Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Jumat, 03 April 2015

Jumat Agung



Salib Kristus yang Menyelamatkan

Bacaan Pertama: Yes. 52:13 – 53:12
Yesaya merenungkan betapa Allah mengasihi manusia dan berusaha menyelamatkannya. Dari bangsa yang percaya kepada Allah akan muncul Hamba Yahwe yang menderita demi penyelamatan manusia. Hamba Yahwe yang penuh kesengsaraan dan mengalami maut, justru menjadi silih bagi dosa bangsa pilihan. Hamba Yahwe yang menderita itu akan tergenapi dalam diri Yesus Kristus.

Bacaan Kedua: Ibr. 4:14-16; 15:7-9
Yesus adalah Imam Agung yang mengurbankan diri-Nya sendiri sebagai tebusan bagi dosa manusia. Seluruh hidup dan karya Yesus diarahkan bagi keselamatan manusia sehingga ketaatan-Nya pada Bapa menjadikan diri-Nya rela menanggung kesengsaraan dan maut.

Bacaan Injil/Pasio: Yoh. 18:1 – 19:42

Pada liturgi Jumat Agung ditampilkan lagi pasio atau kisah sengsara Tuhan Yesus. Pasio Jumat Agung selalu mengambil dari Injil Yohanes yang langsung dimulai pada peristiwa sesudah perjamuan Paskah ketika Yesus menyeberangi sungai Kidron pada suatu taman. Tampaknya hampir selalu sama pasio dari masing-masing Injil. Namun bila kita cermati lebih dalam, Injil Yohanes menyajikan kisah sengsara sebagai kegenapan dan penyempurnaan tugas perutusan Yesus sebagai Juru Selamat.
Yesus yang mengalami kesengsaraan dan penderitaan mulai dari penangkapan di taman itu, terus saja berbuat kebaikan dan cinta kasih. Ia tidak menghindar dari penderitaan dengan melarikan diri atau melawan dengan kekerasan. Ia justru melarang Petrus mempergunakan pedangnya. Ketika ditampar oleh seorang serdadu, Yesus juga tidak melawan meskipun Ia mencoba merubah pemahaman serdadu itu.
Dalam dialog Yesus dengan Pilatus termuat pemahaman bahwa Yesus berasal dari kemuliaan Allah (atas) sehingga kekuasaan yang dimiliki Yesus pun merupakan kuasa ilahi. Yesus sebagai Raja bukan secara duniawi, namun Ia adalah Raja surgawi. Pernyataan bahwa Yesus berasal dari atas kembali diulang ketika Pilatus menanyakan asal Yesus. Pilatus menyadari bahwa Yesus tidaklah mengancam kekuasaannya sebagai raja di wilayah Yudea. Pilatus tidak mendapati kesalahan dalam diri Yesus, namun ia takut terhadap orang Yahudi yang mulai mengancam kedudukannya. Pilatus akhirnya menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
Salib Yesus merupakan jalan peninggian bagi-Nya. Ia terangkat dan tergantung antara langit dan bumi. Ia ditinggilan di kayu salib sebagai pengantara antara manusia dengan Allah, sebagai tebusan bagi dosa manusia agar dipulihkan martabat manusia yang cemar akibat dosa. Pada salib pula mengalir darah dan air dari lambung Yesus sebagai lambang pembasuhan dosa manusia. Darah dan air ini pula yang dilanjutkan dalam sakramen-sakramen Gereja. Pada akhir kisah sengsara ini, ditampilkan peristiwa pemakaman Yesus yang tergesa-gesa. Pemakaman Yesus menjadi penyempurna wafat Yesus di kayu salib. Namun demikian, kegelapan makam dan kekuasaan maut akan dikalahkan dengan kebangkitan-Nya.
Ada banyak tokoh yang ditampilkan dalam pasio menurut Injil Yohanes. Dari banyak tokoh itu pula kita bisa bercermin sikap iman kita, apakah kita setia mengikuti Yesus, menyangkal dan melarikan diri, percaya tetapi tidak berbuat apa-apa, ikut terhasut untuk mengolok Yesus, ataukah kita siap mengikuti salib Yesus dan tetap berdiri di bawah salib-Nya?
Pada liturgi Jumat Agung terdapat tiga bagian, yakni Liturgi Sabda, Penyembahan Salib dan Komuni Kudus. Liturgi sabda yang berpuncak pada Pasio dilanjutkan dengan penyembahan salib. Kesengsaraan dan wafat Yesus di katu salib bukanlah suatu kesedihan tanpa harapan. Salib Kristus justru hendak mengikutsertakan diri kita pada kemuliaan Allah karena Kristus menjadi kurban silih bagi dosa kita. Dengan demikian, penyembahan salib yang dilakukan bukan melayat Yesus yang wafat, namun justru kita berbangga dengan salib yang akan mendatangkan kebangkitan itu.
Akhir bagian Liturgi Jumat Agung adalah Komuni Suci. Kurban salib Kristus senantiasa diulang dalam kurban Kristus di atas altar. Pada kesempatan ini memang tidak diadakan Ekaristi, namun diadakan penerimaan Komuni Kudus sebagai pemenuhan kurban Kristus yang kita terima. Komuni ini diharapkan kita dapat menyatukan diri kita dengan kurban Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar