Maria, Teladan Pelaksana Sabda
Allah
Bacaan Pertama: 1Taw. 15:3-4.15-16; 16:1-2
Daud membuat kemah Tuhan yang dikhususkan untuk menempatkan Tabut
Perjanjian dan tampat untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Tabut
Perjanjian menjadi simbol kehadiran Allah di tengah bangsa pilihan. Peran Tabut
Perjanjian menjadi lambang berkat Allah yang menyertai bangsa pilihan.
Bacaan Kedua: 1Kor. 15:54-57
Paulus dalam surat kepada jemaat di Korintus ini seolah-oleh secara
terbuka menantang maut. Paulus memakai kiasan sebagaimana biasa umat yang berasal
dari Yunani yang berpikir tentang kehidupan sesudah kematian. Sengat maut atau
senjata maut adalah dosa karena seringkali kematian disebabkan karena
pembunuhan. Selain itu, dosa menjadikan maut menang dan menakutkan karena
seseorang akan mendapatkan kesengsaraan abadi di neraka. Namun demikian,
kebangkitan Kristus telah memberikan harapan bahwa sesudah kematian tidaklah
menguasai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Manusia yang mengalami kematian
di dunia ini, tidak akan mengalami kematian kekal karena ada kebangkitan dalam
Kristus.
Bacaan Injil: Luk. 11:27-28
Kutipan ini hanya dimiliki oleh Injil Lukas. Lukas menempatkan kisah
singkat ini dalam kaitan Yesus yang mengajar dalam berbagai perumpamaan dan
juga menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Yesus ditampilkan menjadi fokus
perhatian banyak orang yang mengikuti-Nya. Orang banyak mengagumi Yesus yang
mengajar dengan penuh kewibawaan sekaligus mampu mengadakan mukjizat, meskipun
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mulai mencobai Yesus untuk mencari-cari
kesalahan Yesus.
Dalam konteks inilah, ketika Yesus sedang mengajar dengan perumpamaan
tentang kembalinya roh jahat, seorang perempuan berseru betapa bahagia ibu yang
telah melahirkan dan mengasuh Yesus. Seruan ini tentu berasal dari rasa kagum
perempuan itu terhadap Yesus. Di balik ungkapan itu, perempuan itu juga
membayangkan betapa dirinya sendiri akan bahagia bila anaknya mampu berbuat
seperti yang dilakukan Yesus. Namun demikian, ungkapan manusiawi perempuan yang
memuji ibu yang telah melahirkan Yesus belum mampu menangkap sepenuhnya bahwa
Yesus adalah Mesias yang dilahirkan ke dunia ini.
Atas seruan pujian perempuan terhadap ibu Yesus ini, Yesus menjawab dengan
berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang medengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya”. Secara sepintas Yesus tidak menghargai peran Maria yang telah
mengandung, melahirkan dan membesarkan-Nya. Namun sebenarnya, ungkapan Yesus
ini bukan hendak merendahkan posisi Maria yang telah mengandung dan
membesarkan-Nya.
Justru dalam ungkapan ini, Yesus ingin menegaskan bahwa Marialah yang
telah mendengarkan firman Allah dan telah memeliharanya. Maria dalam Injil
Lukas diceritakan menerima kabar gembira bahwa ia akan mengandung Yesus, Putera
Allah (Luk. 1:26 dst). Meskipun awalnya ragu-ragu, namun kemudian Maria
menerima tugas untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Keterkandungan
Yesus dinyatakan dengan sabda Allah lewat malaikat-Nya, sekaligus Yesus sendiri
adalah Sabda Allah yang menjadi manusia. Dengan demikian, Maria telah menerima
Firman Allah dan memelihara Firman itu dengan melaksanakan perintah Allah dan
dengan setia mengasuh Yesus, Sang Sabda Allah.
Yesus hendak menekankan bahwa yang menjadi manusia utama dan berbahagia
adalah Maria yang telah menerima dan melaksanakan kehendak Allah. Kebahagiaan
Maria dalam melaksanakan firman Allah ini juga hendaknya dirasakan oleh orang-orang
yang telah mendengarkan pengajaran Yesus. Kata “mereka” dalam ungkapan Yesus
berarti hendak memasukkan banyak orang bersama Maria yang berbahagia karena
telah menerima firman Allah dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kita, Maria adalah ibu Tuhan. Ia dipilih dan dipersiapkan oleh Allah
untuk mengandung dan melahirkan Juru Selamat. Maria menjadi Ibu yang utama
dalam keteladanan iman. Maria kita hormati karena perannya untuk menghadirkan
Yesus ke dunia ini. Maria tidak terpisahkan dari Yesus Kristus. Penghormatan
kita terhadap Maria menjadi jalan untuk sampai kepada Yesus Kristus, Tuhan
kita. Yesus telah bangkit dan naik ke surga dengan mulia, maka wajarlah sebagai
Manusia yang dilahirkan oleh Maria, Yesus tidak melupakan ibu-Nya. Pastilah
Maria mendapat tempat terhormat di surga dalam bilangan para kudus Allah. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar