Roti dari Surga
Bacaan Pertama: Kel. 16:2-4.12-15
Kutipan dari Kitab Keluaran ini mengisahkan bangsa pilihan yang sedang
dibebaskan Allah dari perbudakan di Mesir untuk dibawa kembali ke tanah Kanaan.
Pada saat bangsa pilihan itu berjalan di padang gurun, mereka kelaparan dan
membayangkan daging dan roti yang tersedia di Mesir meskipun mereka tanpa
kebebasan. Allah kemudian mendatangkan banyak burung butuh dan menurunkan roti
dari surga untuk kebutuhan makan mereka di padang gurun itu.
Bacaan Kedua: Ef. 4: 17.20-24
Paulus menasihati jemaat di Efesus agar mereka sungguh menjadi manusia
baru sebagai murid Kristus. Mereka harus meninggalkan cara hidup lama yang
sia-sia karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hidup sebagai manusia baru
adalah hidup dalam kebenaran dan dalam kekudusan.
Bacaan Injil: Yoh. 6:24-35
Sesudah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan, banyak orang terus
mencari Yesus. Sesudah menggandakan roti dan ikan, Yesus memang menyingkir
karena banyak orang menginginkan Yesus menjadi raja yang dapat memimpin mereka
sehingga terbebas dari kelaparan dan dari penjajahan kekaisaran Romawi. Ketika
orang berbondong-bondong menjumpai Yesus, Ia tidak menjawab kapan Ia sampai di
seberang danau Galilea. Yesus langsung membicarakan motivasi banyak orang itu
mencari Yesus, yakni karena mereka telah kenyang karena makan roti yang
digandakan Yesus.
Dalam dialog pembuka ini, Yesus masuk pada pemahaman yang lebih dalam dari
roti yang mengenyangkan pada roti yang mendatangkan hidup kekal. Roti kehidupan
kekal itu akan diberikan oleh Anak Manusia, Yesus sendiri, namun orang harus
bekerja untuk mendapatkan roti hidup itu. Paham orang belumlah sampai pada
maksud roti hidup kekal yang disampaikan Yesus karena dalam dialog selanjutnya
orang bertanya tentang pekerjaan yang dikehendaki Allah. Tentu dalam pikiran
banyak orang, pekerjaan itu sama seperti pekerjaan pada umumnya agar mereka
mendapat gaji untuk mencukupi kebutuhan harian mereka.
Dalam dialog selanjutnya, Yesus semakin dalam menarik orang agar memahami
kebenaran bahwa pekerjaan yang dikehendaki Allah adalah percaya kepada Dia yang
diutus Allah. Percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah merupakan pekerjaan,
bukan pekerjaan duniawi, namun pekerjaan rohani dan ilahi. Hal inipun tidak
dipahami dengan baik oleh banyak orang karena mereka masih juga menanyakan
tanda dari Yesus agar mereka percaya dan bertanya tentang tindakan-tindakan
besar dan ajaib yang dilakukan Yesus.
Pertanyaan banyak orang ini kontras dengan motivasi mereka yang mencari
Yesus karena mereka telah kenyang roti dari mukjizat penggandaan roti. Orang
banyak itu mengingat kembali kisah kenabian Musa dahulu yang mendapat tanda
dari Allah dengan menurunkan roti dari langit. Mereka menginginkan Yesus
menampilkan diri seperti Musa yang menjadi tokoh pembebas dari penindasan
bangsa lain.
Yesus kembali mengajak orang banyak itu pada pemahaman bahwa diri-Nya
adalah roti hidup yang telah turun dari surga. Yesus sebagai roti hidup tidak
mengenyangkan kebutuhan perut, namun menjadi santapan rohani yang memberikan
hidup kekal. Percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah menjadi jalan masuk agar
orang menerima ajaran Yesus, sekaligus menerima pengurbanan dan penebusan Yesus
yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya untuk dibagi kepada banyak orang yang
percaya kepada-Nya. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar