Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Kamis, 24 Desember 2015

Malam Natal



Keluarga Menyambut Kehadiran Kristus

Bacaan Pertama: Yesaya 9:1-6
Pada masa keterpurukan bangsa pilihan saat pembuangan, Yesaya menyampaikan nubuat pembebasan yang berasal dari Allah. Allah tidak akan membiarkan bangsa itu tinggal dalam kegelapan, namun akan menerbitkan terang keselamatan. Penyelamatan Tuhan terjadi dengan cara melahirkan Putera-Nya ke dunia ini yang akan memimpin manusia pada keadilan dan kebenaran.

Bacaan Kedua: Titus 2:11-14
Paulus mengajak agar Titus senantiasa bersyukur atas keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus. Keselamatan Allah berusaha mendidik dan mengarahkan tindakan manusia agar selaras dengan keselamatan itu. Hidup bijaksana, adil dan beriman menjadi kunci keselamatan sehingga harus meninggalkan kesalahan dan dosa.

Bacaan Injil: Lukas 2:1-14

Lukas mengisahkan kelahiran Yesus secara lebih lengkap sehingga menjadi selaras ketika dikaitkan dengan kisah kelahiran Yesus dari Injil lain. Sama seperti ketika mengisahkan awal karya Yohanes Pembaptis, Lukas juga menyampaikan data historis sebelum menyampaikan kisah kelahiran Yesus. Kaisar Agustus, nama lengkapnya adalah Gaius Yulius Caesar Octavianus, memerintah kekaisaran Romawi pada tahun 27 SM hingga tahun 14 M. Ia mengeluarkan perintah sensus penduduk di seluruh wilayah Romawi pada tahun 8 SM, namun pelaksanaannya barulah beberapa tahun kemudian mengingat sensus itu baru pertama kali diadakan dan wilayah Romawi teramat luas waktu itu. Sensus itu dimaksudkan untuk menunjukkan besarnya kekuasaan kekaisaran Romawi, sekaligus untuk menentukan besarnya pajak yang ditarik dari rakyat.
Kirenius (Sulpicius Quirenius) menjadi wali negeri Siria selama dua periode, 4 SM-1 M dan 2-6 M. Sensus yang disebutkan Lukas dimungkinkan sensus yang diadakan oleh pemerintahan sebelumnya dan selesai pada periode pertama Kirenius sebagai wali negeri Siria. Pada saat inilah Yusuf dan Maria pergi ke kota Daud, Betlehem, untuk mendaftarkan diri dalam sensus. Maria diberi keterangan “tunangannya” padahal waktu itu Yusuf telah mengambil Maria sebagai isterinya sehingga bisa didaftarkan sebagai keluarga Daud. Bagi Lukas, sebutan tunangannya menjadi penting karena kelahiran Mesias mutlak kehendak Allah dan tanpa intervensi dari Yusuf. Kepergian sensus ini juga hendak menunjukkan bahwa Mesias yang hendak dilahirkan adalah keturunan Daud. Dengan data historis ini, diperkirakan Yesus lahir pada tahun 5-4 SM.
Ketika sensus itulah tiba saatnya bagi Maria untuk melahirkan. Keterangan “anaknya yang sulung” bukan berarti bahwa Maria melahirkan lagi selain Yesus. Sebutan itu secara umum untuk menyebut anak pertama, entah ada anak yang lain atau tidak, karena anak pertama memiliki kedudukan dan hak-hak istimewa. Anak yang baru lahir itu ternyata hanya dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan karena tidak ada tempat di rumah penginapan. Rumah penginapan (Yun: kataluma) bukanlah hotel (pandokheion), namun rumah keluarga yang memiliki ruangan bangsal untuk tempat berkumpul dan beristirahat bagi keluarga-keluarga keturunan Daud. Ruangan bangsal itu pastilah tidak menyediakan ruang yang nyaman bagi Maria untuk melahirkan dan menempatkan Yesus yang baru lahir. Dalam keterbatasan itulah, yang memungkinkan bagi Maria dan Yusuf adalah membungkus Yesus dengan kain seadanya dan meletakkan-Nya pada palungan yang menempel di dinding rumah bangsal tersebut. Palungan adalah tempat untuk memberi makan ternak (lembu atau domba).
Pada saat kelahiran Yesus itu, di tempat berbeda para gembala mendapat kabar kelahiran Yesus pada malam hari. Para gembala pada musim panas harus menggembalakan ternaknya pada malam hari untuk menghindari terik matahari. Malaikat yang tiba-tiba berdiri di hadapan para gembala di malam hari itulah yang membuat suasana ketakutan dari mereka. Pada saat itulah malaikat memberi kabar sukacita bahwa Juru Selamat telah lahir di kota Daud dengan tanda-tanda bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan.
Palungan identik dengan kandang dan gembala indentik dengan tugas menjaga domba gembalaan. Hal ini seperti pengingatan dan pengulangan sejarah bangsa pilihan. Mesias disebut tunas dari tunggul Isai dan disebut juga keturunan Daud. Isai adalah ayah Daud. Pada saat Nabi Samuel hendak mengurapi salah satu anak Isai sebagai raja, namun ia tidak mengerti siapa yang harus diurapinya. Tujuh anak Isai tidak dikehendaki Allah setelah ditunjukkan kepada Samuel, namun Allah justru menghendaki Daud yang sedang menggembalakan kambing domba untuk diurapi menjadi raja oleh Samuel. Maka ada kesejajaran tugas penggembalaan antara Daud dengan Yesus. Mesias, “yang terurapi” dan baru dilahirkan, adalah sosok yang lekat dengan dunia penggembalaan karena tugas utamanya adalah menjaga dan mengarahkan manusia untuk sampai pada keselamatan Allah.
Pesan Natal bersama PGI-KWI tahun ini adalah “Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah”. Hakikat keluarga ada dalam keluarga kita masing-masing yang bercermin pada keluarga kudus di Nazareth. Keluarga kristiani harus mampu melahirkan dan menghadirkan Kristus yang menyelamatkan anggota keluarga dan sesama. Pilihan Allah melahirkan Yesus bukan hanya kesederhanaan Maria dan Yusuf sebagai keluarga, namun terutama karena iman keduanya yang mendalam terhadap rencana keselamatan Allah. Selain keluarga inti yang harus dibangun dengan kesetiaan cinta dan iman, kita juga harus membangun dunia sebagai keluarga besar. Keluarga besar dunia ini tentu memiliki rumah bersama, yakni bumi ini. Maka kita pun diminta untuk merawat dan melestarikan bumi yang diciptakan Allah dalam keadaan baik adanya.
Selamat Natal! Rahmat dan berkat Allah menyertai kita. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar