Minggu biasa II, tahun B
Bacaan I: 1Sam. 3:3b-10.19
Berisi tentang panggilan Samuel yang
dikira Eli yang memanggilnya. “Bersabdalah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan”,
menjadi tanggapan Samuel atas panggilan Allah.
Bacaan II: 1Kor. 6: 13c15a.17-20
Berisi tentang nasihat Paulus bahwa
orang yang percaya kepada Yesus diangkat menjadi tubuh mistik Kristus dan harus
menghormati tubuhnya sebagai bait Roh Kudus. Dengan demikian, orang harus
memperlakukan tubuh untuk memuliakan Allah, bukan justru menodai tubuh dengan
perbuatan dosa.
Bacaan Injil: Yoh. 1:35-42
Kutipan Injil
ini berisi tentang panggilan Yesus kepada murid-murid-Nya yang pertama. Kisah
yang tersaji dalam Injil Yohanes ini memiliki perbedaan dengan kisah panggilan
Yesus dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas). Perbedaan setting tempat
(Betania dan Galilea/Genesaret) tidak menjadi persoalan karena di kedua tempat
ini pastilah pernah dikunjungi Yesus ketika memanggil murid-murid-Nya. Kedua
tempat itu juga masih berada di sekitar danau Galilea. Seturut maksud penulisan
Injil Yohanes, Yesus, Sang Mesias adalah Sosok utama untuk menyelamatkan manusia.
Mesias yang berasal dari Bapa harus lebih utama dari segala nabi dan guru,
termasuk juga Yohanes Pembaptis.
“Lihatlah Anak
domba Allah!” (ay.36) merupakan pengulangan dari kesaksian Yohanes Pembaptis
tentang Yesus yang dibaptisnya di sungai Yordan (ay.29). Pengulangan kesaksian
ini menghendaki efek bagi murid-murid Yohanes Pembaptis. Efek dari kesaksian
itu adalah murid-murid Yohanes mengikuti Yesus. Yohanes Pembaptis mendorong
kedua muridnya (Andreas dan Simon) untuk menjadi pengikut dan murid Yesus, Sang
Mesias. Dalam hal ini, penginjil ingin agar label murid Yohanes Pembaptis
digantikan dengan label murid Yesus. Memang demikian hendaknya, kerena Yohanes
Pembaptis bertugas mempersiapkan bagi kedatangan Yesus, Sang Mesias. Karya
Yesus sekaligus mengakhiri karya pewartaan Yohanes Pembaptis.
Tindakan aktif
murid-murid Yohanes yang mengikuti Yesus menjadi pembeda pula dengan kisah
dalam Injil Sinoptik. Dalam Injil Sinoptik, Yesuslah yang lebih aktif menjumpai
dan memanggil murid-murid-Nya yang pertama di danau Genesaret. Dalam hal ini,
Injil Yohanes hendak menekankan bahwa warta yang diterima dari Yohanes
Pembaptis telah membuka hati murid-murid Yohanes Pembaptis untuk mengenal dan
mengikuti Yesus.
“Apakah yang kamu cari?” (ay.39) menjadi pertanyaan Yesus
kepada murid Yohanes ketika Ia mengetahui telah diikuti. Pertanyaan ini
pastilah diucapkan dengan nada lembut sehingga mereka tidak mampu menjawab
dengan tepat pertanyaan Yesus. Pertanyaan Yesus sebagai Putera Allah yang baru
saja ditunjukkan oleh Yohanes pembaptis tentulah terkait soal pencarian tujuan
hakiki hidup manusia. Maka, jawabannya tentu adalah keselamatan kekal. Namun
justru jawaban murid Yohanes tersembunyi dalam pertanyaan: “Rabi, dimanakah
Engkau tinggal?” Pertanyaan balik yang tidak sambung ini berlatar pemahaman
bahwa seorang rabi (guru) memiliki tempat tinggal yang sekaligus bisa menjadi
tempat belajar bagi murid-murid rabi tersebut.
Yesus
mengajak dua murid Yohanes dengan kata-kata: “marilah dan kamu akan melihatnya”
(ay.39). Ajakan ini diikuti dengan reaksi “mereka pun datang, melihat… dan… tinggal
bersama-sama dengan Dia”. Kata kerja datang,
melihat dan tinggal menjadi inspirasi bagi kita sebagai pengikut Yesus.
Datang terlebih dahulu kepada Kristus, supaya kita bisa melihat dari dekat yang
berarti mengenalnya untuk kemudian tinggal dan bersatu bersama-Nya. Tiga
tindakan ini juga semestinya kita berlakukan untuk mengenali Allah yang hadir
dalam diri sesama yang membutuhkan bantuan cinta kasih kita. Menjadi tindakan
yang keliru dalam hal hidup beriman ketika kita melihat(-lihat) terlebih dahulu, datang dengan konsep yang kita miliki, dan tidak mau tinggal bersama dalam iman.*** (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar