Kegembiran Masa Penantian dengan
Buah Pertobatan
Bacaan Pertama: Zefanya 3:14-18a
Zefanya termasuk nabi yang bernubuat tentang masa pemulihan bagi bangsa
pilihan. Bacaan ini menjadi bagian akhir nubuat Zafanya yang berisi madah
sukacita. Meskipun masa pemulihan belum tiba, namun bangsa pilihan bersukacita
karena Allah hendak mengakhiri hukuman-Nya dan Ia berkenan tinggal di
tengah-tengah bangsa pilihan untuk membela dan menyelamatkannya.
Bacaan Kedua: Filipi 4:4-7
Paulus mengajak umat untuk bersukacita karena iman terhadap Yesus Kristus.
Yesus Kristus adalah Putera Allah, Tuhan yang dekat dengan kita sehingga kita
tidak perlu takut dan khawatir dalam segala sesuatu. Iman perlu disertai dengan
rasa bangga dan perlu diwujudkan dalam tindakan kebaikan.
Bacaan Injil: Lukas 3:10-18
Setelah memulai warta tentang pertobatan dan baptisan tobat, Yohanes
Pembaptis mengajarkan tentang perwujudan iman sebagai buah dari pertobatan.
Hal-hal manusiawi dipandang oleh Yohanes secara positif sehingga menjadi
gambaran iman dan pertobatan. Tindakan dan kebaikan manusiawi yang dianggap
biasa akan lebih berdaya guna bila didasarkan pada iman. Apalagi iman itu
diperbaharui dengan pertobatan.
Atas pertanyaan orang biasa, Yohanes Pembaptis menyarankan perwujudan iman
dengan perbuatan baik terhadap sesama yang nampaknya lumrah tapi justru menjadi
keprihatinan atas kebutuhan dasar manusia. Perbuatan baik itu menyangkut
kebutuhan pakaian dan makanan bagi sesama. Dua helai baju dan makanan
mengungkapkan situasi yang standar dalam kecukupan kebutuhan pokok. Situasi
ekonomi yang cukup makan dan cukup pakaian bukanlah halangan untuk berbuat baik
kepada sesama. Untuk berbuat kebaikan, seseorang tidak perlu menunggu banyak
harta karena apapun kondisi seseorang tetaplah memiliki peluang untuk berbuat
baik.
Para pemungut cukai ternyata juga datang untuk dibaptis oleh Yohanes.
Mereka juga bertanya tentang perbuatan yang harus mereka lakukan. Para pemungut
cukai dinilai berdosa karena mereka cenderung menarik pajak melebihi jumlah
yang seharusnya. Para pemungut cukai umumnya memakai uang pribadi untuk setoran
pajak kepada pemerintahan Romawi sehingga sepanjang tahun itu mereka menarik
pajak sesuka hati mereka. Pemungut cukai juga disebut sebagai kaki tangan
kekaisaran Romawi yang menjajah daerah mereka.
Para pemungut cukai sebenarnya telah mendapatkan upah sebagai pegawai pajak
dari fee yang telah ditentukan dari jumlah tarikan pajak. Namun mereka merasa
tidak cukup untuk hidup sebagai pejabat pemerintah. Yohanes Pembaptis meminta
para pemungut cukai untuk mencukupi kebutuhan mereka dari gaji mereka dan bukan
justru memperkaya diri dengan menaikkan pajak.
Para prajurit juga datang kepada Yohanes dan bertanya tentang apa yang
harus mereka lakukan. Para prajurit pada waktu itu seringkali menindas rakyat
dan merampas hak milik rakyat. Mereka merasa menjadi bagian dari penguasa dan
bertindak sewenang-wenang. Hasil rampasan seringkali dipakai untuk
bersenang-senang dan berfoya-foya. Yohanes meminta mereka untuk bijaksana dalam
hidup sebagai prajurit dengan tidak memeras dan merampas. Mereka bertugas
menjaga keamanan, bukan pembuat ancaman ketentraman. Mereka telah mendapatkan
gaji dari perkerjaan sebagai tentara dan pastilah cukup untuk kebutuhan hidup
mereka meskipun tidak mewah.
Keberanian Yohanes dalam mewartakan pertobatan dan mengkritik prilaku
banyak pihak membuat sebagian orang berpikir tentang Mesias yang dijanjikan
sebagai penyelamat bangsa pilihan. Namun
Yohanes dengan tegas mengatakan bahwa dia bukanlah Mesias. Yohanes membaptis
dengan air sungai Yordan sebagai lambang baptisan tobat agar orang-orang siap
untuk menyambut kedatangan Mesias. Meskipun sikap kenabian dalam diri Yohanes
begitu hebat, namun ia tidaklah sebanding dengan Mesias yang ia persiapkan
jalannya. Yohanes bahkan mengungkapkan kerendahan hatinya bahwa ia tidak layak
meskipun hanya membuka tali kasut Sang Mesias.
Yohanes melanjutkan bahwa Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus dan api.
Hal ini melambangkan kekuasaan ilahi dalam diri Mesias. Baptisan Mesias adalah
peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya yang disempurnakan dengan turunnya Roh
Kudus atas para rasul. Baptisan itu akan berlangsung selamanya karena mereka
yang percaya kepada Mesias akan mendapat daya ilahi yang menyelamatkan.
Yohanes memberikan sebuah perumpamaan tentang Mesias. Alat penampi telah
berada di tangan Mesias. Penampi adalah alat untuk memisahkan biji gandum dari
kotoran jerami dan dari gandum yang tak berisi. Dengan alat penampi, biji-biji
gandum dilemparkan ke atas sehingga debu jerami dan gandum yang tak berisi akan
melayang dan terbawa angin. Hanya biji gandum yang bernas akan masuk ke
pengirikan dan akan disimpan dalam lumbung. Sedangkan debu jerami akan dibuang dan
dibakar. Demikianlah kehadiran Mesias akan memilah dan memilih orang yang
diselamatkan karena iman dan perbuatannya.
Warta keselamatan mulai dengan pertobatan, telah kita dengarkan. Pada kita
dituntut sikap pembaharuan diri terus-menerus. Minggu ketiga Adven disebut
Minggu Gaudete, bersukacitalah. Kita menanti kehadiran Sang Penyelamat dengan
sukacita yang melambangkan antusiasme, sehingga secara aktif membaharui diri
dan mempersiapkan diri agar layak menyambut Mesias dalam diri kita dan dalam
kebersamaan dengan sesama, terutama dalam keluarga. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar