Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 15 Agustus 2015

Minggu Biasa XX B, HR Maria diangkat ke surga



Maria, Teladan Pelaksana Sabda Allah

Bacaan Pertama: 1Taw. 15:3-4.15-16; 16:1-2
Daud membuat kemah Tuhan yang dikhususkan untuk menempatkan Tabut Perjanjian dan tampat untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Tabut Perjanjian menjadi simbol kehadiran Allah di tengah bangsa pilihan. Peran Tabut Perjanjian menjadi lambang berkat Allah yang menyertai bangsa pilihan.

Bacaan Kedua: 1Kor. 15:54-57
Paulus dalam surat kepada jemaat di Korintus ini seolah-oleh secara terbuka menantang maut. Paulus memakai kiasan sebagaimana biasa umat yang berasal dari Yunani yang berpikir tentang kehidupan sesudah kematian. Sengat maut atau senjata maut adalah dosa karena seringkali kematian disebabkan karena pembunuhan. Selain itu, dosa menjadikan maut menang dan menakutkan karena seseorang akan mendapatkan kesengsaraan abadi di neraka. Namun demikian, kebangkitan Kristus telah memberikan harapan bahwa sesudah kematian tidaklah menguasai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Manusia yang mengalami kematian di dunia ini, tidak akan mengalami kematian kekal karena ada kebangkitan dalam Kristus.

Bacaan Injil: Luk. 11:27-28

Kutipan ini hanya dimiliki oleh Injil Lukas. Lukas menempatkan kisah singkat ini dalam kaitan Yesus yang mengajar dalam berbagai perumpamaan dan juga menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Yesus ditampilkan menjadi fokus perhatian banyak orang yang mengikuti-Nya. Orang banyak mengagumi Yesus yang mengajar dengan penuh kewibawaan sekaligus mampu mengadakan mukjizat, meskipun orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mulai mencobai Yesus untuk mencari-cari kesalahan Yesus.
Dalam konteks inilah, ketika Yesus sedang mengajar dengan perumpamaan tentang kembalinya roh jahat, seorang perempuan berseru betapa bahagia ibu yang telah melahirkan dan mengasuh Yesus. Seruan ini tentu berasal dari rasa kagum perempuan itu terhadap Yesus. Di balik ungkapan itu, perempuan itu juga membayangkan betapa dirinya sendiri akan bahagia bila anaknya mampu berbuat seperti yang dilakukan Yesus. Namun demikian, ungkapan manusiawi perempuan yang memuji ibu yang telah melahirkan Yesus belum mampu menangkap sepenuhnya bahwa Yesus adalah Mesias yang dilahirkan ke dunia ini.
Atas seruan pujian perempuan terhadap ibu Yesus ini, Yesus menjawab dengan berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang medengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Secara sepintas Yesus tidak menghargai peran Maria yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan-Nya. Namun sebenarnya, ungkapan Yesus ini bukan hendak merendahkan posisi Maria yang telah mengandung dan membesarkan-Nya.
Justru dalam ungkapan ini, Yesus ingin menegaskan bahwa Marialah yang telah mendengarkan firman Allah dan telah memeliharanya. Maria dalam Injil Lukas diceritakan menerima kabar gembira bahwa ia akan mengandung Yesus, Putera Allah (Luk. 1:26 dst). Meskipun awalnya ragu-ragu, namun kemudian Maria menerima tugas untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Keterkandungan Yesus dinyatakan dengan sabda Allah lewat malaikat-Nya, sekaligus Yesus sendiri adalah Sabda Allah yang menjadi manusia. Dengan demikian, Maria telah menerima Firman Allah dan memelihara Firman itu dengan melaksanakan perintah Allah dan dengan setia mengasuh Yesus, Sang Sabda Allah.
Yesus hendak menekankan bahwa yang menjadi manusia utama dan berbahagia adalah Maria yang telah menerima dan melaksanakan kehendak Allah. Kebahagiaan Maria dalam melaksanakan firman Allah ini juga hendaknya dirasakan oleh orang-orang yang telah mendengarkan pengajaran Yesus. Kata “mereka” dalam ungkapan Yesus berarti hendak memasukkan banyak orang bersama Maria yang berbahagia karena telah menerima firman Allah dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kita, Maria adalah ibu Tuhan. Ia dipilih dan dipersiapkan oleh Allah untuk mengandung dan melahirkan Juru Selamat. Maria menjadi Ibu yang utama dalam keteladanan iman. Maria kita hormati karena perannya untuk menghadirkan Yesus ke dunia ini. Maria tidak terpisahkan dari Yesus Kristus. Penghormatan kita terhadap Maria menjadi jalan untuk sampai kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Yesus telah bangkit dan naik ke surga dengan mulia, maka wajarlah sebagai Manusia yang dilahirkan oleh Maria, Yesus tidak melupakan ibu-Nya. Pastilah Maria mendapat tempat terhormat di surga dalam bilangan para kudus Allah. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar