Yesus Membersihkan bait Allah
Bacaan I: Kel. 20:1-17
Berisi tentang sepuluh perintah Allah yang diberikan kepada bangsa pilihan
lewat perantaraan Musa.
Bacaan II: 1Kor. 1:22-25
Kristus yang disalibkan bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan dan
bagi orang bukan Yahudi menjadi kebodohan. Namun bagi orang yang dipanggil
untuk percaya, salib Kristus merupakan kekuatan dan hikmat Allah.
Bacaan Injil: Yoh. 2:13-25
Menjelang perayaan Paskah Yahudi, Yesus dan murid-murid-Nya perge ke bait
Allah di Yerusalem. Yesus meneruskan tradisi keluarganya yang saleh dengan
mengikuti upacara keagamaan di bait Allah. Pada perayaan Paskah terdapat banyak
ritual keagamaan yang membutuhkan kurban persembahan. Di Pelataran bait Allah merupakan
tempat yang disediakan bagi orang kafir (non Yahudi) yang hendak ikut menyembah
Allah, namun tempat itu tidak lagi khususk karena terdapat banyak pedagang
hewan persembahan dan juga para penukar uang. Keberadaan mereka direstui oleh
para imam sebagai pengelola bait Allah. Hewan kurban harus mendapatkan
pengesahan dari para imam agar persembahan dianggap sah dan layak. Sedangkan
uang yang dipersembahkan haruslah mata uang asli Yahudi, sementara yang dipakai
dalam keseharian adalah mata uang Romawi yang bergambar kaisar. Simbol
kekaisaran tidak diperkenankan masuk ke bait Allah. Keberadaan para pedagang
hewan kurban dan penukar uang jelas mendatangkan keuntungan bagi pengelola bait
Allah.
Yesus mengusir para pedagang dan menghamburkan uang penukar ke tanah.
Yesus mengetahui bahwa keberadaan aturan persembahan telah mengaburkan makna
persembahan. Persembahan tidak lagi menjadi simbol ungkapan persembahan diri
dan syukur kepada Allah. Persembahan hanya demi tuntutan hukum dan aturan dan
justru menguntungkan sebagian orang.
Kemarahan Yesus terhadap keberadaan pedagang di bait Allah bukanlah
tertuju kepada para pedagang, namun lebih pada sistem persembahan yang diatur
oleh para pengelola bait Allah. Sikap Yesus ditentang oleh “orang-orang Yahudi”.
Injil Yohanes tidak menyebut secara spesifik orang-orang Yahudi, padahal yang
dimaksudkan jelas bukan golongan umum namun lebih pada para pembuat sistem
persembahan (para imam bait Allah). Para imam bait Allah inilah yang disebut
golongan Sanhedrin, sebagai pemuka agama Yahudi yang berwenang mengatur banyak
hal terkait ritual di bait Allah. Merekalah yang kemudian menentang tindakan
pembersihan oleh Yesus ini.
Yesus menginginkan bait Allah sebagai simbol kehadiran Allah tetap dijaga
kemurniannya. Ia menyebut bait Allah sebagai “rumah Bapa-Ku”. Tujuan ritual
keagamaan yang tidak lagi murni itulah yang mengakibatkan banyak orang tidak
menerima bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah. Dari bait Allah sebagai
simbol kehadiran Allah, Yesus bergeser pada paham bahwa diri-Nya juga merupakan
kegenapan simbol kehadiran Allah di dunia. Merombak bait Allah dan dalam tiga
hari akan didirikan kembali merupakan ungkapan Yesus bahwa tubuh-Nya akan
dihancurkan karena hukuman para pemuka agama Yahudi, namun Yesus akan
dibangkitkan kembali pada hari yang ketiga.
Para pemuka Yahudi tetap tidak percaya pada kata-kata Yesus, meskipun
mereka takut dan segan dengan pengajaran Yesus. Hasil yang didapatkan dari
tindakan pembersihan bait Allah adalah sikap yang ditunjukkan oleh para murid.
Para murid sesudah peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus sadar akan ucapan
Yesus dan mereka semakin percaya pada ucapan Yesus. Iman yang semakin mendalam
dan teguh inilah yang diharapkan oleh Yesus ada dalam diri setiap murid-Nya.
Segala aturan dan ritual keagamaan yang kita laksanakan seharusnya juga
diiringi dengan pemahaman mendalam sehingga membuat kita semakin meresapkan
iman kita. Misalnya saja dalam liturgi, terdapat simbol yang mencerminkan
kedalaman sikap iman dalam berkomunikasi dengan Allah. Ketika simbol dapat
dipahami dengan semestinya, maka liturgi bukan sekedar kewajiban seremonial
belaka. Demikian juga dengan aturan puasa dan matiraga, serta amal kasih kita
hendaknya semakin membuat kita menyadari kasih Allah dan kita semakin mengasihi
sesama. (R.YKJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar