Mengikuti Yesus
Bacaan Pertama: Zakharia 12:10-11; 13:1
Zakharia bernubuat tentang perkabungan yang akan menimpa Yerusalem.
Perkabungan itu justru akan mendatangkan berkat yang berasal dari Allah. “Lalu
mereka akan memandang dia yang mereka tikam…” kutipan yang mengingatkan banyak
orang Yerusalem ketika menyaksikan Yesus yang tertikam saat kematian-Nya di
kayu salib.
Bacaan Kedua: Galatia 3:26-29
Paulus menekankan kesatuan dalam iman akan Yesus Kristus. Baptisan
menyatukan semua orang dalam diri Kristus dan diangkat sebagai anak-anak Allah.
Persatuan ini melampaui segala perbedaan, baik berdasarkan suku, status, maupun
jenis kelamin. Semua orang yang percaya kepada Kristus adalah milik Kristus dan
sama-sama berhak menerima janji keselamatan Allah.
Bacaan Injil: Lukas 9:18-24
Ketika itu sesudah peristiwa penggandaan roti dan ikan, Yesus sedang
berdoa seorang diri dan kemudian para murid datang mendekati-Nya. Situasi
ketika itu tentulah tenang, jauh dari hiruk-pikuk orang banyak yang telah
diberi makan oleh Yesus dengan menggandakan lima roti dan dua ikan (ay.10-17). Dalam doa-Nya, Yesus memiliki waktu sendirian
untuk berkomunikasi dengan Bapa-Nya. Sedang ketika para murid mendekati-Nya,
Yesus memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan kelompok para rasul yang
dipilih-Nya.
Tidak dikatakan dalam Injil tentang isi doa Yesus ketika sendirian berdoa.
Tiba-tiba saja Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang banyak,
siapakah Aku ini?”. Ingatan para murid tentu saja tertuju pada orang banyak
yang telah kenyang karena mukjizat penggandaan roti dan ikan. Penilaian orang
banyak melihat bahwa Yesus identik dengan Yohanes Pembaptis, Elia atau nabi
zaman dahulu yang telah bangkit. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang mewartakan
pertobatan tanpa takut menghadapi siapapun. Hal yang tidak ditangkap orang
banyak adalah Yohanes sebagai tokoh persiapan sebelum kedatangan Mesias.
Penilaian bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis menandakan bahwa orang banyak
belum mengerti bahwa Yesus adalah Mesias.
Orang banyak juga mengatakan bahwa Yesus adalah Nabi Elia. Elia merupakan
salah satu nabi besar yang melakukan banyak mukjizat, bahkan dapat
membangkitkan orang mati dan Elia tidak mengalami kematian. Orang banyak
menilai bahwa Yesus banyak mengadakan mukjizat sama seperti Elia dan ada
harapan bahwa Yesus juga tidak akan mengalami kematian seperti Elia. Sementara
pandangan Yesus sebagai nabi zaman dahulu yang telah bangkit menandakan
pemahaman bahwa Yesus memiliki ciri-ciri nabi, namun sekedar manusia bukan
Mesias.
Tiga identitas menurut orang banyak itu tentu jauh dari paham tentang
Mesias yang sesungguhnya. Yesus kemudian mencari tahu jawaban para murid
tentang diri-Nya. Petrus mewakili para murid menjawab, “Engkaulah Mesias dari
Allah”. Jawaban inilah yang paling tepat dengan mengatakan bahwa Yesus adalah
Mesias dari Allah. Ajaran dan karya Yesus, termasuk mukjizat yang dibuat-Nya
merupakan ciri Mesias yang telah dijanjikan Allah. Namun demikian, Yesus dengan
keras melarang para murid memberitahukan identitas Yesus yang sesungguhnya.
Yesus melarang karena belum ada pemahaman yang benar tentang Mesias bagi
banyak orang. Paham benar tentang Mesias juga saat itu belum dimengerti dengan
baik oleh para murid, meskipun Petrus sanggup mengatakan bahwa Yesus adalah
Mesias dari Allah. Orang banyak mengharapkan kehadiran Mesias sebagai pembebas bangsa
itu agar memerdekakan dari penindasan kekaisaran Romawi saat itu. Jawaban orang
banyak tentang Yesus yang disebut sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau nabi
yang telah bangkit menandakan penilaian bahwa Yesus layak menjadi pemimpin,
sekaligus berharap bahwa Yesus memimpin pembebasan secara fisik/duniawi.
Atas alasan paham yang belum sama itulah, maka Yesus mengatakan bahwa
Mesias, Anak Manusia, harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para
tua-tua, oleh para imam kepala dan ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada
hari ketiga. Penderitaan Yesus yang dikatakan-Nya ini nyata dalam peristiwa
salib. Mesias memimpin pembebasan secara rohani dan memerdekakan manusia dari
dosa untuk keselamatan kekal. Kepemimpinan Mesias ini tidak menempatkan Yesus sebagai raja duniawi,
namun sebagai Raja Surgawi.
Yesus adalah Mesias dari Allah, sehingga Yesus tidak diukur berdasarkan
penilaian duniawi. Demikian juga, para murid sebagai pengikut Yesus diukur
berdasarkan keselamatan yang dari Allah. Yesus menanggung penderitaan hingga wafat
di kayu salib, para murid pun dituntut Yesus untuk menempuh jalan keselamatan
meskipun harus menanggung penderitaan. Para murid Yesus harus menyangkal diri,
memikul salib setiap hari dan mengikuti Yesus. Dalam hal ini, ada gerakan
meninggalkan diri sendiri, agar dapat menanggung tugas kewajiban iman sebagai
murid Yesus dan tetap mengikuti Yesus sebagai pemimpin menuju keselamatan.
Salib adalah tanggung jawab iman yang harus kita angkat setiap hari. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar