Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Rabu, 04 Mei 2016

Hari Raya Kenaikan Tuhan, Tahun C



Yesus Naik ke Surga bukan untuk Melupakan Kita


Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 1:1-11
Penulis Kisah Para Rasul (Lukas) mengisahkan peristiwa Yesus naik ke surga sesudah kebangkitan-Nya. Sebelum naik ke surga, Yesus mengatakan bahwa para murid akan menjadi saksi Yesus bagi seluruh dunia. Para murid itu akan membaptis dengan Roh Kudus dalam perutusan mereka untuk memulihkan Kerajaan Allah di dunia ini.

Bacaan Kedua: Surat Ibrani 9:24-28; 10:19-23
Kristus telah memasuki tempat kudus dalam surga dan bertindak sebagai Imam Agung yang melakukan kurban persembahan. Kurban Kristus tidak sama seperti kurban para imam Perjanjian Lama karena Kristus mempersembahkan darah-Nya sendiri demi penebusan manusia. Kristus mempersembahkan kurban sekali untuk selamanya dengan sengsara dan wafat di salib. Darah Yesus Kristus yang tertumpah itulah yang menyucikan manusia yang percaya kepada-Nya dan menjadikan manusia layak menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih.

Bacaan Injil: Lukas 24:46-53

Lukas pada bagian akhir Injilnya meringkaskan kisah kebangkitan Yesus hingga kenaikan-Nya ke surga. Ringkasan ini menimbulkan kesan bahwa Yesus naik ke surga pada hari yang sama dengan kebangkitan-Nya. Namun demikian, kesan itu akan hilang bila meneruskan membaca Kisah Para Rasul yang juga di tulis oleh Lukas. Dalam Kis. 1:1-11 pada bacaan pertama, Lukas dengan jelas menuliskan bahwa antara kebangkitan dengan kenaikan Yesus berjangka 40 hari. Ringkasan singkat dan padat dalam Injil Lukas ini lebih menekankan perutusan Yesus kepada para murid-Nya untuk menjadi saksi bagi kebangkitan-Nya.
Ada penegasan yang perlu disampaikan Yesus sebelum berpisah dengan para murid-Nya, yakni Mesias yang harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Penderitaan dan kematian Yesus sebagai Mesias telah dituliskan dalam Perjanjian Lama sebagai kehendak Allah yang mengupayakan keselamatan manusia. Dengan demikian, penderitaan dan kematian Yesus seharusnya tidak membuat para murid putus asa karena Yesus dibangkitkan Bapa sesudah kematian-Nya.
Kebangkitan dan kenaikan Yesus mendatangkan perutusan para murid sebagai saksi. Kesaksian para murid harus berangkat dari warta tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Tidak ada pertobatan yang tidak disertai dengan pengampunan dosa dari Allah. Sebaliknya, tidak ada pengampunan dosa dari Allah bila tidak terdapat pertobatan. Para murid harus mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa dan tidak boleh mewartakan hanya pengampunan dosa saja. Pertobatan dan pengampunan dosa menjadikan seseorang meninggalkan dosa-dosanya dan mampu menerima warta keselamatan Allah dalam diri Yesus yang telah wafat dan bangkit.
Yesus menyinggung Roh Kudus dalam ungkapan akan mengirim yang dijannjikan Bapa dan ungkapan diperlengkapi dengan kekuasaan yang dari atas. Roh Kudus hendak diberikan Bapa dalam nama Yesus kepada para murid-Nya dan Roh Kudus akan memberikan kuasa atau daya ilahi agar para murid mampu berpesan sebagai saksi karya keselamatan Allah. Roh Kudus itu pertama-tama ada dalam kesatuan dengan diri Yesus dan Bapa-Nya dan kemudian Roh Kudus diberikan kepada para murid Yesus saat peristiwa Pentakosta. Kisah Para Rasul untuk kemudian mengisahkan bahwa para murid yang telah diberi Roh Kudus itu juga memberikan Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya pada kesaksian mereka (Kis.2:33-39).
Pada bagian akhir kemudian dikisahkan peristiwa Yesus naik ke surga. Yesus membawa para murid keluar kota hingga dekat Betania. Sepintas dikisahkan bahwa Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka kemudian terangkat ke surga. Lukas tidak melukiskan secara dramatis peristiwa kenaikan Yesus, tidak ada awan yang menyelimuti Yesus atau malaikat yang menampakkan diri (Kis. 1:9-11). Namun ada gerakan Yesus yang ditampilkan, yakni Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid-Nya. Gerakan mengangkat tangan dan memberkati menjadi simbol pemberian kuasa ilahi yang menyertai dan menolong para murid untuk hidup selanjutnya. Berkat itu diterima para murid dengan laku menyembah sebagai simbol pengakuan iman akan Yesus sekaligus penyerahan diri pada kekuasaan yang dimiliki oleh Yesus yang telah bangkit. Hasil dari berkat Yesus dan sembah para murid adalah “mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita”.
Daya ilahi dari berkat Yesus membuat para murid tidak bersedih hati meskipun berpisah dengan Yesus yang naik ke surga. Para murid bersukacita tanpa rasa takut untuk kembali ke Yerusalem meskipun di kota itulah Yesus mengalami kesengsaraan dan kematian-Nya. Kebangkitan Yesus secara sempurna telah memulihkan kembali iman kepercayaan para murid-Nya. Iman ini nantinya akan teruji dalam tugas perutusan sebagai saksi Kristus. Namun para murid masih harus bersabar hingga Roh Kudus yang dijanjikan diberikan kepada mereka.
Kesengsaraan dan kematian Yesus dimahkotai dengan kebangkitan-Nya dan disempurnakan dengan pemberian Roh Kudus dari Bapa kepada orang-orang yang percaya pada kebangkitan Yesus. Karya keselamatan Allah telah mencapai puncak dan pemenuhannya dalam seluruh karya dan hidup, kematian dan kebangkitan Yesus. Meskipun telah mencapai puncak dan pemenuhannya bukan berarti bahwa saat ini telah habis dan musnah karena karya keselamatan Allah kini tetap berlangsung dalam karya ilahi dalam Roh Kudus. Daya kebangkitan dan daya ilahi itu telah diberikan kepada kita yang percaya pada Kristus.
Yesus naik ke surga bukan untuk melupakan kita yang percaya pada-Nya, namun justru mempercayai kita untuk menjadi saksi-Nya. Kinilah saatnya bagi kita untuk ambil bagian sebagai saksi Kristus dalam hidup dan karya kita. Perutusan itu mulai dari lingkup terkecil keluarga kita masing-masing hingga lingkungan masyarakat semampu yang kita jangkau. Marilah berusaha menjadi saksi Kristus yang setia, dalam kata dan tindakan nyata. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar