama-Nya. Tiga tindakan ini juga semestinya kita berlakukan untuk mengenali Allah yang hadir dalam diri sesama yang membutuhkan bantuan cinta kasih kita. Menjadi tindakan yang keliru dalam hal hidup beriman ketika kita melihat(-lihat) terlebih dahulu, datang dengan konsep yang kita miliki, dan tidak mau tinggal bersama dalam iman.*** (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar