Yesus Naik ke Surga bukan untuk
Melupakan Kita
Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 1:1-11
Penulis Kisah Para Rasul (Lukas) mengisahkan peristiwa Yesus naik ke surga
sesudah kebangkitan-Nya. Sebelum naik ke surga, Yesus mengatakan bahwa para
murid akan menjadi saksi Yesus bagi seluruh dunia. Para murid itu akan
membaptis dengan Roh Kudus dalam perutusan mereka untuk memulihkan Kerajaan
Allah di dunia ini.
Bacaan Kedua: Surat Ibrani 9:24-28; 10:19-23
Kristus telah memasuki tempat kudus dalam surga dan bertindak sebagai Imam
Agung yang melakukan kurban persembahan. Kurban Kristus tidak sama seperti
kurban para imam Perjanjian Lama karena Kristus mempersembahkan darah-Nya
sendiri demi penebusan manusia. Kristus mempersembahkan kurban sekali untuk
selamanya dengan sengsara dan wafat di salib. Darah Yesus Kristus yang
tertumpah itulah yang menyucikan manusia yang percaya kepada-Nya dan menjadikan
manusia layak menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih.
Bacaan Injil: Lukas 24:46-53
Lukas pada bagian akhir Injilnya meringkaskan kisah kebangkitan Yesus
hingga kenaikan-Nya ke surga. Ringkasan ini menimbulkan kesan bahwa Yesus naik
ke surga pada hari yang sama dengan kebangkitan-Nya. Namun demikian, kesan itu
akan hilang bila meneruskan membaca Kisah Para Rasul yang juga di tulis oleh
Lukas. Dalam Kis. 1:1-11 pada bacaan pertama, Lukas dengan jelas menuliskan
bahwa antara kebangkitan dengan kenaikan Yesus berjangka 40 hari. Ringkasan
singkat dan padat dalam Injil Lukas ini lebih menekankan perutusan Yesus kepada
para murid-Nya untuk menjadi saksi bagi kebangkitan-Nya.
Ada penegasan yang perlu disampaikan Yesus sebelum berpisah dengan para
murid-Nya, yakni Mesias yang harus menderita dan bangkit dari antara orang mati
pada hari ketiga. Penderitaan dan kematian Yesus sebagai Mesias telah
dituliskan dalam Perjanjian Lama sebagai kehendak Allah yang mengupayakan
keselamatan manusia. Dengan demikian, penderitaan dan kematian Yesus seharusnya
tidak membuat para murid putus asa karena Yesus dibangkitkan Bapa sesudah
kematian-Nya.
Kebangkitan dan kenaikan Yesus mendatangkan perutusan para murid sebagai
saksi. Kesaksian para murid harus berangkat dari warta tentang pertobatan dan
pengampunan dosa. Tidak ada pertobatan yang tidak disertai dengan pengampunan
dosa dari Allah. Sebaliknya, tidak ada pengampunan dosa dari Allah bila tidak
terdapat pertobatan. Para murid harus mewartakan pertobatan dan pengampunan
dosa dan tidak boleh mewartakan hanya pengampunan dosa saja. Pertobatan dan
pengampunan dosa menjadikan seseorang meninggalkan dosa-dosanya dan mampu
menerima warta keselamatan Allah dalam diri Yesus yang telah wafat dan bangkit.
Yesus menyinggung Roh Kudus dalam ungkapan akan mengirim yang dijannjikan
Bapa dan ungkapan diperlengkapi dengan kekuasaan yang dari atas. Roh Kudus
hendak diberikan Bapa dalam nama Yesus kepada para murid-Nya dan Roh Kudus akan
memberikan kuasa atau daya ilahi agar para murid mampu berpesan sebagai saksi
karya keselamatan Allah. Roh Kudus itu pertama-tama ada dalam kesatuan dengan
diri Yesus dan Bapa-Nya dan kemudian Roh Kudus diberikan kepada para murid
Yesus saat peristiwa Pentakosta. Kisah Para Rasul untuk kemudian mengisahkan
bahwa para murid yang telah diberi Roh Kudus itu juga memberikan Roh Kudus
kepada orang-orang yang percaya pada kesaksian mereka (Kis.2:33-39).
Pada bagian akhir kemudian dikisahkan peristiwa Yesus naik ke surga. Yesus
membawa para murid keluar kota hingga dekat Betania. Sepintas dikisahkan bahwa
Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka kemudian terangkat ke surga.
Lukas tidak melukiskan secara dramatis peristiwa kenaikan Yesus, tidak ada awan
yang menyelimuti Yesus atau malaikat yang menampakkan diri (Kis. 1:9-11). Namun
ada gerakan Yesus yang ditampilkan, yakni Yesus mengangkat tangan-Nya dan
memberkati para murid-Nya. Gerakan mengangkat tangan dan memberkati menjadi
simbol pemberian kuasa ilahi yang menyertai dan menolong para murid untuk hidup
selanjutnya. Berkat itu diterima para murid dengan laku menyembah sebagai
simbol pengakuan iman akan Yesus sekaligus penyerahan diri pada kekuasaan yang
dimiliki oleh Yesus yang telah bangkit. Hasil dari berkat Yesus dan sembah para
murid adalah “mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita”.
Daya ilahi dari berkat Yesus membuat para murid tidak bersedih hati
meskipun berpisah dengan Yesus yang naik ke surga. Para murid bersukacita tanpa
rasa takut untuk kembali ke Yerusalem meskipun di kota itulah Yesus mengalami
kesengsaraan dan kematian-Nya. Kebangkitan Yesus secara sempurna telah
memulihkan kembali iman kepercayaan para murid-Nya. Iman ini nantinya akan
teruji dalam tugas perutusan sebagai saksi Kristus. Namun para murid masih
harus bersabar hingga Roh Kudus yang dijanjikan diberikan kepada mereka.
Kesengsaraan dan kematian Yesus dimahkotai dengan kebangkitan-Nya dan disempurnakan
dengan pemberian Roh Kudus dari Bapa kepada orang-orang yang percaya pada
kebangkitan Yesus. Karya keselamatan Allah telah mencapai puncak dan
pemenuhannya dalam seluruh karya dan hidup, kematian dan kebangkitan Yesus.
Meskipun telah mencapai puncak dan pemenuhannya bukan berarti bahwa saat ini
telah habis dan musnah karena karya keselamatan Allah kini tetap berlangsung
dalam karya ilahi dalam Roh Kudus. Daya kebangkitan dan daya ilahi itu telah
diberikan kepada kita yang percaya pada Kristus.
Yesus naik ke surga bukan untuk melupakan kita yang percaya pada-Nya,
namun justru mempercayai kita untuk menjadi saksi-Nya. Kinilah saatnya bagi
kita untuk ambil bagian sebagai saksi Kristus dalam hidup dan karya kita.
Perutusan itu mulai dari lingkup terkecil keluarga kita masing-masing hingga
lingkungan masyarakat semampu yang kita jangkau. Marilah berusaha menjadi saksi
Kristus yang setia, dalam kata dan tindakan nyata. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar