Keluarga Menyambut Kehadiran
Kristus
Bacaan Pertama: Yesaya 9:1-6
Pada masa keterpurukan bangsa pilihan saat pembuangan, Yesaya menyampaikan
nubuat pembebasan yang berasal dari Allah. Allah tidak akan membiarkan bangsa
itu tinggal dalam kegelapan, namun akan menerbitkan terang keselamatan.
Penyelamatan Tuhan terjadi dengan cara melahirkan Putera-Nya ke dunia ini yang
akan memimpin manusia pada keadilan dan kebenaran.
Bacaan Kedua: Titus 2:11-14
Paulus mengajak agar Titus senantiasa bersyukur atas keselamatan Allah
dalam diri Yesus Kristus. Keselamatan Allah berusaha mendidik dan mengarahkan
tindakan manusia agar selaras dengan keselamatan itu. Hidup bijaksana, adil dan
beriman menjadi kunci keselamatan sehingga harus meninggalkan kesalahan dan
dosa.
Bacaan Injil: Lukas 2:1-14
Lukas mengisahkan kelahiran Yesus secara lebih lengkap sehingga menjadi
selaras ketika dikaitkan dengan kisah kelahiran Yesus dari Injil lain. Sama
seperti ketika mengisahkan awal karya Yohanes Pembaptis, Lukas juga
menyampaikan data historis sebelum menyampaikan kisah kelahiran Yesus. Kaisar
Agustus, nama lengkapnya adalah Gaius Yulius Caesar Octavianus, memerintah
kekaisaran Romawi pada tahun 27 SM hingga tahun 14 M. Ia mengeluarkan perintah
sensus penduduk di seluruh wilayah Romawi pada tahun 8 SM, namun pelaksanaannya
barulah beberapa tahun kemudian mengingat sensus itu baru pertama kali diadakan
dan wilayah Romawi teramat luas waktu itu. Sensus itu dimaksudkan untuk
menunjukkan besarnya kekuasaan kekaisaran Romawi, sekaligus untuk menentukan
besarnya pajak yang ditarik dari rakyat.
Kirenius (Sulpicius Quirenius) menjadi wali negeri Siria selama dua
periode, 4 SM-1 M dan 2-6 M. Sensus yang disebutkan Lukas dimungkinkan sensus
yang diadakan oleh pemerintahan sebelumnya dan selesai pada periode pertama
Kirenius sebagai wali negeri Siria. Pada saat inilah Yusuf dan Maria pergi ke
kota Daud, Betlehem, untuk mendaftarkan diri dalam sensus. Maria diberi
keterangan “tunangannya” padahal waktu itu Yusuf telah mengambil Maria sebagai
isterinya sehingga bisa didaftarkan sebagai keluarga Daud. Bagi Lukas, sebutan
tunangannya menjadi penting karena kelahiran Mesias mutlak kehendak Allah dan
tanpa intervensi dari Yusuf. Kepergian sensus ini juga hendak menunjukkan bahwa
Mesias yang hendak dilahirkan adalah keturunan Daud. Dengan data historis ini,
diperkirakan Yesus lahir pada tahun 5-4 SM.
Ketika sensus itulah tiba saatnya bagi Maria untuk melahirkan. Keterangan
“anaknya yang sulung” bukan berarti bahwa Maria melahirkan lagi selain Yesus. Sebutan
itu secara umum untuk menyebut anak pertama, entah ada anak yang lain atau
tidak, karena anak pertama memiliki kedudukan dan hak-hak istimewa. Anak yang
baru lahir itu ternyata hanya dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di
dalam palungan karena tidak ada tempat di rumah penginapan. Rumah penginapan (Yun:
kataluma) bukanlah hotel (pandokheion), namun rumah keluarga yang
memiliki ruangan bangsal untuk tempat berkumpul dan beristirahat bagi
keluarga-keluarga keturunan Daud. Ruangan bangsal itu pastilah tidak
menyediakan ruang yang nyaman bagi Maria untuk melahirkan dan menempatkan Yesus
yang baru lahir. Dalam keterbatasan itulah, yang memungkinkan bagi Maria dan
Yusuf adalah membungkus Yesus dengan kain seadanya dan meletakkan-Nya pada
palungan yang menempel di dinding rumah bangsal tersebut. Palungan adalah
tempat untuk memberi makan ternak (lembu atau domba).
Pada saat kelahiran Yesus itu, di tempat berbeda para gembala mendapat
kabar kelahiran Yesus pada malam hari. Para gembala pada musim panas harus
menggembalakan ternaknya pada malam hari untuk menghindari terik matahari.
Malaikat yang tiba-tiba berdiri di hadapan para gembala di malam hari itulah
yang membuat suasana ketakutan dari mereka. Pada saat itulah malaikat memberi kabar
sukacita bahwa Juru Selamat telah lahir di kota Daud dengan tanda-tanda bayi
yang dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan.
Palungan identik dengan kandang dan gembala indentik dengan tugas menjaga
domba gembalaan. Hal ini seperti pengingatan dan pengulangan sejarah bangsa
pilihan. Mesias disebut tunas dari tunggul Isai dan disebut juga keturunan
Daud. Isai adalah ayah Daud. Pada saat Nabi Samuel hendak mengurapi salah satu
anak Isai sebagai raja, namun ia tidak mengerti siapa yang harus diurapinya.
Tujuh anak Isai tidak dikehendaki Allah setelah ditunjukkan kepada Samuel,
namun Allah justru menghendaki Daud yang sedang menggembalakan kambing domba
untuk diurapi menjadi raja oleh Samuel. Maka ada kesejajaran tugas
penggembalaan antara Daud dengan Yesus. Mesias, “yang terurapi” dan baru
dilahirkan, adalah sosok yang lekat dengan dunia penggembalaan karena tugas
utamanya adalah menjaga dan mengarahkan manusia untuk sampai pada keselamatan
Allah.
Pesan Natal bersama PGI-KWI tahun ini adalah “Hidup Bersama sebagai
Keluarga Allah”. Hakikat keluarga ada dalam keluarga kita masing-masing yang
bercermin pada keluarga kudus di Nazareth. Keluarga kristiani harus mampu
melahirkan dan menghadirkan Kristus yang menyelamatkan anggota keluarga dan
sesama. Pilihan Allah melahirkan Yesus bukan hanya kesederhanaan Maria dan
Yusuf sebagai keluarga, namun terutama karena iman keduanya yang mendalam
terhadap rencana keselamatan Allah. Selain keluarga inti yang harus dibangun
dengan kesetiaan cinta dan iman, kita juga harus membangun dunia sebagai
keluarga besar. Keluarga besar dunia ini tentu memiliki rumah bersama, yakni
bumi ini. Maka kita pun diminta untuk merawat dan melestarikan bumi yang
diciptakan Allah dalam keadaan baik adanya.
Selamat Natal! Rahmat dan berkat Allah menyertai kita. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar