Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Kamis, 24 Desember 2015

HR. Natal (Pagi)



Keluarga Bergembira karena Kehadiran Kristus

Bacaan Pertama: Yesaya 52:7-10
Yesaya mengungkapkan kegembiraan bangsa pilihan ketika Allah memulihkan penyelamatan bagi umat-Nya. Keruntuhan Yerusalem terjadi karena raja yang tidak setia pada Allah, namun pada masa pemulihan Allah akan merajai umat-Nya dengan menghadirkan Mesias ke dunia ini.

Bacaan Kedua: Ibrani 1:1-6
Surat kepada Orang Ibrani ini menjelaskan hakikat Allah Putera yang dilahirkan ke dunia ini. Allah berkehendak menyelamatkan manusia dalam rencana penyelamatan sejak dahulu dengan memilih para nabi untuk menyuarakan kehendak Allah. Rencana penyelamatan Allah memuncak dalam diri Kristus, Putera Allah yang dilahirkan ke dunia ini. Karena Kristuslah, maka manusia dapat disebut sebagai anak-anak Allah. Allah yang menjadi Manusia inilah yang mengikutsertakan manusia dalam kemuliaan keselamatan Allah.

Bacaan Injil: Yohanes 1:1-18

Injil Yohanes mengungkapkan peristiwa inkarnasi, Allah yang menjadi Manusia, dengan bahasa yang berbeda dari Injil sinoptik (Matius, Markus, Lukas). Yohanes menyebut pada mulanya Yesus adalah Firman yang telah bersama-sama dengan Allah. Yesus adalah Sabda Allah yang menjadi Manusia. Sabda Allah ada dalam persekutuan abadi dalam ke-Allah-an sehingga dari sejak semula telah bersama Allah, dan ikut serta dalam penciptaan dunia ini. Segala sesuatu diciptakan Allah dalam Sabdanya sehingga Yesus berperan dalam penciptaan dunia ini.
Kebenaran Allah berpuncak pada rencana keselamatan-Nya. Sabda Allah telah disampaikan bagi manusia, namun manusia enggan untuk mendengarnya. Dosalah yang menjadikan manusia tinggal dalam kegelapan dosa. Terang yang telah ditanamkan dalam hidup manusia akan bercahaya ketika manusia tinggal dalam Sabda Allah.
Yohanes Pembaptis disinggung dalam bagian Injil ini. Peranan Yohanes tidak lebih penting dari peran Sang Sabda yang menjadi Manusia. Namun demikian, Yohanes justru menyiapkan akan terang yang ada dalam diri Sang Sabda mampu diterima cahayanya oleh banyak orang.
Sabda yang pada mulanya adalah Sabda itu, menjadi manusia. Allah yang menjadi manusia memiliki sifat manusia, kecuali dalam hal dosa. Allah rela meninggalkan surga dan hadir dalam martabat manusia justru untuk mengangkat manusia yang telah cemar akibat dosa. Sabda yang menjadi Manusia turun ke dunia dalam cara kelahiran yang sangat manusiawi. Namun demikian, Sabda yang menjadi Manusia itu tanpa intervensi pihak manusia.
Yesus Kristuslah Sabda yang menjadi Manusia dan tinggal di antara kita. Dalam diri Kristus, kita disebut sebagai anak-anak Allah justru diikutsertakan dalam status Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Allah yang tinggal dalam dunia ini hendak hadir pula dalam diri kita masing-masing bersama dalam keluarga. Yesus menampilkan wajah Allah bagi dunia ini. Tidak seorang pun yang masih hidup di dunia ini telah melihat Allah, namun kita dapat melihat wajah Allah dalam diri Yesus yang adalah Putera Allah.
Keluarga dikehendaki sebagai jalan keselamatan Allah yang menghadirkan Yesus Kristus dalam keluarga. Hendaknya kita menyambut kehadiran Kristus dalam keluarga kita masing-masing. Kita menyediakan “palungan” yang layak bagi Yesus, bukan menyediakan “kandang” bagi-Nya. Palungan hati kita yang siap menerima dan membagi rahmat Allah. Sama seperti wadah pakan domba yang diisi untuk disantap domba. Sementara itu, peran kita adalah para gembala yang ikut serta menjaga dan merawat keselamatan diri dan sesama dengan mengembangkan dan membagikan rahmat Allah dalam diri kita. Keluarga harus mampu saling menyelamatkan. Masing-masing anggota keluarga harus bisa menampilkan wajah Kristus bagi yang lain.
Terang itu telah datang dalam diri Kristus sebagai Juru Selamat bagi kita. Mari semakin hidup sebagai anak-anak terang, mampu bersyukur atas rahmat Allah dan membaginya bagi sesama. Selamat Natal. Berkat Allah semakin melimpah atas kita semua. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar