Segera Meninggalkan Jala dan
Mengikuti Yesus
Bacaan I: Yunus 3:1-5.10
Pelaksanaan tugas perutusan Yunus sebagai nabi untuk menyampaikan
penghukuman terhadap warga kota Niniwe. Warta yang dibawa Yunus jutru
menyadarkan warga Niniwe untuk bertobat dan berpuasa. Tindakan ini membuat
Allah membatalkan rencana penghukuman-Nya.
Bacaan II: 1Kor.7:29-31
Paulus memberi nasihat agar hal-hal yang bersifat duniawi tidak terbuai,
karena dunia ini tidaklah kekal. Kegembiraan sebagai orang yang percaya kepada
Kristus melebihi kegembiraan karena hal-hal duniawi.
Bacaan Injil: Mrk. 1:14-20
Penginjil Markus mengawali kisah tentang permulaan karya Yesus secara
ringkas dan ada lompatan peristiwa yang tidak dicatat dalam Injil Markus. Hal
ini bisa kita lihat dari frasa “Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap…” (ay.15)
dan “Ketika Yesus sedang menyusuri Danau Galilea…” (ay.16). Kisah tentang
penangkapan Yohanes Pembaptis dan kisah tentang Yesus sesudah berpuasa di
padang gurun dilompati oleh Penginjil Markus karena hendak menekankan perhatian
yang harus beralih dari Yohanes Pembaptis kepada Yesus. Selain itu, Yesus yang
mulai mewartakan Kerajaan Allah melakukan tindakan penting dengan memanggil
murid-murid-Nya yang pertama.
Karya Yesus ditandai dengan seruan: “Waktunya telah genap. Kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (ay.17). Kegenapan
waktu, Kerajaan Allah dan Injil merupakan tiga hal yang tak terpisahkan. Allah
telah mewahyukan kerajaan-Nya sejak Perjanjian Lama lewat para nabi, namun
pewahyuan ini tidak ditanggapi dengan baik oleh umat perjanjian. Kerajaan Allah
itu kini tergenapi dalam diri Yesus, sebagai Putera Allah yang diberikan kepada
dunia. Perutusan Yesus adalah mewartakan kabar gembira (Injil) Kerajaan Allah.
Prolog permulaan karya Yesus ini kemudian dilanjutkan dengan kisah
panggilan Yesus kepada murid-murid yang pertama. Markus (sebagaimana Injil
Sinoptik) memposisikan Yesus yang aktif memanggil empat orang murid di Danau
Galilea. Dalam bagian ini, kembali Markus menyajikan secara ringkas. Tidak ada
dialog atau pertanyaan dari orang-orang yang dipanggil itu. Hal ini mau
mengisyaratkan bahwa orang-orang yang dipanggil oleh Yesus itu telah menerima
warta Yohanes Pembaptis dengan baik, sehingga mereka tidak mempertanyakan lagi
panggilan itu, atau tidak memperdebatkannya di antara mereka. Bila kita
telusuri Injil Markus lebih jauh, orang-orang Farisi, dkk mempertanyakan dan
memperdebatkan Yesus karena mereka tidak terbuka pada warta Yohanes Pembaptis
dan terhadap Yesus sendiri.
Kepada Simon dan Andreas, Yesus memanggil mereka dan berjanji hendak
menjadikan mereka sebagai penjala manusia. Penjala manusia tentu ungkapan yang
aneh pada masa itu. Namun demikian, mereka tidak mempertanyakan maksud Yesus.
Tindakan mereka adalah segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Jala
mereka hanya untuk menangkap ikan, sedangkan untuk menangkap manusia pastilah
membutuhkan jala yang lain yang telah disiapkan oleh Yesus.
Panggilan berikutnya adalah terhadap Yakobus dan Yohanes. Markus tidak
membubuhkan dialog atau kata-kata Yesus, meski demikian pastilah ada ajakan
Yesus yang memanggil mereka. Reaksi dua orang ini pun kemudian mengikuti Yesus,
tentu dengan meninggalkan jala, perahu dan orang-orang upahan. Keempat orang
yang dipanggil oleh Yesus ini memiliki reaksi yang mirip dengan segera meninggalkan yang sedang mereka
kerjakan dan kemudian mengikuti
Yesus. Jala, perahu, ikan dan orang-orang upahan tidak lagi menjadi perhatian
mereka karena kini perhatian mereka tertuju pada Yesus yang mereka ikuti.
Panggilan menjadi penjala manusia secara perlahan akan terbangun dalam
diri para murid itu dengan mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan karya
Yesus. Tugas sebagai penjala manusia akan benar-benar terwujud ketika mereka
benar-benar “lulus” sebagai murid Yesus. Mereka akan menjadi pewarta yang
handal bagi keselamatan Allah dalam diri Yesus ketika Yesus telah berlalu dari
dunia ini dalam kebangkitan-Nya yang mulia. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar