Maria Ratu Damai

Maria Ratu Damai

Sabtu, 18 Juni 2016

Minggu Biasa XII, Tahun C



Mengikuti Yesus

Bacaan Pertama: Zakharia 12:10-11; 13:1
Zakharia bernubuat tentang perkabungan yang akan menimpa Yerusalem. Perkabungan itu justru akan mendatangkan berkat yang berasal dari Allah. “Lalu mereka akan memandang dia yang mereka tikam…” kutipan yang mengingatkan banyak orang Yerusalem ketika menyaksikan Yesus yang tertikam saat kematian-Nya di kayu salib.

Bacaan Kedua: Galatia 3:26-29
Paulus menekankan kesatuan dalam iman akan Yesus Kristus. Baptisan menyatukan semua orang dalam diri Kristus dan diangkat sebagai anak-anak Allah. Persatuan ini melampaui segala perbedaan, baik berdasarkan suku, status, maupun jenis kelamin. Semua orang yang percaya kepada Kristus adalah milik Kristus dan sama-sama berhak menerima janji keselamatan Allah.

Bacaan Injil: Lukas 9:18-24

Ketika itu sesudah peristiwa penggandaan roti dan ikan, Yesus sedang berdoa seorang diri dan kemudian para murid datang mendekati-Nya. Situasi ketika itu tentulah tenang, jauh dari hiruk-pikuk orang banyak yang telah diberi makan oleh Yesus dengan menggandakan lima roti dan dua ikan (ay.10-17).  Dalam doa-Nya, Yesus memiliki waktu sendirian untuk berkomunikasi dengan Bapa-Nya. Sedang ketika para murid mendekati-Nya, Yesus memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan kelompok para rasul yang dipilih-Nya.
Tidak dikatakan dalam Injil tentang isi doa Yesus ketika sendirian berdoa. Tiba-tiba saja Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?”. Ingatan para murid tentu saja tertuju pada orang banyak yang telah kenyang karena mukjizat penggandaan roti dan ikan. Penilaian orang banyak melihat bahwa Yesus identik dengan Yohanes Pembaptis, Elia atau nabi zaman dahulu yang telah bangkit. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang mewartakan pertobatan tanpa takut menghadapi siapapun. Hal yang tidak ditangkap orang banyak adalah Yohanes sebagai tokoh persiapan sebelum kedatangan Mesias. Penilaian bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis menandakan bahwa orang banyak belum mengerti bahwa Yesus adalah Mesias.
Orang banyak juga mengatakan bahwa Yesus adalah Nabi Elia. Elia merupakan salah satu nabi besar yang melakukan banyak mukjizat, bahkan dapat membangkitkan orang mati dan Elia tidak mengalami kematian. Orang banyak menilai bahwa Yesus banyak mengadakan mukjizat sama seperti Elia dan ada harapan bahwa Yesus juga tidak akan mengalami kematian seperti Elia. Sementara pandangan Yesus sebagai nabi zaman dahulu yang telah bangkit menandakan pemahaman bahwa Yesus memiliki ciri-ciri nabi, namun sekedar manusia bukan Mesias.
Tiga identitas menurut orang banyak itu tentu jauh dari paham tentang Mesias yang sesungguhnya. Yesus kemudian mencari tahu jawaban para murid tentang diri-Nya. Petrus mewakili para murid menjawab, “Engkaulah Mesias dari Allah”. Jawaban inilah yang paling tepat dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Ajaran dan karya Yesus, termasuk mukjizat yang dibuat-Nya merupakan ciri Mesias yang telah dijanjikan Allah. Namun demikian, Yesus dengan keras melarang para murid memberitahukan identitas Yesus yang sesungguhnya.
Yesus melarang karena belum ada pemahaman yang benar tentang Mesias bagi banyak orang. Paham benar tentang Mesias juga saat itu belum dimengerti dengan baik oleh para murid, meskipun Petrus sanggup mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Orang banyak mengharapkan kehadiran Mesias sebagai pembebas bangsa itu agar memerdekakan dari penindasan kekaisaran Romawi saat itu. Jawaban orang banyak tentang Yesus yang disebut sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau nabi yang telah bangkit menandakan penilaian bahwa Yesus layak menjadi pemimpin, sekaligus berharap bahwa Yesus memimpin pembebasan secara fisik/duniawi.
Atas alasan paham yang belum sama itulah, maka Yesus mengatakan bahwa Mesias, Anak Manusia, harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para tua-tua, oleh para imam kepala dan ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Penderitaan Yesus yang dikatakan-Nya ini nyata dalam peristiwa salib. Mesias memimpin pembebasan secara rohani dan memerdekakan manusia dari dosa untuk keselamatan kekal. Kepemimpinan Mesias ini  tidak menempatkan Yesus sebagai raja duniawi, namun sebagai Raja Surgawi.
Yesus adalah Mesias dari Allah, sehingga Yesus tidak diukur berdasarkan penilaian duniawi. Demikian juga, para murid sebagai pengikut Yesus diukur berdasarkan keselamatan yang dari Allah. Yesus menanggung penderitaan hingga wafat di kayu salib, para murid pun dituntut Yesus untuk menempuh jalan keselamatan meskipun harus menanggung penderitaan. Para murid Yesus harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti Yesus. Dalam hal ini, ada gerakan meninggalkan diri sendiri, agar dapat menanggung tugas kewajiban iman sebagai murid Yesus dan tetap mengikuti Yesus sebagai pemimpin menuju keselamatan. Salib adalah tanggung jawab iman yang harus kita angkat setiap hari. (R.YKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar