Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 11 April 2015

Minggu Paskah II, Tahun B



Damai Sejahtera bagi Kamu!

Bacaan Pertama: Kis. 4:32-35
Jemaat Perdana adalah orang yang percaya kepada kebangkitan Kristus yang dipimpin oleh para rasul. Mereka berkumpul dan sehati-sejiwa untuk meneruskan cinta kasih kristiani, saling memperhatikan dan bertanggungjawab terhadap kebutuhan sesama.

Bacaan Kedua: 1Yoh. 5:1-6
Yohanes memberikan nasihat agar orang-orang yang percaya kepada Yesus melaksanakan cinta kasih yang telah diteladankan oleh-Nya. Iman akan Yesus yang telah dilahirkan Allah ke dunia ini akan menguatkan manusia untuk mengalahkan dunia. Iman akan Yesus sebagai Anak Domba Allah telah melahirkan kembali orang-orang beriman dengan air, darah dan Roh.

Bacaan Injil: Yoh. 20:19-31

Bacaan Injil ini menampilkan penampakan Yesus yang sudah bangkit kepada murid-murid-Nya. Situasi kematian Yesus membuat para murid takut terhadap para pemuka agama Yahudi dan orang banyak. Mereka menyembunyikan diri dari aktivitas masyarakat dan berkumpul dalam sebuah rumah yang terkunci rapat.
Meskipun rumah dalam keadaan terkunci, namun Yesus yang telah bangkit datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Kata-kata pertama yang disampaikan oleh Yesus yang telah bangkit itu adalah “Damai sejahtera bagi kamu”. Kata-kata ini diulang hingga tiga kali dalam kutipan Injil ini. Situasi para murid jelaslah kacau, takut dan tidak ada kedamaian sedikit pun. Pesan damai ditekankan oleh Yesus agar para murid tidak takut terhadap ancaman kematian dan juga tidak dendam terhadap orang-orang yang telah menyalibkan Yesus.
Yesus membuktikan bahwa Ia yang datang adalah Guru dan Tuhan yang telah disalibkan dan dimakamkan. Ia menunjukkan bekas luka pada tangan dan lambung-Nya. Sosok Yesus yang telah bangkit pastilah memiliki badan yang mulia, namun para murid dapat mengenali ciri-ciri Yesus, bahkan bekas luka peristiwa salib tetap menjadi ciri Yesus yang menebus dosa dengan kesengsaraan-Nya.
Damai sejahtera yang dikehendaki Yesus pada gilirannya mengandung tugas perutusan bagi para murid-Nya. Yesus dilahirkan ke dunia menjadi utusan Bapa agar menusia memiliki keselamatan. Setelah kesengsaraan, wafat dan kematian Yesus, Ia kemudian bangkit dan hendak pergi kepada Bapa. Tugas Yesus pada kedatangan-Nya sebagai manusia telah usai, meskipun Ia tetap meneguhkan orang-orang yang percaya pada-Nya. Kini giliran para muridlah yang menjadi utusan bagi kabar keselamatan yang telah dibawa oleh Yesus. Para murid telah mendengarkan ajaran Yesus, menyaksikan karya Yesus dan menjadi saksi kebangkitan-Nya, merekalah yang menjadi utusan untuk bersaksi tentang Yesus.
Yesus yang telah bangkit itu, kemudian menghembusi para murid untuk memberikan Roh Kudus pada mereka. Roh kudus adalah Roh cinta kasih yang harus ada pada diri para murid. Roh itu memberi kuasa untuk mengampuni dosa. Inilah simbol kuasa yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul-Nya dan kemudian para rasul digantikan oleh para uskup yang dibantu oleh para imam. Para rasul dan kaum tertahbis itu kemudian memiliki kuasa pengampunan dosa.
Kisah penampakan pada para murid ini tidak dihadiri oleh Thomas. Meskipun telah diceritakan kepadanya tentang penampakan Yesus yang sudah bangkit, namun Thomas tetap tidak percaya. Ia bahkan belum akan percaya bila belum mencucukkan sendiri jarinya kedalam bekas paku pada tangan Yesus dan mencucukkan tangannya pada bekas luka di lambung Yesus. Pernyataan Thomas ini mengandung pemahaman bahwa Yesus telah wafat dengan tubuh yang telah rusak. Bagi Thomas tidak ada kemungkinan untuk kebangkitan Yesus. Namun demikian, ketika delapan hari kemudian para murid berkumpul kembali Yesus menampakkan diri-Nya.
Sapaan Yesus dalam penampakan kedua kepada para murid ini setelah menyampaikan salam damai, Yesus langsung tertuju kepada Thomas. Yesus meminta Thomas untuk mencucukkan jari dan tangannya pada belas luka di tangan dan lambung-Nya. Thomas tidak berbuat seperti yang telah dikatakannya dan diminta oleh Yesus. Ia percaya pada kebangkitan Yesus dan berucap “Ya, Tuhanku dan Allahku”. Yesus mengingatkan Thomas dan kita semua bahwa kebangkitan Yesus sungguh terjadi. Yesus meminta bahwa orang-orang yang percaya pada kebangkitan Yesus akan berbahagia, bukan harus terlebih dahulu melihat Yesus yang telah bangkit. Banyak orang kemudian tidak menyaksikan penampakan Yesus yang telah bangkit, namun mereka percaya pada kesaksian para rasul yang menyaksikan penampakan itu.
Bagi kita saat ini, Thomas mewakili diri kita yang sering kurang percaya pada kebangkitan Yesus dan penyertaan-Nya dalam hidup kita. Kita seringkali enggan untuk menyertakan Yesus dalam perjuangan hidup, atau bahkan lari dari Yesus demi kehendak manusiawi kita. Yesus yang bangkit memberi harapan iman dan hidup damai bagi kita, mengingatkan pula bahwa kita harus mengampuni orang lain karena kita telah menerima Roh Kudus. Paskah yang didahului oleh salib bukanlah kesedihan mendalam, namun sukacita karena penebusan yang mendamaikan kita dengan Allah dan sesama. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar