Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 26 Maret 2016

Vigili Paskah, Tahun C



Kebangkitan yang Menghidupkan Iman

Bacaan Pertama: Kejadian 1:1 – 2:2
Allah menciptakan dunia seisinya secara bertahap selama tujuh hari dan berpuncak pada karya penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia menurut gambar Allah dan Ia menyebut manusia ciptaannya itu sungguh sangat baik. Manusia dikehendaki beranak-cucu dan menguasai bumi seisinya dalam arti memakai dan menjaganya demi kelangsungan semua ciptaan.

Bacaan Kedua: Kejadian 22:1-18
Abraham dijanjikan berkat, keturunan dan tanah terjanji. Namun ketika ia telah memiliki Ishak sebagai anak tunggal, justru Allah menginginkan anak itu menjadi kurban persembahan. Abraham taat kepada Allah dengan menyiapkan Ishak sebagai kurban sembelihan dan ternyata Allah menyediakan anak domba sebagai pengganti Ishak. Ketaatan Abraham berkenan di hadapan Allah dan Ia mengulangi janji-Nya terhadap Abraham.

Bacaan Ketiga: Keluaran 14:15 – 15:1
Allah mengeluarkan bangsa pilihan dari tanah Mesir dengan cara yang mengagumkan. Lewat tongkat Musa, Allah membelah laut Merah sehingga bangsa itu bisa melintasi dasar laut yang telah kering. Allah kemudian menutup kembali air laut yang tadinya terbelah sehingga tentara Mesir yang sedang mengejar bangsa pilihan tenggelam ke dasar laut. Karya keselamatan Allah menimbulkan iman yang semakin mendalam.

Bacaan Keempat: Yesaya 54:5-14
Allah setia dalam mencintai umat-Nya. Allah adalah penyelamat, penebus dan tak kan meninggalkan umat yang dicintai-Nya. Allah tidak sungguh murka dan tidak sungguh meninggalkan umat pilihan-Nya meskipun berkali-kali Ia dikhianati. Allah senantiasa mengusahakan jalan keselamatan bagi manusia.

Bacaan Kelima: Yesaya 55:1-11
Yesaya bernubuat tentang kepenuhan masa yang membahagiakan karena Allah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia. Allah telah merencanakan keselamatan-Nya sejak dahulu. Siapa yang mencari Allah tidak akan mendapat kesia-siaan sebab Allah menyediakan jalan keselamatan-Nya.

Bacaan Keenam: Barukh 3:9-15.32 – 4:4
Allah memberikan kebijaksanaannya agar manusia dapat hidup secara arif dan mencapai keselamatan kekal. Di butuhkan pertobatan dan perubahan hidup untuk menerima kebijaksanaan Allah. Kebijaksanaan Allah harus ditemukan dan dimiliki selamanya, serta tak boleh lepas lagi. Kebijaksanaan Allah yang dihadirkan ke dunia itu nantinya tergenapi dalam diri Yesus Kristus.

Bacaan Ketujuh: Yehezkiel 36:16-17a.18-28
Peristiwa pembuangan ke Babilonia merupakan peristiwa tragis bagi bangsa pilihan. Bangsa itu merasa Allah telah meninggalkan mereka dan tidak mendengarkan keluh kesah mereka. Padahal bangsa itulah yang menajiskan diri karena tidak setia kepada Allah. Allah hendak menggembalikan bangsa pilihan itu ke tanah terjanji, namun Ia harus mengambil hati yang membatu dan mengganti dengan hati yang baru.

Bacaan Kedelapan/Epistola: Roma 6:3-11
Warta Rasul Paulus tentang iman akan kematian dan kebangkitan Kristus meneguhkan perjuangan iman para murid Kristus. Baptisan telah menyatukan orang-orang kristen dengan kematian Kristus dan juga disatukan dengan kebangkitan-Nya. Kematian Kristus menjadi rahmat karena ada kebangkitan yang mulia. Kristus tidak dikuasai maut kerena Ia mati untuk mengalahkan maut dengan kebangkitan-Nya. Baptisan harus dimaknai sebagai kematian terhadap dosa karena telah ditebus oleh kematian Kristus dan hidup bagi Allah dalam kebangkitan-Nya.

Bacaan Injil: Lukas 24:1-12

Malam Paskah dirayakan secara meriah dan panjang karena bersifat tuguran, bersama Yesus merayakan saat-saat kebangkitan-Nya. Liturgi dimulai dengan upacara pemberkatan api baru di depan gereja dan pemberkatan lilin Paskah, dilanjutkan dengan exsultet/pujian paskah, liturgi sabda, liturgi baptis, dan liturgi ekaristi. Pada malam Paskah disediakan 9 bacaan dalam liturgi sabda, 7 dari Perjanjian Lama dan 2 dari Perjanjian Baru. Bacaan hendaknya dibacakan semuanya, namun dengan alasan tertentu bacaan Perjanjian Lama dapat dikurangi sehingga dibacakan tiga bacaan dan Kitab Keluaran 14 wajib dibacakan. Bacaan Perjanjian Baru, Epistola dan Injil juga tidak boleh ditiadakan.
Injil Lukas mengisahkan berita pertama kali tentang kebangkitan Yesus sesudah kematian-Nya. Lukas memulai dengan menyebutkan, “Pagi-pagi benar, pada hari pertama dalam pekan”. Yesus dimakamkan sore hari menjelang hari Sabat, sehingga tiga hari kemudian barulah para perempuan yang disebut Lukas mengunjungi makam Yesus. Menurut nama hari pada kalender kita sekarang, Yesus wafat pada hari Jumat dan Minggu pagi para perempuan mengunjungi makam-Nya.
Para perempuan, yang kemudian diketahui bernama Maria Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus, membawa rempah-rempah dengan maksud hendak memburati jenazah Yesus karena pemakaman Yesus begitu terburu-buru karena menjelang hari Sabat yang tidak diperkenankan menguburkan seseorang. Dalam Lukas 23:50-56a dikisahkan secara singkat pemakaman Yesus. Para perempuan menyaksikan pemakaman itu dan mengetahui bahwa jenazah Yesus belum sempat diburati dengan rempah-rempah. Para perempuan itu pulang untuk mempersiapkan rempah-rempah dan minyak mur, namun mereka harus menunda sampai pagi sesudah hari Sabat.
Pagi-pagi benar para perempuan itu telah berangkat ke makam Yesus. Tidak terpikir oleh mereka cara menggulingkan batu besar penutup makam, padahal mereka telah melihat di mana dan bagaimana Yesus dimakamkan. Kebodohan manusiawi ini justru menunjukkan keagunggan Allah karena mereka tidak perlu lagi menggulingkan batu penutup makam, bahkan tidak perlu menyediakan rempah-rempah karena Yesus telah bangkit.
Ketika menyaksikan batu penutup makam telah terbuka, para perempuan itu masuk dan termangu-mangu karena tidak menemukan jenazah Yesus. Batu yang terguling dan jenazah Yesus tidak ditemukan belum membuat para perempuan itu tahu bahwa Yesus telah bangkit. Pastilah mereka berpikir bahwa jenazah Yesus telah dipindahkan. Maka, makam kosong bukanlah bukti otentik kebangkitan Yesus. Bukti kebangkitan adalah penampakan Yesus yang telah bangkit. Dalam Injil Lukas, penampakan itu diawali dengan penampakan dua malaikat yang mengabarkan kebangkitan Yesus kepada para perempuan itu.
Sesudah pelihat penampakan dua malaikat yang mengabarkan kebangkitan Yesus, para perempuan itu kembali untuk menceritakannya kepada kesebelas murid Yesus. Namun para murid tidak percaya pada kabar yang mereka ceritakan. Masuk akal bahwa para murid tidak mempercayai perkataan para perempuan ini. Dalam persidangan, seorang perempuan tidak boleh menjadi saksi. Kebangkitan jauh lebih besar dari peristiwa di persidangan, maka kesaksian para perempuan tidak langsung mereka percayai. Namun demikian, ternyata Allah memakai para perempuan untuk pertama kali mengabarkan berita tentang kebangkitan Yesus.
Berita yang dianggap kabar bohong oleh para murid tetap membuat Petrus penasaran. Ia segera berlari ke kubur Yesus, menjenguk ke dalam dan hanya melihat kain kafan saja. Petrus mulai percaya tapi ragu-ragu terhadap kebangkitan Yesus. Ia bertanya-tanya dalam hati memperkirakan yang telah terjadi terhadap Yesus yang sudah dimakamkan. Petrus akan menjadi yakin dengan kebangkitan Yesus ketika Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya, termasuk kepada Petrus.
Kebangkitan akhirnya membuat para murid bangkit lagi dalam kepercayaan kepada Yesus dan mereka penuh semangat mewartakan kebangkitan itu, dan mengajarkan cinta kasih kepada banyak orang. Pada saat Yesus hendak dijatuhi hukuman mati, para murid melarikan diri karena tidak berani menjadi saksi ajaran dan tindakan Yesus. Namun sesudah kematian dan kebangkitan Yesus, para murid dengan berani menjadi saksi kebangkitan-Nya. Kebangkitan menjadi berarti ketika orang beriman semakin beriman dan mewujudkan cinta kasih dalam kehidupan. Selamat Paskah! (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar