Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 01 Agustus 2015

Minggu Biasa XVIII, Tahun B



Roti dari Surga

Bacaan Pertama: Kel. 16:2-4.12-15
Kutipan dari Kitab Keluaran ini mengisahkan bangsa pilihan yang sedang dibebaskan Allah dari perbudakan di Mesir untuk dibawa kembali ke tanah Kanaan. Pada saat bangsa pilihan itu berjalan di padang gurun, mereka kelaparan dan membayangkan daging dan roti yang tersedia di Mesir meskipun mereka tanpa kebebasan. Allah kemudian mendatangkan banyak burung butuh dan menurunkan roti dari surga untuk kebutuhan makan mereka di padang gurun itu.

Bacaan Kedua: Ef. 4: 17.20-24
Paulus menasihati jemaat di Efesus agar mereka sungguh menjadi manusia baru sebagai murid Kristus. Mereka harus meninggalkan cara hidup lama yang sia-sia karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hidup sebagai manusia baru adalah hidup dalam kebenaran dan dalam kekudusan.

Bacaan Injil: Yoh. 6:24-35

Sesudah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan, banyak orang terus mencari Yesus. Sesudah menggandakan roti dan ikan, Yesus memang menyingkir karena banyak orang menginginkan Yesus menjadi raja yang dapat memimpin mereka sehingga terbebas dari kelaparan dan dari penjajahan kekaisaran Romawi. Ketika orang berbondong-bondong menjumpai Yesus, Ia tidak menjawab kapan Ia sampai di seberang danau Galilea. Yesus langsung membicarakan motivasi banyak orang itu mencari Yesus, yakni karena mereka telah kenyang karena makan roti yang digandakan Yesus.
Dalam dialog pembuka ini, Yesus masuk pada pemahaman yang lebih dalam dari roti yang mengenyangkan pada roti yang mendatangkan hidup kekal. Roti kehidupan kekal itu akan diberikan oleh Anak Manusia, Yesus sendiri, namun orang harus bekerja untuk mendapatkan roti hidup itu. Paham orang belumlah sampai pada maksud roti hidup kekal yang disampaikan Yesus karena dalam dialog selanjutnya orang bertanya tentang pekerjaan yang dikehendaki Allah. Tentu dalam pikiran banyak orang, pekerjaan itu sama seperti pekerjaan pada umumnya agar mereka mendapat gaji untuk mencukupi kebutuhan harian mereka.
Dalam dialog selanjutnya, Yesus semakin dalam menarik orang agar memahami kebenaran bahwa pekerjaan yang dikehendaki Allah adalah percaya kepada Dia yang diutus Allah. Percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah merupakan pekerjaan, bukan pekerjaan duniawi, namun pekerjaan rohani dan ilahi. Hal inipun tidak dipahami dengan baik oleh banyak orang karena mereka masih juga menanyakan tanda dari Yesus agar mereka percaya dan bertanya tentang tindakan-tindakan besar dan ajaib yang dilakukan Yesus.
Pertanyaan banyak orang ini kontras dengan motivasi mereka yang mencari Yesus karena mereka telah kenyang roti dari mukjizat penggandaan roti. Orang banyak itu mengingat kembali kisah kenabian Musa dahulu yang mendapat tanda dari Allah dengan menurunkan roti dari langit. Mereka menginginkan Yesus menampilkan diri seperti Musa yang menjadi tokoh pembebas dari penindasan bangsa lain.
Yesus kembali mengajak orang banyak itu pada pemahaman bahwa diri-Nya adalah roti hidup yang telah turun dari surga. Yesus sebagai roti hidup tidak mengenyangkan kebutuhan perut, namun menjadi santapan rohani yang memberikan hidup kekal. Percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah menjadi jalan masuk agar orang menerima ajaran Yesus, sekaligus menerima pengurbanan dan penebusan Yesus yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya untuk dibagi kepada banyak orang yang percaya kepada-Nya. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar